Orang Narsistik Bisa Menyebalkan, tetapi Paling Bahagia
Halodoc, Jakarta – Kamu mungkin merasa sebal dan enggan berteman dengan orang narsistik. Bagaimana tidak? Tingkah lakunya yang terlalu percaya diri, bahkan cenderung tidak tahu malu bisa membuat siapa saja mengelus-elus dada. Namun, tahukah kamu, meskipun menyebalkan, menurut penelitian, orang narsistik adalah orang yang paling bahagia dengan hidupnya lho. Penasaran? Simak penjelasannya lebih lanjut di sini.
Selama ini mungkin kamu berpikir bahwa orang narsistik adalah orang yang gemar berswafoto atau selfie, lalu mengunggahnya ke media sosial. Namun sebenarnya, pengertian narsis tidak sesederhana itu. Menurut psikolog ternama, Sigmund Freud, narsisme merupakan gangguan kepribadian narsistik (narcissistic personality disorder/NPD).
Orang yang narsis biasanya lebih mementingkan dirinya sendiri, merasa lebih hebat dari orang lain, dan cenderung kurang bisa berempati terhadap orang lain. Saat mendapat kritikan dari orang lain, orang-orang narsis mudah terluka karena perasaan mereka sangat sensitif. Bertemu dengan orang seperti ini tentunya bisa membuat kamu menjadi gusar. Namun, menurut sebuah penelitian tentang narsisme oleh para peneliti di Queen’s University Belfast, orang narsistik justru memiliki kemungkinan yang kecil untuk merasa stres atau tertekan.
Baca juga: Narsisistik Lebih Dari Sekadar Suka Selfie, Ketahui Faktanya
Kepercayaan Dirinya adalah Pelindungnya
Para peneliti mendapati bahwa narsisme tampaknya sudah semakin umum ditemukan di masyarakat modern, baik dalam politik, media sosial, maupun dunia hiburan. Orang-orang narsistik juga kerap kali dianggap sebagai “racun sosial”. Dengan semua perilaku negatif yang mereka miliki (terlalu percaya diri, memiliki sedikit empati, dan sedikit rasa malu), para peneliti ingin mencari tahu mengapa orang narsistik tampaknya begitu menonjol dan lebih sering dihargai daripada dihujat.
Narsisme adalah salah satu “sifat gelap” yang diidentifikasi oleh para psikolog sebagai kelompok yang sama dengan psikopati, Machiavellianisme, dan sadisme. Namun, berdasarkan hasil penelitian Dr. Papageorgiou terhadap 700 orang dewasa, narsisme mungkin buruk bagi masyarakat, tetapi kelihatanya berdampak baik bagi orang yang narsisis itu sendiri. Berikut ini penjelasannya:
-
Orang narsistik mungkin menjengkelkan, tetapi rata-rata mereka adalah orang yang berhasil.
-
Orang yang sukanya mempromosikan dirinya ini mungkin tidak melakukan apa-apa, tetapi tetap maju di tempat kerja.
-
Narsisme terus meningkat di masyarakat.
Orang-orang narsistik mungkin sudah menyakiti orang lain dan meninggalkan jejak kerusakan emosional di sekitar mereka, tetapi mereka juga tampaknya kebal atau tidak peduli terhadap pandangan buruk tentang diri mereka sendiri. Itulah mengapa orang-orang narsistik memiliki tingkat stres yang lebih rendah atau kecil kemungkinannya untuk mengalami stres, karena kepercayaan diri mereka dan rasa kepentingan diri sendiri yang tinggi muncul sebagai pelindung mental mereka.
Baca juga: Percaya Diri atau Narsistik? Ketahui Bedanya
Terlalu Asyik dengan Kekuatannya
Masih berdasarkan penelitian tim Belfast, orang-orang narsistik lebih mungkin untuk berhasil dalam pekerjaan dan dalam kehidupan sosial mereka. Dengan “ketangguhan mental” yang dimiliki, mereka akan mampu mengatasi penolakan atau kekecewaan dari orang lain.
Dr Papageorgiou juga menemukan bagaimana dimensi narsisme yang berbeda dapat menghasilkan emosional yang berbeda. Orang-orang narsistik dengan karakteristik “muluk” yang kuat dapat terlena dengan status dan kekuasaan, serta rasa kepentingan yang berlebihan. Namun, mereka juga bisa bersikap jauh lebih bertahan dan memiliki kecenderungan untuk melihat perilaku orang lain sebagai permusuhan. Dalam hal kesejahteraan diri mereka sendiri dan kemampuan untuk menangani stres, narsisis “muluk” cenderung memiliki karakteristik yang sangat positif. Meskipun tentu saja tidak semua dimensi narsisme baik, aspek-aspek tertentu dari narsisme bisa mengarah pada hasil positif.
Jadi, ciri-ciri psikologis seperti itu sebaiknya tidak dinilai sebagai baik atau buruk, tetapi sebagai produk evolusi dan ekspresi dari sifat manusia yang mungkin bermanfaat atau berbahaya tergantung pada kondisinya.
Baca juga: Seberapa Perlu Psikoterapi pada Pengidap Narsistik?
Jadi, masih kesal dengan orang narsis? Mungkin tidak ada salahnya kamu belajar dari orang narsis bagaimana mereka menyikapi pandangan orang lain agar tidak menjadi stres.
Bila kamu sedang stres, jangan disimpan di dalam hati saja. Kamu bisa membicarakan masalah yang kamu alami pada psikiater Halodoc untuk membantu meredakan stres kamu, lho. Hubungi dokter melalui fitur Chat with A Doctor dan berbicara melalui Video/Voice Call dan Chat kapan dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.