Pengidap HIV Masih Boleh Menyusui, Ini Syaratnya

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   01 November 2019
Pengidap HIV Masih Boleh Menyusui, Ini SyaratnyaPengidap HIV Masih Boleh Menyusui, Ini Syaratnya

Halodoc, Jakarta - ASI merupakan makanan utama yang dikonsumsi anak selama 2 tahun pertama usianya. ASI sendiri mengandung berbagai jenis vitamin dan mineral yang dibutuhkan anak guna menunjang tumbuh kembangnya. Selain itu, ASI mengandung antibodi yang dapat melindunginya dari berbagai serangan zat asing, bakteri dan virus berbahaya.

Namun, bagaimana jika ibu mengidap penyakit kronis seperti HIV? Apakah ibu dengan HIV masih boleh menyusui? Apakah kondisi ibu aman bagi kesehatan Si Kecil? 

Baca juga: 4 Gangguan Kesehatan yang Sering Dialami Ibu Menyusui

Apakah Ibu Pengidap HIV Masih Boleh Menyusui?

Ibu yang mengidap HIV dalam tubuhnya dianjurkan untuk tetap memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kelahiran Si Kecil. Namun, hal tersebut dilakukan dengan syarat, yaitu ibu harus melakukan pengobatan rutin yang dianjurkan guna mengurangi risiko penularan pada bayi.

Berbeda dengan ibu sehat yang dapat memberikan ASI hingga Si Kecil berusia 2 tahun dan makanan pendamping ASI ketika anak menginjak usia 6 bulan, ibu dengan HIV harus memberikan makanan lunak ketika anak menginjak usia 6 bulan dan berbagai cairan sebagai pengganti ASI. 

Tak hanya di situ saja, anak juga memerlukan pemeriksaan rutin untuk memantau tumbuh kembang bayi dan kesehatannya. Dalam hal ini, ibu dapat memeriksakan Si Kecil di rumah sakit terdekat dengan lebih dulu membuat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc untuk mempermudah jalannya pemeriksaan.

Baca juga: 6 Hal yang Sebaiknya Dihindari Ibu Menyusui

Apakah Virus Dapat Ditularkan Melalui Asi Ibu pada Bayi?

HIV (human immunodeficiency virus) merupakan virus yang bekerja dengan dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 untuk merusak sistem kekebalan tubuh. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh perlahan akan melemah, sehingga rentan terserang penyakit.

Jika kondisi ini tidak ditangani, HIV lambat laun akan berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), yaitu stadium akhir dari infeksi virus HIV.  Ketika pengidap sudah memasuki tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi akan hilang sepenuhnya.

Namun, ibu menyusui yang mengidap kondisi ini tidak perlu merasa khawatir yang berlebihan. Pasalnya, dengan mengonsumsi obat dan melakukan pengobatan secara rutin akan mencegah virus HIV tertular ke tubuh anak. Jadi, jangan ragu untuk memberikan ASI, agar anak terhindar dari segala jenis infeksi.

Baca juga: 7 Jenis Kontrasepsi yang Aman untuk Ibu Menyusui

Begini Langkah Pencegahan Penularan HIV pada Bayi

Jika ibu positif mengidap HIV dan sedang dalam keadaan hamil, berikut ini upaya yang dapat ibu lakukan guna mencegah terjadinya penularan HIV pada bayi:

  • Lakukan perawatan untuk mengurangi risiko bayi lahir dengan HIV. Jika ibu HIV dideteksi sebelum masa kehamilan dan ibu belum juga melakukan perawatan, segera diskusikan dengan profesional medis untuk segera memulai perawatan.

  • Lindungi anak saat persalinan. Cara yang satu ini dapat dilakukan dengan melakukan prosedur persalinan secara caesar, agar risiko penularan HIV pada Si Kecil semakin kecil.

  • Melindungi bayi selama menyusui. Dalam hal ini, ibu dapat melakukan perawatan dan menyusui secara bersamaan. Jangan berikan anak dengan makanan pendamping ASI, karena dengan mencampurkan ASI dengan makanan akan meningkatkan risiko menularnya HIV pada anak.

Dalam hal ini, ibu dapat langsung membicarakannya dengan dokter ahli mengenai hal apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam memberikan ASI.

Referensi:
Avert.org. Pregnancy, Childbirth & Breastfeeding and HIV.
NIH. Diakses pada 2019. HIV Therapy for Breastfeeding Mothers Can Virtually Eliminate Transmission to Babies.