Obat Antijamur Bisa Untuk Mengatasi Keputihan, Benarkah?
“Keputihan sebenarnya berfungsi untuk menjaga kebersihan dan kelembapan vagina. Namun, keputihan abnormal yang tidak kunjung membaik bisa menandai adanya kondisi kesehatan tertentu. Benarkah obat antijamur mampu mengatasi segala macam bentuk keputihan? Sebaiknya, simak terlebih dulu ulasan berikut ini.”
Halodoc, Jakarta – Bagi kaum hawa tentunya sudah tidak asing lagi dengan keputihan? Keputihan terjadi ketika terdapat cairan atau lendir yang keluar dari vagina. Keputihan yang normal berfungsi untuk menjaga kebersihan maupun kelembapan dari organ intim wanita. Keputihan yang normal dapat mengeluarkan sel mati dan bakteri sehingga menghindari infeksi vagina.
Baca juga: Kebiasaan Baik untuk Mencegah Keputihan
Meski begitu, kamu perlu memerhatikan keputihan yang mengalami perubahan warna atau perubahan pada bau yang menyengat. Kondisi ini menandakan gangguan pada area vagina. Lalu, benarkah obat antijamur mampu mengatasi gangguan kesehatan yang ditandai dengan keputihan?
Obat Antijamur Mampu Atasi Keputihan?
Tanda dari keputihan yang tidak normal umumnya hampir sama. Namun, pengobatan yang dilakukan berbeda dan disesuaikan dengan penyebabnya. Lalu, apakah obat antijamur digunakan untuk mengatasi keputihan yang tidak normal?
Pada dasarnya, obat antijamur bisa digunakan untuk mengatasi keputihan yang disebabkan oleh jamur. Salah satu gangguan kesehatan yang mungkin dialami akibat jamur adalah infeksi jamur vagina. Infeksi jamur pada vagina disebabkan oleh jamur candida yang berkembang biak di sekitar vagina.
Selain gejala keputihan yang tidak normal, kondisi ini menyebabkan pengidapnya mengalami rasa nyeri dan panas ketika buang air kecil atau melakukan hubungan intim.
Nah, salah satu pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat antijamur yang dioleskan pada area vagina. Obat antijamur ini tersedia dalam bentuk salep, krim, atau obat minum. Dosis penggunaan obat antijamur disesuaikan dengan tingkat keparahan infeksi yang terjadi. Namun, ibu hamil dilarang menggunakan obat antijamur.
Baca juga: Agar Tetap Percaya Diri, Atasi Keputihan dengan Yoga
Ingat, menjaga dan merawat vagina adalah hal yang penting untuk dilakukan. Maka dari itu, sebaiknya jaga kebersihan vagina setiap saat. Caranya dengan menggunakan pakaian dalam yang tepat, menggunakan kontrasepsi saat berhubungan intim, dan mengonsumsi makanan yang sehat, serta air yang cukup dapat membantu merawat vagina agar terhindar dari gangguan kesehatan.
Bagi kamu yang mau tahu lebih jauh mengenai cara mengatasi keputihan, bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Mana Normal, Mana Abnormal?
Keputihan umumnya normal dialami wanita, terutama ketika memasuki siklus menstruasi. Wanita yang sedang menjalani masa kehamilan juga mengalami keputihan akibat perubahan hormon yang dialaminya. Pertanyaannya, bagaimana caranya membedakan keputihan normal dan abnormal?
Berdasarkan National Health Service UK, tanda-tanda keputihan yang tidak normal, yaitu:
- Jumlah keputihan yang keluar lebih banyak dari biasanya.
- Mengalami perubahan warna, seperti keabuan, hijau, coklat, atau bahkan berwarna kuning.
- Keputihan menimbulkan bau tidak sedap yang menyengat, seperti amis.
- Keputihan yang muncul menyebabkan rasa gatal pada vagina.
- Vagina terasa panas dan mengalami iritasi beberapa saat setelah mengalami keputihan.
- Keputihan muncul disertai dengan darah.
Baca juga: Berikut Jenis Keputihan Berdasarkan Warna
Sementara itu, keputihan normal bisa ditandai dengan:
- Warnanya bening atau putih susu jernih.
- Tidak berbau kuat, amis, anyir, atau busuk.
- Muncul cukup banyak dengan tekstur licin dan basah, biasanya beberapa hari di antara siklus haid atau selama ovulasi.
- Teksturnya licin dan lengket, bisa encer atau kental.
Ingat, jangan sekali-kali menganggap remeh keputihan yang abnormal. Kondisi tersebut bisa menjadi tanda adanya masalah yang serius pada kesehatan organ intim. Contohnya, vaginitis (peradangan pada vagina) hingga kanker serviks.
Menurut ahli di U.S. Department of Health & Human Services, andaikan keputihan disertai rasa terbakar atau gatal di sekitar vagina, kemungkinan kondisi itu bisa menandai vaginitis. Gejalanya antara lain:
- Bau pada vagina yang menyengat.
- Keputihan berwarna hijau, kuning, atau abu-abu.
- Rasa gatal vagina.
- Timbulnya rasa nyeri vagina.
- Kemerahan di sekitar vagina.
Oleh sebab itu, cobalah periksakan diri ke rumah sakit bila keputihan abnormal tak kunjung membaik. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit. Praktis, kan?
Referensi:
National Health Service UK. Diakses pada 2021. Vaginal Discharge
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Yeast Infection (Vaginal)
US Department of Health and Human Services. Diakses pada Februari 2020. Office of Population Affairs. Vaginal Discharge.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan