Penyintas Kanker Ovarium Masih Bisa Punya Anak?
Halodoc, Jakarta - Kanker ovarium adalah salah satu kanker yang ditakuti oleh kalangan wanita. Pasalnya, ovarium memiliki fungsi yang penting untuk reproduksi. Ovarium menghasilkan sel telur yang kemudian akan digunakan untuk mendapatkan keturunan.
Namun, apakah benar jika mereka yang mengidap kanker ovarium masih memiliki kesempatan untuk hamil dan memiliki keturunanan sebagaimana wanita pada umumnya? Cari tahu jawabannya melalui ulasan berikut!
Baca juga: Pengidap Kanker Ovarium Tidak Boleh Konsumsi Minuman Bersoda?
Lebih Jauh Tentang Kanker Ovarium
Tidak hanya menghasilkan telur, ovarium berfungsi untuk menghasilkan hormon wanita, seperti estrogen dan progesteron. Munculnya kanker ovarium jelas mempengaruhi kemampuan wanita untuk memiliki anak kelak. Tumor kanker dapat merusak ovarium dan kemampuan wanita dalam menghasilkan telur.
Seseorang yang mengidap kanker ovarium mungkin perlu mengangkat satu atau kedua indung telur. Selain itu, kemoterapi dan perawatan radiasi yang dilakukan untuk membunuh sel kanker juga dapat memicu wanita alami menopause dini.
Kehamilan Masih Mungkin Terjadi?
Perawatan kanker ovarium akan memaksa indung telur, saluran tuba, dan rahim wanita untuk diangkat. Ini berarti seorang wanita tidak akan bisa hamil secara alami. Melansir dari Target Ovarian Cancer, jika kanker terdeteksi lebih awal, dengan hanya satu ovarium yang terlibat, atau jika seorang wanita memiliki tumor sel germinal pada ovarium, ada kemungkinan untuk mempertahankan rahim dan salah satu ovarium yang tidak terpengaruh. Sehingga kemungkinan hamil masih bisa terjadi.
Namun, perawatan yang dilakukan harus sangat hati-hati. Pasalnya, kemoterapi dapat merusak ovarium yang tersisa atau meningkatkan risiko menopause lebih awal. Oleh karena itu, penting agar para wanita pengidap kanker ovarium yang ingin memiliki anak untuk melakukan pemeriksaan rutin di rumah sakit. Ini ditujukan untuk mengetahui perkembangan dari organ reproduksi. Selain itu, pemeriksaan rutin juga penting dilakukan untuk mencegah penyakit lain yang membahayakan sistem reproduksi. Kamu pun kini bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji terlebih dahulu supaya lebih praktis.
Baca juga: Beginilah Cara Mendeteksi Kanker Ovarium
Masih Ada Cara Lain untuk Bisa Punya Anak
Jika seorang wanita terpaksa harus diangkat rahimnya, maka ia masih bisa tetap hamil dengan cara bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF). IVF adalah proses sel telur dibuahi oleh sperma dari pasangan dan kemudian ditempatkan ke dalam rahim. Bergantung pada diagnosis, biasanya sebelum tindakan dilakukan, sel telur wanita mungkin akan diambil dan simpan untuk selanjutnya dibuahi.
Cara lain yang bisa ditempuh adalah surrogate. Surrogate mother adalah sebutan untuk ibu pengganti, atau lebih tepatnya bagi perempuan yang meminjamkan rahim untuk membantu pasangan suami istri mendapatkan anak. Namun, di Indonesia metode ini tidak diperbolehkan dan dikatakan melanggar hukum. Pasalnya, hukum di Indonesia menyebutkan bahwa upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah, dan tidak boleh melibatkan pihak ketiga.
Penting, Langkah Pencegahan Kanker Ovarium
Kanker ovarium sulit untuk dicegah karena penyebabnya belum diketahui. Namun, terdapat beberapa hal yang bisa ditempuh untuk menurunkan risiko seorang wanita alami kanker ovarium, di antaranya:
- Mengonsumsi pil KB kombinasi;
- Menghindari terapi penggantian hormon;
- Tidak merokok;
- Menerapkan pola hidup sehat;
- Menjaga berat badan ideal.
Baca juga: Jangan Diabaikan, Inilah Faktor Risiko Kanker Ovarium
Sementara pada wanita yang memiliki risiko tinggi terkena kanker ovarium, operasi pengangkatan ovarium sebelum terkena kanker juga dapat ditempuh untuk meminimalkan risiko. Namun, prosedur ini biasanya dianjurkan bagi wanita yang sudah memutuskan untuk tidak akan memiliki keturunan lagi.
Referensi:
Target Ovarian Cancer. Diakses pada 2020. Fertility.
Healthline. Diakses pada 2020. Ovarian Cancer.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan