Orang Tua Bercerai, Ini Dampak Psikologi pada Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   08 Mei 2018
Orang Tua Bercerai, Ini Dampak Psikologi pada AnakOrang Tua Bercerai, Ini Dampak Psikologi pada Anak

Halodoc, Jakarta – Perceraian memberikan dampak psikologi yang sangat besar kepada anak. Dunia anak adalah dunia yang sangat bergantung pada orang tua, terutama anak di usia 7-13 tahun yang mulai merasakan perbedaan ketika orang tuanya mendadak berpisah. Berada di dekat orang tua, menerima pengasuhan dari keduanya dan penerimaan dari lingkungan.

Seringkali orang tua menganggap asal pengaturan pertemuan ayah dan ibu dilakukan dengan baik, maka anak tidak akan merasakan perubahan apapun. Padahal, dampak orang tua bercerai pada anak sangat mengena pada psikologi anak. (Baca juga: 6 Cara Bangunkan Si Kecil saat Sahur)

Biasanya, reaksi jangka pendek anak yang tidak diceritakannya kepada orang tua ketika menerima kabar kalau orang tua bercerai adalah pertanyaan siapa yang akan menjaga dirinya kelak? Apakah perasaan sayang orang tua kepadanya akan tetap sama? Serta, ketakutan akan kehilangan perhatian orang tua. Beberapa hal di bawah ini adalah dampak psikologi pada anak ketika orang tua memutuskan untuk bercerai.

  1. Mendadak Menjadi Pendiam

Keriangan serta keceriaan anak mendadak menjadi berkurang saat orang tuanya tidak bersama lagi. Ini disebabkan karena pertanyaan-pertanyaan tak terjawab yang disebutkan di atas yang membuatnya sibuk dengan pikiran kecilnya dan mengabaikan hal-hal di sekitarnya. Anak cenderung melamun dan tidak aktif seperti biasanya.

  1. Menjadi Agresif

Beda anak beda juga caranya menanggapi sebuah perubahan. Ada anak yang menjadi pendiam, tapi ada anak juga yang mendadak agresif. Jika orang tua menemukan perubahan temperamen anak tiba-tiba cepat marah, mau memukul temannya atau melempar barang, bisa jadi ini caranya mencari perhatian. (Baca juga: 5 Benda Wajib Dibawa saat Liburan bareng Anak)

  1. Tidak Percaya Diri

Dampak orang tua bercerai pada anak salah satunya adalah anak menjadi tidak percaya diri ketika berada di lingkungannya. Perceraian menjadi beban mental tersendiri buat anak, ketika anak-anak yang lain memiliki orang tua yang lengkap, sedangkan dirinya tidak. Anak merasa tersisih dari lingkungan karena kehilangan konsep sosial seperti kebanyakan teman-temannya. Akibatnya, anak mulai menarik dan menutup diri, bahkan tak jarang yang menjadi gugup ketika berhadapan dengan orang banyak.

  1. Pesimis Terhadap Cinta

Ketika anak menghadapi perceraian orang tuanya sejak usia muda, menginjak remaja dan dewasa kemungkinan besar anak akan merasa pesimis terhadap cinta. Akan tertanam di benaknya, orang tuanya yang dulunya saling sayang bisa bercerai, bisa jadi dirinya juga tidak akan menemukan cinta sejati. Dampak orang tua bercerai bisa sampai kepada anak mencapai usia dewasanya. Kenangan perpisahan, perasaan sedih, kecewa yang dialaminya ketika kecil akan membekas dan membuatnya pesimis memandang hubungan pria dan wanita.

  1. Marah Terhadap Dunia

Dampak orang tua bercerai pada anak bisa sampai kepada agresif yang sudah merusak seperti kemarahan tak wajar pada orang-orang di sekeliling dengan alasan supaya orang lain juga merasa tidak bahagia seperti yang dialaminya. Kemarahan-kemarahan tak wajar ini seringnya ditunjukkan dengan sengaja membuat kesal, bikin keributan di sekolah, memberontak terhadap aturan yang dibuat di rumah dan sekolah serta sengaja membuat orang di sekeliling marah.

Kalau orang tua menganggap perceraian hanya berdampak pada relasi antara ayah dan ibu saja, sebenarnya lebih dari itu dampak yang paling besar akan terjadi pada anak. Ingin tahu lebih banyak efek psikologis pada anak sebagai akibat perceraian orang tua, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor orangtua bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.