Penanganan yang Bisa Dilakukan pada Pengidap Meningioma
Halodoc, Jakarta - Penyakit meningioma adalah sebutan untuk tumor yang berkembang dengan lambat pada membran (meninges) yang menutupi permukaan otak, sumsum tulang belakang, atau akar saraf tulang belakang. Tumor ini pada banyak kasus masuk dalam kategori tumor jinak dan bukan kanker. Cara untuk mengatasinya, pengidap meningioma bisa menjalani pengobatan dengan cara mengangkat seluruh tumor.
Gejala Apa yang Dirasakan Pengidap Meningioma?
Apabila tumor masih tergolong kecil, maka hal ini tidak menimbulkan gejala. Gejala akan dirasakan jika tumor berkembang cukup besar. Beberapa gejala yang dirasakan antara lain:
-
Sakit kepala.
-
Kehilangan kemampuan penciuman.
-
Gangguan penglihatan dan pendengaran seperti penglihatan buram, berdenging, atau tuli.
-
Mual dan muntah.
-
Hilang ingatan.
-
Epilepsi (kejang).
Baca Juga: Harus Tahu, Bedanya Kanker dan Tumor
Apa yang Menjadi Penyebab Meningioma?
Para ahli hingga kini belum menemukan penyebab pasti dari penyakit ini. Namun diduga terdapat faktor yang membuat risiko serangan penyakit ini semakin tinggi, antara lain:
-
Obesitas. Meski banyak pengidap meningioma mengalami obesitas, namun penelitian mengenai kaitan keduanya masih perlu dilakukan lebih dalam.
-
Radioterapi. Risiko terserang meningioma meningkat jika seseorang sering melakukan radioterapi di kepala.
-
Wanita. Meningioma umumnya menyerang wanita. Hal ini diduga terkait dengan hormon tertentu yang hanya dimiliki kaum hawa.
-
Penderita neurofibromatosis tipe 2. Penyakit ini merupakan kelainan genetik yang menyebabkan pertumbuhan tumor di berbagai jaringan saraf.
Baca Juga: Kelompok Usia yang Rentan Terserang Meningioma
Langkah Pengobatan Meningioma
Pengidap meningioma yang ukuran tumornya masih kecil, tumbuh dengan lambat, serta tidak menimbulkan gejala umumnya tidak memerlukan pengobatan. Namun, umumnya dokter tetap akan melakukan pemeriksaan secara teratur dengan CT scan atau MRI untuk memantau pertumbuhan tumor.
Pembedahan akan disarankan jika gejala sering terasa mengganggu. Setelah pembedahan, pasien menjalani prosedur yang tergantung pada sejumlah faktor:
-
Jika tidak terlihat sisa tumor, pasien hanya menjalani pemeriksaan secara berkala dan tidak menjalani pengobatan lanjutan.
-
Jika ada tumor yang tersisa namun tergolong jinak, dokter menyarankan pemeriksaan Pada beberapa kasus, pasien menjalani radioterapi untuk mengatasi tumor yang tersisa.
-
Jika tumor yang tersisa termasuk tumor ganas, pasien menjalani radioterapi.
Perlu diketahui, pembedahan berisiko menyebabkan infeksi dan pendarahan. Risiko lain yang muncul tergantung lokasi di mana tumor berada. Misalnya pada kasus pembedahan untuk membuang meningioma di sekitar saraf optik, risiko yang terjadi adalah hilangnya penglihatan.
Selain dengan pembedahan, dokter bisa menyarankan prosedur embolisasi endovaskular. Prosedur ini membantu menghentikan aliran darah ke meningioma agar ukurannya menyusut. Dokter juga memasukkan kateter ke pembuluh darah yang mensuplai meningioma, lalu memasukkan lilitan untuk menghalangi aliran darah ke tumor. Pasien bisa menjalani terapi untuk mengurangi hormon estrogen yang dibutuhkan tumor untuk tumbuh. Selain radioterapi, kemoterapi bisa dilakukan pada pasien yang tidak membaik dengan prosedur bedah dan radioterapi.
Baca Juga: Radiasi Telepon Genggam Tingkatkan Risiko Terkena Meningioma
Jika kamu ingin tahu lebih lanjut seputar penyakit meningioma dan kiat pencegahannya, kamu bisa bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan