Kanker Hati
Apa Itu Kanker Hati?
Kanker hati adalah tumor ganas yang berawal dari organ hati. Salah satu gejala kanker hati yaitu mudah merasa kenyang meski makan sedikit.
Masalah kesehatan ini muncul saat sel yang ada pada organ hati mengalami mutasi, berkembang secara tidak terkendali, dan membentuk tumor.
Bagi tubuh, organ hati mempunyai banyak sekali peran penting. Misalnya, membantu menetralkan racun pada tubuh, berfungsi untuk membentuk protein dan proses pembekuan darah, serta mendukung metabolisme sekaligus kerja dari beberapa hormon pada tubuh.
Ada beberapa jenis kanker yang bisa terjadi pada organ hati, dengan karsinoma hepatoseluler menjadi jenis kanker hati yang paling sering terjadi.
Sementara itu, jenis kanker hati yang lain, seperti kolangiokarsinoma intrahepatik dan hepatoblastoma, lebih jarang terjadi.
Jenis Kanker Hati
Berdasarkan jenisnya, kanker hati terbagi menjadi kanker hati primer dan sekunder. Penjelasan lengkap mengenai setiap jenis kanker tersebut seperti berikut ini.
Kanker hati primer
Ini adalah jenis kanker pada liver yang terjadi atau berawal dari organ hati itu sendiri. Kanker ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
1. Hepatocellular carcinoma
Pertama adalah hepatocellular carcinoma, kanker liver yang berawal dari sel hepatosit, sel utama yang berperan dalam membangun jaringan pada organ hati.
Setidaknya, sebanyak 75 persen dari semua kasus kanker hati adalah hepatocellular carcinoma.
2. Liver angiosarcoma
Kemudian, ada liver angiosarcoma, kanker hati yang berawal dari sel pembuluh darah pada organ hati.
Jenis ini cenderung berkembang dengan pesat dan kerap kali baru terlihat gejalanya pada stadium yang sudah cukup parah.
3. Cholangiocarcinoma
Selanjutnya, cholangiocarcinoma, jenis kanker hati yang muncul pada sel saluran empedu.
Kanker ini dapat berawal dari saluran empedu yang berada pada organ hati atau intrahepatik, bisa juga terjadi pada saluran empedu yang lokasinya ada pada luar organ hati atau ekstrahepatik.
4. Hepatoblastoma
Jenis kanker hati primer yang terakhir adalah hepatoblastoma. Kanker hati ini berawal dari sel organ hati yang belum matang.
Kanker jenis ini sangat jarang terjadi, dan lebih berisiko menyerang anak-anak berusia kurang dari 3 tahun.
5. Kanker hati sekunder
Sementara itu, kanker hati sekunder adalah jenis kanker pada liver yang muncul pada organ tubuh lain dan menyebar ke organ hati.
Sering kali, kanker hati sekunder terjadi dari kanker lambung, kanker payudara, paru-paru, dan usus besar.
Penyebab Kanker Hati
Penyebab kanker hati adalah mutasi atau perubahan sel pada organ hati. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan sel menjadi tidak terkendali, sehingga membentuk tumor.
Meski demikian, penyebab dari mutasi sel tersebut belum pasti sampai saat ini. Namun, ada beberapa kondisi yang bisa memicu pembentukan sel kanker pada organ ini:
1. Hepatitis
Hepatitis B dan C sering menjadi pemicu utama terbentuknya sel kanker pada organ ini.
Virus-virus ini menyebabkan peradangan kronis, sehingga menyebabkan kerusakan sel hati dan memicu pertumbuhan sel kanker.
2. Sirosis hati
Kondisi ini terjadi ketika jaringan parut menggantikan jaringan hati yang sehat.
Ada berbagai penyebabnya, mulai dari mengidap alkoholisme kronis, hepatitis kronis, atau kelainan genetik.
Sirosis meningkatkan risikonya karena sel yang rusak lebih rentan mengalami mutasi.
3. Konsumsi alkohol
Minum alkohol secara berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati dan meningkatkan risiko penyakit ini.
Risiko ini lebih tinggi pada mereka yang memiliki riwayat hepatitis atau sirosis.
4. Obesitas
Orang yang mengidap obesitas atau kelebihan berat badan lebih berisiko mengembangkan kanker.
Lemak yang menumpuk di hati dapat menyebabkan peradangan dan merusak sel-sel hati.
5. Diabetes
Penyakit diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol dapat menyebabkan akumulasi lemak di hati dan meningkatkan risiko kanker.
6. Konsumsi makanan yang tidak sehat
Pola makan yang tidak sehat, khususnya yang mengandung banyak lemak jenuh dan kalori, dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan menyebabkan kondisi seperti non-alkoholik steatohepatitis.
Kondisi tersebut merupakan faktor risiko utama jenis kanker ini.
7. Paparan aflatoksin
Aflatoksin adalah racun yang diproduksi oleh jamur Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus.
Racun tersebut dapat terkumpul dalam makanan seperti kacang-kacangan, beras, biji-bijian, dan juga pada makanan ternak. Paparan aflatoksin yang tinggi dikaitkan dengan risiko kanker ini.
8. Penggunaan obat-obatan tertentu
Menggunakan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, seperti anabolik steroid atau obat imunosupresan, juga dapat meningkatkan risiko kanker.
Selain itu, Pecandu Narkoba juga Rentan Mengalami Kanker Hati.
Faktor Risiko Kanker Hati
Meski penyebabnya belum pasti, ada beberapa kondisi yang menjadi faktor risiko kanker hati, yaitu:
- Mengidap infeksi kronis, misalnya hepatitis B atau hepatitis C.
- Adanya kondisi medis tertentu, seperti diabetes, lupus, atau kelebihan berat badan (obesitas).
- Mengonsumsi alkohol berlebihan.
- Menjalani operasi pengangkatan kandung empedu atau kolesistektomi.
- Kebiasaan buruk merokok.
- Terpapar radiasi dari foto Rontgen atau CT scan.
- Mendapatkan paparan zat kimia, seperti arsenik, vinil klorida, dan trichloroethylene secara berlebihan.
- Memiliki penyakit hati turunan, seperti hemokromatosis dan penyakit Wilson.
- Mengidap penyakit perlemakan hati.
- Mengalami sirosis atau terbentuknya jaringan parut pada organ hati.
- Sistem imunitas tubuh yang lemah yang bisa terjadi karena mengidap HIV/AIDS atau baru saja menjalani transplantasi organ tubuh.
Gejala Kanker Hati
Biasanya, gejala kanker hati baru terlihat saat kanker telah masuk pada stadium yang lebih tinggi.
Namun, pada beberapa kondisi, gejala kanker hati juga dapat terdeteksi sejak stadium awal.
Adapun beberapa gejala kanker hati adalah:
- Mengalami penurunan nafsu makan.
- Mudah merasa kenyang meski baru makan sedikit.
- Perut kembung.
- Sering merasa mual dan muntah.
- Mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang pasti.
- Tubuh menjadi lemas dan mudah lelah.
- Sering mengalami gatal-gatal.
- Terjadi asites atau penumpukan cairan pada perut yang membuat perut tampak membesar.
- Urine berubah warna menjadi gelap.
- Kulit tubuh dan bagian putih pada mata menguning.
- Feses mengalami perubahan warna putih yang mirip dengan kapur.
- Tubuh menjadi lebih gampang memar dan mengalami perdarahan.
- Terasa penuh pada area bawah rusuk kanan karena organ hati membengkak. Selain itu, bagian bawah rusuk kiri juga dapat terasa penuh karena organ limpa yang membesar.
- Nyeri pada perut sisi kanan atau atau dekat dengan tulang belikat pada sisi kanan.
Agar lebih waspada, ketahui 5 Gejala Kanker Hati Stadium Awal yang Perlu Diwaspadai. Ada pun jenis kanker liver yang bisa memicu terbentuknya hormon tertentu.
Sayangnya, munculnya hormon tersebut mungkin memengaruhi organ tubuh lain dan mengakibatkan terjadinya gejala kanker hati yang lain, misalnya:
- Terjadinya ginekomastia atau pembesaran payudara pada pria.
- Ukuran testis yang mengecil.
- Otot menjadi lemah.
- Meningkatnya kolesterol darah.
- Kulit tubuh terlihat memerah, termasuk pada wajah.
Berbagai gejala tersebut tentu bisa sangat berbahaya. Karena itu, segera Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gejala Kanker Hati.
Diagnosis Kanker Hati
Guna mendapatkan diagnosis kanker hati yang lebih akurat, dokter terlebih dahulu melakukan wawancara pada pengidap dan menanyakan beberapa hal.
Ini termasuk gejala yang muncul dan riwayat medis pengidap. Selain itu, dokter mungkin juga bertanya apakah pengidap mempunyai kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol atau merokok.
Apabila melalui proses wawancara tersebut muncul dugaan kanker liver, dokter kemudian akan melakukan beberapa tes medis pendukung guna memastikan diagnosis.
Adapun tes penunjang tersebut antara lain:
1. Tes darah
Pemeriksaan darah dilakukan guna mengetahui fungsi hati, mengecek kondisi kesehatan pengidap, dan mengukur tingkat alpha-fetoprotein.
2. Pemindaian
Pemeriksaan lain untuk mendukung diagnosis kanker liver adalah pemindaian, bisa berupa MRI, USG, dan CT scan.
Tujuan dari tes medis ini yaitu mengetahui letak kanker pada organ liver dan potensi penyebaran sel kanker pada organ tubuh lain.
3. Biopsi
Lalu, pemeriksaan biopsi, atau pengambilan sedikit jaringan kanker pada organ hati guna mendeteksi jenis kanker dengan lebih spesifik.
4. Laparoskopi
Pemeriksaan penunjang yang terakhir adalah laparoskopi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan perut pengidap.
Tes ini dilakukan dengan bantuan selang yang telah dilengkapi kamera. Biasanya, dokter merekomendasikan tes ini jika prosedur sebelumnya masih belum dapat memberikan diagnosis yang akurat.
Stadium Kanker Hati
Melalui hasil pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan, dokter selanjutnya akan menentukan tingkat keparahan atau stadium kanker liver yang dialami pengidap.
Selain itu, tingkat keparahan juga menjadi penentu langkah pengobatan kanker yang sesuai untuk pengidapnya.
Adapun stadium kanker liver antara lain:
1. Stadium A
Stadium A mengindikasikan bahwa ada satu tumor pada organ hati pengidap dengan ukuran berapa saja, atau ada 2-3 tumor yang ukurannya tidak lebih dari 3 sentimeter.
Pada stadium ini, fungsi organ hati masih bisa dibilang normal dengan gejala ringan hingga sedang dan tidak ada tanda sakit dari pengidap.
Kamu bisa ketahui lebih lanjut mengenai gejala kanker hati yang cukup dirasakan pada stadium awal ini di artikel berikut.
2. Stadium B
Memasuki stadium B, telah muncul beberapa tumor dengan ukuran besar pada organ hati.
Namun, fungsi organ tersebut belum menunjukkan gangguan, atau terjadi masalah dengan tingkat yang ringan hingga sedang. Selain itu, kondisi pengidap juga masih terbilang baik.
3. Stadium C
Kemudian, pada stadium C, sel kanker telah menyebar dan menyerang kelenjar getah bening, pembuluh darah, atau organ tubuh lainnya.
Selain itu, kondisi kesehatan pengidap juga mulai mengalami penurunan, dengan fungsi hati yang sudah mulai terganggu.
4. Stadium D
Terakhir, kanker liver stadium D yang menunjukkan bahwa sel kanker telah menyebar ke organ tubuh yang lebih luas lagi, misalnya pada paru-paru dan tulang.
Ketika berada pada stadium ini, organ hati telah menunjukkan kerusakan yang parah dan kondisi pengidap juga memburuk.
Cara Mengobati Kanker Hati
Dokter spesialis akan melakukan tindakan pengobatan kanker hati sesuai dengan kondisi pengidap, usia, dan stadiumnya.
Umumnya, beberapa pilihan pengobatan kanker liver adalah:
1. Operasi
Tindakan ini dokter lakukan apabila hanya terdapat satu kanker pada organ hati, sel kanker belum menyebar ke organ tubuh lain, dan fungsi hati masih baik.
Salah satu prosedur operasi untuk pengobatan kanker liver adalah hepatektomi parsial. Caranya dengan mengangkat bagian organ hati yang telah terserang sel kanker.
Selain itu, dokter mungkin akan menyarankan transplantasi hati. Prosedur ini dengan mengangkat organ hati pengidap dan menggantinya dengan organ hati yang sehat dari pendonor.
Prosedur transplantasi bisa menjadi opsi untuk pengobatan kanker liver apabila letaknya ada pada posisi yang berisiko dan sulit diangkat.
2. Ablasi
Kemudian, prosedur ablasi, tindakan medis yang bertujuan untuk menghancurkan sel kanker tanpa perlu mengangkatnya.
Dokter akan merekomendasikan metode pengobatan ini untuk pengidap dengan kanker yang masih berukuran kecil atau tidak bisa menjalani prosedur bedah maupun transplantasi organ hati.
Prosedur ablasi sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
- Pemanasan sel kanker. Ablasi frekuensi radio atau RFA dilakukan dengan menggunakan arus listrik untuk memanaskan dan menghancurkan sel kanker. Dokter akan memasukkan satu atau lebih jarum tipis pada sayatan kecil yang sudah dibuat di perut dengan mengacu pada hasil tes pencitraan.
- Membekukan sel kanker. Pembekuan sel kanker dilakukan dengan prosedur cryoablation. Tindakan medis ini memanfaatkan suhu dingin yang ekstrim untuk menghancurkan sel kanker. Selama prosedur, dokter akan menempatkan alat (cryoprobe) yang mengandung nitrogen cair langsung ke tumor hati.
- Menyuntikkan alkohol. Dokter akan melakukan prosedur ini dengan menyuntikkan langsung alkohol murni pada tumor. Metode ini dapat dilakukan baik melalui kulit maupun selama operasi untuk membunuh sel kanker.
- Suntikan obat kemoterapi. Prosedur ini dilakukan dengan kemoembolisasi, jenis pengobatan kemoterapi yang memasok obat antikanker yang kuat langsung ke organ hati.
- Menempatkan manik-manik berisi radiasi. Dokter akan menempatkan bola berukuran kecil yang mengandung radiasi secara langsung pada organ hati supaya bisa mengirimkan radiasi langsung ke sel kanker.
3. Kemoterapi
Metode lain untuk mengobati kanker liver adalah kemoterapi. Prosedur ini dilakukan dengan memberi obat untuk mematikan sel kanker.
Dokter akan merekomendasikan prosedur medis ini pada kanker liver yang tidak bisa diangkat melalui tindakan bedah, atau kondisi kanker yang tidak lagi dapat memberikan hasil dengan ablasi, terapi target, atau embolisasi.
Pemberian obat kemoterapi bisa sebagai obat tunggal maupun kombinasi atau campuran.
Beberapa jenis obat yang umum digunakan dalam prosedur kemoterapi, yaitu:
- Regorafenib.
- Gemcitabine.
- Capecitabine.
- Doxorubicin.
- Cisplatin.
4. Terapi target
Selanjutnya, pengobatan kanker dengan terapi target. Dokter akan melakukan prosedur ini dengan memberi obat dalam sediaan tablet yang secara spesifik menyasar protein pada sel kanker.
Biasanya, dokter merekomendasikan prosedur ini pada pengidap kanker liver stadium lanjut. Meski begitu, tak semua kanker ini dapat menunjukkan respons yang baik terhadap prosedur tersebut.
Adapun jenis obat yang umum untuk prosedur terapi target yaitu obat penghambat protein kinase, misalnya regorafenib dan sorafenib.
Selain itu, bisa juga memakai obat antibodi monoklonal, misalnya ramucirumab atau bevacizumab. Obat ini dapat membantu menghambat protein yang sel kanker perlukan untuk terus bertumbuh.
5. Radioterapi
Terapi radiasi atau radioterapi memiliki tujuan utama untuk mematikan sel kanker dengan memanfaatkan radiasi kekuatan tinggi.
Radioterapi eksternal adalah salah satu jenis pengobatan radioterapi yang sering menjadi pilihan untuk mengobati kanker liver. Prosedurnya yaitu mengarahkan sinar radiasi pada tubuh pengidap.
Tak hanya itu, metode radioterapi lain untuk kanker liver adalah stereotactic body radiotherapy.
Dokter akan melakukan tindakan medis ini dengan cara menembakkan sinar radiasi pada sel kanker secara terfokus, sehingga tidak akan mengenai jaringan sehat pada area sekitarnya.
6. Imunoterapi
Penanganan kanker liver bisa pula melalui metode imunoterapi, pemberian obat-obatan yang membantu menstimulasi sistem imunitas tubuh guna mematikan sel kanker.
Umumnya, dokter baru menyarankan pengidap untuk melakukan prosedur ini jika penyakit kanker telah masuk pada stadium yang lebih lanjut.
Adapun beberapa jenis obat dalam metode imunoterapi untuk kanker liver adalah:
- Nivolumab.
- Atezolizumab.
- Pembrolizumab.
- Ipilimumab
Komplikasi Kanker Hati
Kanker hati bisa memicu terjadinya banyak komplikasi.
Seperti akibat sel kanker yang menekan organ lain, meningkatnya kadar hormon yang terbentuk oleh sel kanker, maupun kegagalan fungsi organ hati.
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi yaitu:
- Kurangnya sel darah merah atau anemia.
- Mengalami perdarahan, misalnya gusi berdarah atau mimisan.
- Asites yang membesar sampai bisa menekan organ pernapasan.
- Jika tidak tertangani, asites bisa berujung pada peritonitis.
- Saluran empedu yang mengalami penyumbatan.
- Hipertensi portal yang bisa mengakibatkan pembuluh darah pada esofagus pecah. Kondisi ini disebut dengan varises esofagus.
- Ensefalopati hepatik atau kerusakan pada otak karena organ hati yang rusak.
- Sindrom hepatorenal, kelainan ginjal yang terjadi karena kerusakan organ hati.
Tidak hanya itu, sel kanker juga dapat menyebar atau bermetastasis pada organ tubuh lainnya.
Kondisi ini bisa mengakibatkan banyak gangguan kesehatan, bergantung pada tempat tumbuhnya sel kanker yang baru.
Cara Mencegah Kanker Hati
Sayangnya, tidak ada cara yang bisa mencegah munculnya kanker liver.
Namun, ada beberapa hal yang dapat membantu menurunkan risiko mengalami masalah kesehatan ini, yaitu:
- Mengurangi atau membatasi minuman alkohol.
- Menjaga berat badan tetap ideal.
- Mendapatkan vaksin hepatitis B.
- Menggunakan alat pelindung diri saat terpapar bahan kimia.
- Menjauhi NAPZA, terutama dalam bentuk suntikan.
- Jika terserang hepatitis B atau C, segeralah menjalani pengobatan.
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila memiliki risiko tinggi mengalami masalah kesehatan ini, sebaiknya lakukan skrining untuk kanker hati setidaknya setiap 6 atau 12 bulan sekali.
Skrining atau pemeriksaan bisa melalui prosedur USG abdomen atau perut dan pemeriksaan darah.
Tujuannya untuk mengetahui kadar protein dalam darah atau alpha-fetoprotein (AFP). Pemeriksaan ini dapat meningkatkan kemungkinan deteksi stadium awal.
Lakukan skrining kesehatan kini bisa dari rumah melalui layanan Halodoc Homelab dengan klik gambar di bawah ini.✔️