Orang Asia Lebih Rentan Alami Diabetes, Benarkah?
Halodoc, Jakarta - Diabetes, khususnya diabetes tipe 2, merupakan masalah yang rentan menyerang orang-orang keturunan Asia, khususnya Asia Selatan. Diketahui bahwa orang Asia Selatan enam kali lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2 dibandingkan orang Eropa. Kondisi tersebut terjadi karena sejumlah faktor, dan kebanyakan terkait dengan gaya hidup.
Kenyataannya, orang Asia Selatan hanya 4 persen dari total populasi Inggris, tetapi justru menyumbang sekitar 8 persen dari semua kasus diabetes yang didiagnosis. Orang Asia Selatan cenderung memiliki manajemen diabetes yang lebih buruk, menempatkan mereka pada risiko yang lebih tinggi dari komplikasi kesehatan yang serius.
Faktor Gaya Hidup Orang Asia
Orang Asia Selatan tanpa diabetes pun bahkan 3 kali lebih mungkin mengalami penyakit kardiovaskular, tetapi dikombinasikan dengan diabetes tipe 2. Risiko ini meningkat lebih jauh, terutama untuk orang dewasa dengan diabetes tipe 2 berusia 20 hingga 60 tahun. Selain itu, tingkat kelangsungan hidup pada pasien muda ini juga secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan populasi kaukasia.
Baca juga: Yang Perlu Diketahui Tentang Diabetes Tipe 2
Orang Asia, terutama Asia Selatan, lebih berisiko terkena diabetes tipe 2 karena mereka mungkin memiliki lebih sedikit otot dan lebih banyak lemak perut. Kondisi tersebut bisa saja meningkatkan resistensi insulin. Contoh kasusnya adalah bayi baru lahir keturunan India memiliki berat badan rata-rata lebih rendah dibandingkan bayi baru lahir Eropa. Namun, bayi baru lahir keturunan India memiliki tingkat lemak tubuh dan insulin yang lebih tinggi. Selain itu, teknologi pencitraan yang mengukur lemak pada manusia telah menunjukkan bahwa orang Asia yang memiliki BMI sehat memiliki lebih banyak lemak di sekitar organ daerah perut dibandingkan orang Eropa dengan BMI yang sama.
Baca juga: 12 Faktor Ini Tingkatkan Risiko Diabetes Melitus
Kamu sebagai orang Asia, sebaiknya tidak hanya menghitung BMI, ukur juga lingkar pinggang kamu untuk memprediksi risiko diabetes lebih akurat. Kamu dapat mengukur lingkar pinggang dengan menempelkan pita pengukur ke seluruh tubuh tepat di atas tulang pinggul, biasanya di tingkat ujung perut. Jika kamu memiliki BMI normal, dengan kelebihan lemak di sekitar pinggang, hal tersebut dapat meningkatkan risiko diabetes. Pengukuran target kamu untuk lingkar pingging harus kurang dari atau sama dengan 90 sentimeter untuk pria dan 80 sentimeter untuk wanita.
Baca juga: Cara Sederhana untuk Tetap Sehat Meski Mengidap Diabetes Tipe 2
Jika kamu tidak kelebihan berat badan, kamu masih bisa berisiko tinggi mengalami diabetes. Orang Asia juga berisiko terkena diabetes karena pola makan dan tren gaya hidup tertentu:
-
Urbanisasi dan modernisasi telah menyebabkan orang kurang berjalan, kurang bersepeda, dan kurang aktivitas fisik sehari-hari.
-
Hampir 50 persen pria dewasa di negara-negara Asia merokok secara teratur, yang dikaitkan dengan lemak perut lebih tinggi dan 45 persen peningkatan risiko terkena diabetes.
-
Nasi putih dan biji-bijian olahan lainnya, yang terkait dengan peningkatan risiko diabetes, merupakan bagian besar dari asupan energi harian dalam diet Asia.
-
Lemak trans tidak sehat dan lemak jenuh, seperti minyak sawit, sering digunakan sebagai minyak goreng.
-
Karena globalisasi, makanan cepat saji jauh lebih umum dan tersedia secara luas.
-
Nutrisi yang buruk saat seorang ibu hamil berarti bahwa ketika bayi tumbuh besar, ia akan lebih cenderung memiliki gula darah tinggi, terutama jika dengan cepat beralih ke diet tinggi karbohidrat olahan, minuman manis, atau makanan cepat saji berlemak.
-
Polusi udara, masalah yang semakin meningkat di Asia, juga dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes.
Asian Diabetes Prevention Initiative. Diakses pada 2019. Why Are Asians Higher Risk?