Penyebab Frozen Shoulder Bukan Terpapar AC, Simak Di Sini Penjelasannya
Halodoc, Jakarta –Frozen shoulder kerap dikaitkan dengan paparan AC, padahal sebenarnya ini tidak menjadi penyebab utama. Frozen shoulder sendiri adalah kondisi umum di mana bahu menegang sehingga mengurangi mobilitasnya. Istilah frozen shoulder sering digunakan secara salah untuk arthritis, tetapi kedua kondisi ini tidak berhubungan. Frozen shoulder mengacu khusus pada sendi bahu, sedangkan arthritis dapat merujuk ke sendi lain atau banyak.
Kondisi ini biasanya memengaruhi orang yang berusia antara 40 dan 60 tahun, dan lebih mungkin terjadi pada perempuan ketimbang laki-laki. Pundak terdiri dari tiga tulang, bahu, tulang selangka, dan tulang lengan atas.
Bahu memiliki sambungan bola dan soket. Kepala bulat tulang lengan atas pas ke dalam soket ini. Jaringan ikat, yang dikenal sebagai kapsul bahu, mengelilingi sendi ini. Cairan sinovial memungkinkan sendi bergerak tanpa gesekan.
Frozen shoulder dianggap terjadi ketika jaringan parut terbentuk di bahu. Ini menyebabkan kapsul sendi bahu menebal dan mengencang, sehingga menyisakan ruang gerak yang lebih sedikit. Gerakan bisa menjadi kaku dan menyakitkan. Penyebab sebenarnya tidak sepenuhnya dipahami sehingga tidak selalu dapat diidentifikasi.
Kebanyakan orang dengan frozen shoulder mengalami imobilitas sebagai akibat dari cedera atau fraktur baru-baru ini. Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami frozen shoulder, seperti:
-
Peningkatan usia
-
Jenis kelamin, perempuan lebih sering mengalami frozen shoulder
-
Mengalami trauma akibat kecelakaan
-
Mengidap diabetes
-
Hipertiroidisme atau tiroid yang terlalu aktif
-
hipotiroidisme atau tiroid yang kurang aktif
-
Penyakit kardiovaskular
-
Penyakit Parkinson
Bagaimana Cara Penanganannya?
Pengobatan dari frozen shoulder dilakukan dengan tujuan mengurangi rasa sakit dan mempertahankan mobilitas dan fleksibilitas di bahu. Pemulihan bisa berjalan lambat dan gejala dapat bertahan selama beberapa tahun. Beberapa metode penyembuhannya adalah sebagai berikut:
-
Obat penghilang rasa sakit
Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen yang dapat mengurangi peradangan dan mengurangi rasa sakit ringan. Acetaminophen (parasetamol, tylenol) direkomendasikan untuk penggunaan jangka panjang. Tidak semua obat penghilang rasa sakit cocok, jadi penting untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan rekomendasi yang tepat sesuai kebutuhan.
-
Menggunakan Kompres Hangat dan Dingin
Kompres hangat dan dingin dapat dilakukan secara bergantian untuk membantu mengurangi rasa sakit dan bengkak.
-
Suntikan Kortikosteroid
Suntikan ini termasuk jenis hormon steroid yang dapat mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Namun, suntikan kortikosteroid yang berulang-ulang tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan efek samping, termasuk kerusakan lebih lanjut pada bahu.
-
Stimulasi Saraf Listrik Transkutan (TENS)
Stimulasi ini bekerja dengan mematikan ujung saraf di sumsum tulang belakang yang mengontrol rasa sakit. Mesin TENS mengirimkan saraf kecil ke elektroda atau bantalan listrik kecil yang diterapkan pada kulit di bahu yang terkena.
-
Terapi fisik
Terapi ini dapat dilakukan untuk meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas tanpa memaksakan bahu atau menyebabkan terlalu banyak rasa sakit.
-
Artroskopi Bahu
Jenis operasi minimal invasif yang digunakan dalam persentase kecil kasus. Endoskopi kecil atau tabung dimasukkan melalui sayatan kecil ke sendi bahu untuk menghilangkan jaringan parut atau adhesi.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai frozen shoulder serta penanganan yang perlu dilakukan, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Baca juga:
- Sering Bawa Barang Berat, Waspada Frozen Shoulder
- Microsleep, Tidur Singkat yang Membahayakan Kesehatan