Operasi Plastik Bisa Sebabkan Emboli Paru, Benarkah?
Halodoc, Jakarta - Tampil cantik secara instan, mungkin itulah yang dijanjikan operasi plastik, sehingga membuatnya banyak digemari. Namun, di balik hasil yang dijanjikan, operasi plastik juga dapat memunculkan berbagai risiko, lho. Salah satunya adalah emboli paru, yaitu kondisi tersumbatnya pembuluh darah arteri pulmonalis yang bertugas memasok darah ke paru-paru.
Kasus emboli paru sebagai komplikasi dari operasi plastik ini diterbitkan dalam US National Library of Medicine, National Institutes of Health, pada 2015 lalu. Meski emboli paru merupakan komplikasi pasca bedah yang terbilang cukup jarang, studi tersebut melaporkan adanya kasus emboli paru pada wanita berusia 23 tahun, setelah ia menjalani operasi pembesaran payudara.
Baca juga: 5 Negara yang sering Jadi Tujuan untuk Operasi Plastik
Lebih Jauh tentang Emboli Paru
Hal serupa sebenarnya pernah terjadi sebelumnya, yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Plastic Surgery, pada 2008. Penelitian tersebut secara prospektif mengamati pasien yang menjalani abdominoplasti estetik dan liposuction panggul, untuk menentukan pengaruh jumlah lemak yang dihilangkan pada terjadinya emboli paru. Dengan mengamati 103 pasien sejak 2005, diketahui bahwa 2,9 persen di antaranya mengalami emboli paru.
Seperti telah disebutkan di awal, bahwa emboli paru merupakan kondisi ketika pembuluh darah arteri pulmonalis yang bertugas memasok darah ke paru-paru tersumbat. Kondisi ini umumnya terjadi adanya clot atau pembekuan darah, baik kecil maupun besar. Pembekuan darah yang kecil dapat merusak paru, tetapi ketika pembekuan yang terjadi cukup besar, aliran darah menuju paru bisa saja terhenti. Itulah sebabnya kondisi ini termasuk serius dan berpotensi menyebabkan kematian.
Pada sebagian besar kasus, emboli paru terjadi karena bekuan darah yang berasal dari kaki atau tungkai yang patah, terlepas, dan mengalir ke paru-paru. Jika pembekuan darah terjadi pada pembuluh vena yang dekat dengan kulit, mungkin saja tidak akan menyebabkan masalah. Namun, jika pembekuan terjadi pada pembuluh vena bagian dalam (deep vein thrombosis), emboli paru dapat terjadi.
Baca juga: Seperti Ini Prosedur Operasi Plastik di Wajah
Lalu, bagaimana gejala yang dapat dirasakan ketika mengalami emboli paru? Berikut beberapa di antaranya:
-
Sesak napas tiba-tiba.
-
Nyeri dada yang tajam, yang memburuk ketika batuk atau menarik napas dalam.
-
Batuk yang mengeluarkan riak berbusa berwarna merah muda.
-
Denyut jantung meningkat atau tidak teratur.
-
Pusing.
-
Kesulitan menangkap napas, yang bisa berkembang baik tiba-tiba atau seiring waktu.
-
Bernapas cepat.
Pada kasus emboli paru yang sudah parah, pengidap biasanya akan mengalami gejala-gejala lain seperti syok, kehilangan kesadaran, gagal jantung, dan kematian. Ketika gejala-gejala berat seperti itu terjadi, pertolongan medis sangat diperlukan sesegera mungkin. Oleh karena itu, penting untuk mendeteksi gejala emboli paru sedini mungkin, agar peluang kesembuhan dapat meningkat.
Jika kamu merasakan berbagai gejala awal dari emboli paru yang tadi disebutkan, segera konsultasikan pada dokter di aplikasi Halodoc. Jika dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, kamu bisa gunakan juga aplikasi Halodoc untuk membuat janji dengan dokter di rumah sakit, agar tak perlu lagi antri lama. Jadi, pastikan sudah download aplikasinya di ponselmu, ya.
Baca juga: Sebelum Coba, ketahui 4 Fakta Tentang Facelift
Mengapa Operasi Plastik Dapat Sebabkan Emboli Paru?
Setiap tindakan operasi, termasuk operasi plastik, dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Terlebih pada lansia atau orang yang memiliki daya tahan tubuh yang rendah, serta yang memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan darah lainnya.
Emboli paru sebagai komplikasi dari operasi plastik, terjadi ketika jaringan lemak yang ‘longgar’ memasuki peredaran darah melalui robekan pembuluh darah, yang terjadi saat prosedur operasi plastik dilakukan. Serpihan-serpihan lemak dapat terjebak dalam pembuluh darah dan menyumbat pembuluh darah pada paru-paru. Pada beberapa kasus, penyumbatan tersebut juga dapat terjadi pada otak, dan menimbulkan berbagai komplikasi fatal.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk melakukan operasi plastik, penting untuk berdiskusi secara detail terlebih dahulu pada dokter, perihal kondisi fisik dan risiko apa saja yang mungkin terjadi pasca operasi. Pastikan juga dokter bedah plastik yang akan menangani memang kompeten dalam bidangnya.
Referensi:
US National Library of Medicine, National Institutes of Health. Diakses pada 2020. Episode of massive pulmonary embolism after bilateral breast augmentation.
Annals of Plastic Surgery. Diakses pada 2020. Pulmonary Embolism After Combined Abdominoplasty and Flank Liposuction: A Correlation With the Amount of Fat Removed.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Pulmonary Embolism.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan