Pentingnya Mengelola Stres di Tengah Maraknya Virus Corona
Halodoc, Jakarta – Senin (2/3) lalu, Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang WNI berdomisili di Depok positif terkena virus corona. Hal ini sontak mengundang kehebohan di media sosial. Belum lagi kepanikan yang terjadi di beberapa titik tempat penjualan kebutuhan pokok di mana masyarakat memborong sembako.
Biasanya kalau ada berita yang lagi menjadi sorotan seperti ini, muncul berbagai hoaks, menyebarkan informasi yang malah menciptakan ketakutan massal. Mengetahui cara pencegahan penularan virus corona memang tepat. Selain itu, kamu juga perlu mengetahui coping stress untuk menjaga agar tetap tenang di suasana yang kurang kondusif ini.
Mengatasi Stres saat Corona Anjuran WHO
Wabah penyakit menular, seperti virus corona bisa menakutkan dan memengaruhi kesehatan mental. Meskipun sangat penting untuk tetap mendapat informasi, tetapi ada hal-hal yang semestinya dilakukan untuk mengelola kesehatan mental.
Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Psychology Today, panik dan pikiran negatif membuat seseorang tidak bisa berpikir jernih, sehingga mengganggu proses pengambilan keputusan. Ketidakstabilan emosi karena dilanda kepanikan ini cenderung mengarahkan seseorang untuk mengambil keputusan yang buruk.
Baca juga: Cegah Corona, WHO Imbau Lansia Hindari Keramaian
Bagaimana untuk tetap berpikir positif dan mengelola stres di tengah maraknya virus corona? Ini tips menghadapi stres selama virus corona yang direkomendasikan oleh Mental Health Foundation dan World Health Organization:
-
Hindari spekulasi dan cari sumber-sumber yang terpercaya mengenai corona
Rumor dan spekulasi dapat memicu kecemasan. Memiliki akses ke informasi berkualitas tentang virus dapat membantu kamu merasa lebih terkendali, baik secara emosional maupun fisik.
Lakukan pencegahan dengan menerapkan aturan kebersihan seperti sering mencuci tangan. Selalu gunakan tisu jika bersin atau batuk dan membuangnya. Sangat penting untuk tetap tinggal di rumah jika kamu merasa tidak sehat.
Baca juga: Kenapa Virus Corona Belum Disebut Pandemi?
-
Tetap update dengan tenang
Pada kondisi kurang kondusif seperti sekarang, alangkah baiknya kamu tetap terhubung secara sosial dalam arti pertemuan tatap langsung, terkoneksi dengan teman-teman, rekan kerja, dan keluarga untuk saling memberikan semangat dan berbagi informasi.
Alangkah baiknya bila kamu tetap melakukan aktivitas harian, seperti biasa, tetap aktif, dan biasakan memiliki pola makanan seimbang serta bernutrisi.
-
Jangan terlalu cepat berasumsi
Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan dari informasi yang diperoleh sebelum mendapatkan fakta yang valid. Jangan juga bergegas menyimpulkan orang yang mengalami pilek dan batuk sudah pasti terkena corona. Tetaplah bersikap peduli dan suportif untuk meningkatkan peluang pencegahan dan pemulihan.
Baca juga: 4 Tips Jaga Kesehatan Imunitas untuk Cegah Penularan Corona
-
Libatkan keluarga terutama anak-anak
Melibatkan keluarga terutama anak-anak terkait informasi mengenai wabah corona sangat penting. Orangtua perlu bertanya kepada anak-anak apa yang mereka dengar tentang wabah, kemudian meluruskan jika ada informasi yang kurang benar.
Menghindari topik ini hanya menghalangi informasi yang benar. Anak-anak perlu mendapatkan informasi yang benar untuk menghindari penyebaran hoaks yang tak terkendali di luar sana.
-
Melakukan aktivitas relaksasi
Ketika informasi di media sosial membuat kamu terlampau khawatir, coba lakukan aktivitas yang dapat membuat kamu lebih tenang dan rileks. Beberapa aktivitas yang bisa dilakukan adalah membaca, menggambar, mewarnai, meditasi atau hal positif lainnya. Tentu saja, scrolling feed di sosial media tidak termasuk di dalamnya.
Butuh informasi akurat mengenai cara mengelola stres di tengah maraknya informasi yang beredar mengenai virus corona, tanyakan saja langsung di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc di smartphone dan kamu bisa berbicara langsung dengan dokter kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.
Referensi: