Ketahui 6 Penyebab Mata Juling pada Anak
Halodoc, Jakarta – Pernah melihat orang dengan mata juling? Mata juling biasanya bisa langsung diketahui dengan melihat bola mata yang bergerak tidak sinkron. Ternyata, mata juling tidak hanya bisa terjadi pada orang dewasa saja lho, tapi anak-anak juga. Kok bisa? Para orangtua perlu tahu, ini penyebab anak mengalami mata juling.
Mata juling atau strabismus seringkali juga terjadi pada masa kanak-kanak. Mata juling disebabkan, karena otot mata yang terhubung ke otak tidak bekerja dengan tepat. Akibatnya, gerakan mata menjadi berbeda, padahal seharusnya kedua bola mata bergerak ke arah yang sama.
Mata juling pada anak bisa mengakibatkan kedua bola mata mengarah ke luar (divergen) atau mengarah ke dalam (konvergen). Mata juling pada anak juga bisa terjadi dengan kondisi mata yang tidak sejajar, misalnya bola mata yang kanan lebih tinggi atau lebih rendah daripada yang kiri.
Baca juga: 4 Pertanyaan Seputar Mata Juling
Penyebab Mata Juling pada Anak
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan otot mata anak tidak bekerja dengan tepat, tapi kelainan genetik dipercaya berpengaruh terhadap terjadinya mata juling. Selain kelainan genetik, beberapa faktor berikut juga bisa meningkatkan risiko mata juling pada anak:
-
Lahir secara prematur
-
Pernah mengalami cedera kepala
-
Mengidap hidrosefalus
-
Anak-anak yang lahir dengan sindrom down
-
Mengidap tumor otak
-
Memiliki gangguan penglihatan, seperti rabun jauh atau katarak.
Banyak orangtua yang kurang memberi perhatian yang serius pada kelainan mata anak yang satu ini. Padahal, mata juling yang dibiarkan terlalu lama bisa menyebabkan penglihatan ganda. Karena itulah, sangat penting bagi para orangtua untuk mengetahui gejala mata juling pada anak.
Baca juga: Waspada Mata Juling dan Menyala Saat Kena Sinar, Disebabkan Retinoblastoma
Gejala Mata Juling pada Anak
Gejala mata juling yang utama adalah pergerakkan mata yang tidak sama di saat yang bersamaan. Umumnya, satu mata yang garis pandangnya ke depan lebih dominan, sedangkan satu mata lainnya yang garis pandangnya tidak selalu ke depan lebih lemah. Mata yang dominan memiliki kemampuan fokus dan hubungan dengan otak yang jauh lebih baik.
Sedangkan mata yang lebih lemah, biasanya tidak bisa fokus dan tidak terhubung baik dengan otak. Bila terpapar sinar matahari, salah satu mata juga refleks akan langsung menyipit atau menutup, sehingga hal ini seringkali membuat anak terjatuh atau menabrak saat berjalan.
Sebagian anak dengan mata juling juga sering mengeluh memiliki pandangan yang kabur atau ganda. Sedangkan pada anak kecil yang belum bisa berkomunikasi dengan baik, mata juling akan membuatnya sering menyipitkan mata atau memiringkan atau memutar kepala ketika sedang berusaha melihat sesuatu agar lebih jelas. Bila ibu mendapati Si Kecil sering melakukan kebiasaan tersebut, sebaiknya segera periksakan ia ke dokter mata.
Tahukah ibu, dengan membawa anak ke dokter mata segera setelah gejala awal mata juling ditemukan, pengobatan bisa dilakukan sedini mungkin. Pengobatan mata juling yang dilakukan ketika anak masih berusia muda akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan bila pengobatan dilakukan ketika ia sudah dewasa. Sebaliknya, bila mata juling tidak mendapatkan perawatan yang tepat, kemungkinan otak tidak akan menangkap sinyal yang diberikan oleh bagian mata yang lemah.
Hal ini bisa menyebabkan anak mengalami mata malas atau amblyopia yang tidak mampu fokus. Bahkan, kondisi tersebut juga bisa menyebabkan anak kehilangan penglihatannya secara total. Karena itu, jangan remehkan mata juling pada anak dan segera bicarakan ke dokter spesialis mata untuk mendapatkan pengobatan yang tepat untuk anak.
Baca juga: Mata Juling Bisa Disembuhkan atau Tidak?
Untuk melakukan pemeriksaan mata juling, sekarang ibu sudah bisa langsung membuat janji dengan dokter pilihan di rumah sakit sesuai domisili ibu dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Mudah bukan? Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan