Pengaruh Skoliosis Terhadap Perkembangan Janin
Halodoc, Jakarta - Skoliosis merupakan salah satu kelainan tulang yang bisa menyerang siapa saja. Skoliosis ini merupakan kondisi melengkungnya tulang belakang ke samping secara abnormal. Dalam kebanyakan kasus, kelainan ini terjadi pada anak-anak sebelum masa pubertas kira-kira berusia 10 hingga 15 tahun.
Baca juga: Komplikasi yang Bisa Terjadi Karena Skoliosis
Meski kebanyakan kasus skoliosis pada anak-anak bersifat ringan, namun harus tetap diawasi secara saksama. Bahkan, Si Kecil disarankan untuk menjalani X-ray secara rutin untuk mengetahui perkembangannya. Lalu, apa jadinya bila kondisi kesehatan ini dialami oleh ibu hamil? Adakah dampaknya bagi janin?
Bisa Memengaruhi Kehamilan?
Dalam keadaan normal, ibu hamil umumnya akan mengalami nyeri pinggul, kaki, dan punggung. Nah, apa jadinya bila ditambah dengan skoliosis? Pastinya kondisi ini akan membuat ibu semakin cemas.
Meski begitu, menurut ahli bedah dari The Maryland Spine Center di Mercy Medical Center Baltimore, Amerika Serikat, kelainan tulang ini tak menyebabkan komplikasi tertentu, baik selama kehamilan maupun persalinan. Singkat kata, hamil dengan kondisi ini akan sama saja, seperti wanita hamil pada umumnya, namun bergantung pada pengukuran sudut Cobb (sudut kemiringan tulang belakang pada pengidap skoliosis)
Ini yang perlu ibu awasi ketika berada di trimester ketiga. Di masa ini tubuh akan melepaskan sebuah hormon kehamilan untuk membuat ligamen menjadi lebih rileks. Lho, bukannya ini baik? Terdengarnya memang seperti itu, namun kondisi ini justru bisa meningkatkan sudut Cobb. Alhasil, bisa memunculkan rasa nyeri yang lebih besar pada punggung, pinggul, dan kaki.
Pertanyaannya, apakah masalah tulang ini bisa memengaruhi kesehatan janin di dalam kandungan?
Baca juga: Ini Perawatan yang Tepat Bagi Anak Penderita Skoliosis
Membahayakan Janin di dalam Kandungan?
Seperti yang sudah di jelaskan di atas, tidak ada perbedaan antara wanita yang memiliki riwayat skoliosis dan yang tidak memiliki riwayat tersebut. Keduanya masih bisa menikmati masa-masa kehamilan.
Ibu tak perlu terlalu cemas, sebab kondisi skoliosis ibu tak akan membahayakan bayi di dalam kandungan hingga ia lahir. Bahkan, ibu masih memiliki kemungkinan untuk melahirkan normal kok.
Pada wanita skoliosis, pertumbuhan janin juga dinilai sama dengan kehamilan wanita normal. Tidak ada peningkatan angka stres pada janin, selain itu kelahiran prematur pada bayi juga bukan disebabkan oleh riwayat skoliosis.
Baca juga: Waspada Tulang Belakang Melengkung atau Skoliosis
Tapi, ada beberapa hal yang perlu ibu hamil perhatikan. Semakin besar kemiringan tulang pada skoliosis ibu hamil, tentu akan berpengaruh pada kenyamanan ibu, karena kemungkinan ibu akan lebih sering mengalami pegal dan sakit tulang belakang. Selain itu, keseimbangan badan pada ibu hamil harus semakin diperhatikan.
Di samping itu, ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit ini, ternyata juga bisa memiliki anak dengan skoliosis. Tapi, ibu tak perlu terlalu cemas, kelainan tulang pada bayi yang baru lahir dapat langsung dideteksi dan dikenali oleh dokter.
Yang perlu ibu ingat, hindarilah aktivitas-aktivitas yang terlalu berat agar kondisi ini tak semakin memengaruhi kesehatan. Jika merasa lelah, cobalah untuk memperbanyak istirahat. Ibu juga bisa meminta saran dari dokter mengenai cara menyikapi kehamilan yang disertai kelainan tulang ini.
Ibu bisa kok bertanya langsung kedokter ahli kandungan melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!