Novel Coronavirus Sudah Ditemukan Sejak 2012, Fakta atau Hoaks?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   11 Februari 2020
Novel Coronavirus Sudah Ditemukan Sejak 2012, Fakta atau Hoaks?Novel Coronavirus Sudah Ditemukan Sejak 2012, Fakta atau Hoaks?

Halodoc, Jakarta - Virus corona (korona) Wuhan atau novel coronavirus (2019-nCoV) sampai kini belum menemui episode akhir. Bahkan, di balik wabah virus korona timbul beragam spekulasi. Ada desas-desus yang mengatakan kalau novel coronavirus ini sebenarnya sudah ditemukan sejak 2012 oleh Ali Mohamed Zaki.

Zaki merupakan ahli virus dari Rumah Sakit Dr Soliman Fakeeh di Jeddah, Arab Saudi. Narasi ini beredar di tengah virus korona jenis 2019-nCoV yang tengah mewabah di kota Wuhan, Tiongkok. 

Pertanyaannya, benarkah virus corona Wuhan benar-benar sudah ditemukan sejak 2012? Bila iya, mengapa keberadaan novel coronavirus tenggelam begitu saja? Berikut ulasan lengkapnya yang dihimpun dari berbagai sumber nasional dan internasional. 

Baca juga: 10 Fakta Virus Corona yang Wajib Diketahui

Dipecat karena Ungkap Virus Corona

Penelusuran Halodoc membawa ke dua media nasional. Kedua media tersebut menyoroti dua akun Facebook. Salah satu akunnya menyebut: “Ya, Corona virus yang lagi beken itu ternyata sudah ditemukan dan diperingatkan oleh Dr. Ali Mohamed Zaki, seorang ahli virus berkebangsaan Mesir, 7 tahun yang lalu!” (28 Januari 2019).

Akun Facebook ini memuat gambar dua media asing, yaitu The Guardian (Inggris) dan situs sains Nature.com. Unggahan kontroversial itu telah dibagikan sebanyak 223 dan dilihat 22.800 kali. 

Salah satu media nasional mengatakan, akun di atas membagi tautan dari The Guardian yang berjudul, "Coronavirus: is this the next pandemic?". Namun, setelah Halodoc telusuri, berita yang dimaksud berjudul “Mers coronavirus: is this the next pandemic?”. Di sana, tak ada keterangan mengenai revisi atau update (judul maupun isi berita) mengenai berita yang terbit pada 15 Maret 2013. 

Berita yang dilansir The Guardian bercerita tentang Zaki yang menemukan virus corona pada salah satu pasiennya (60 tahun) pada Juni 2012. Menurut Zaki, virus korona memang bisa menyebabkan flu biasa dan SARS. Namun, virus korona kali ini menurutnya jauh lebih mematikan. 

Setelah menemukan virus corona tersebut, ia pun langsung mengirim email ke laboratorium virologi terkemuka di Belanda. Bukan hanya itu saja, Zaki pun mengunggah catatan tentang temuannya ke proMED, yaitu sistem pelaporan internet untuk berbagai rincian mengenai penyakit menular dan wabah dengan para peneliti dan lembaga kesehatan masyarakat.

Singkat cerita, pemerintah Arab Saudi tidak senang atas tindakan yang dilakukan Zaki. Alhasil, kontrak kerjanya di rumah sakit pun diputus atas tekanan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi.

Baca juga: Selain Virus Corona, Ini 12 Wabah Mematikan Lainnya dalam Sejarah 

Dari Arab Saudi Berlabuh ke Inggris

Selang beberapa waktu, kasus serupa yang Zaki tangani juga terjadi di Inggris. Tepatnya di Rumah Sakit St Thomas, London. Seorang pasien di sana dilaporkan baru mengunjungi Arab Saudi. Karena bingung dengan virus misterius tersebut, dokter di rumah sakit pun memberitahukan kasus tersebut ke Health Protection Agency's Imported Fever Service (HPA). 

Ahli di HPA juga menemukan file yang diunggah Zaki di proMed. Setelah diselisik lebih dalam, ternyata virus tersebut adalah coronavirus. Tak lama setelah itu, HPA pun memberitahu WHO mengenai kasus tersebut. 

Virus corona yang ditemukan Zaki pada Juni 2012 tercatat rapi di situs WHO. Mulai dari September 2012 hingga 2019, sekitar 2.494 laboratorium telah mengonfirmasi kasus infeksi virus korona. Sementara itu, sekitar 858 tewas akibat keganasan virus tersebut sejak 2012. Menurut WHO, setidaknya wabah ini menyerang hingga 27 negara. 

Baja juga: Suka Makanan Ekstrem, Sup Kelelawar Sebarkan Virus Corona 

Jangan Keliru Meski Satu Keluarga

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus korona pertama kali teridentifikasi pada pertengahan 1960-an. Virus corona terdiri dari empat sub-kelompok utama. Ada alpha, beta, gamma, dan delta. 

Nah, berbicara virus corona bisa diibaratkan membicarakan satu keluarga. Keluarga ini terdiri dari beberapa anggota keluarga, yaitu:

  • 229E (alpha coronavirus).

  • NL63 (alpha coronavirus).

  • OC43 (beta coronavirus).

  • HKU1 (beta coronavirus).

  • MERS-CoV (betacoronavirus penyebab Middle East Respiratory Syndrome, or MERS).

  • SARS-CoV (betacoronavirus penyebab severe acute respiratory syndrome, or SARS).

  • 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV).

Menurut CDC, orang-orang di seluruh dunia umumnya terinfeksi dengan virus korona jenis 229E, NL63, OC43, dan HKU1. Namun, terkadang virus korona yang menginfeksi hewan dapat berevolusi dan menjangkiti manusia, dan menjadi jenis virus korona baru. Contohnya, 2019-nCoV, SARS-CoV, dan MERS-CoV.

Lalu, bagaimana dengan virus corona yang ditemukan Zaki pada 2012? Sebenarnya virus korona tersebut adalah jenis MERS-CoV yang menyebabkan penyakit MERS. 

Semua Fakta Mengarah pada MERS

Pemberitaan di The Guardian dan Nature.com (sumber yang diunggah ke FB), tidak secara spesifik menyebutkan novel coronavirus atau 2019-nCoV. Pemberitaan di Guardian membuat judul dengan tegas, “Mers coronavirus: is this the next pandemic?”. Sedangkan di Nature berjudul “Tensions linger over discovery of coronavirus” dan “The story of the first MERS patient

Penelusuran Halodoc berlanjut ke US National Library of Medicine National Institutes of Health (NIH). Tepatnya pada jurnal berjudul “First Confirmed Case of Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus Infection in the Kingdom of Bahrain: In a Saudi Gentleman after Cardiac Bypass Surgery"

Jurnal  tersebut mengatakan, kasus pertama infeksi MERS terjadi di Arab Saudi, pada September 2012. Persis seperti catatan WHO, atau selang beberapa bulan setelah Zaki menemukan virus ini.

Ada pula salah satu penelusuran media nasional yang mengarah pada NIH berjudul “Middle East Respiratory Syndrome (MERS) – An update”. Dalam studi tersebut diungkapkan virus corona yang menyebabkan penyakit MERS pertama kali dilaporkan pada 24 September 2012 oleh Ali Mohamed Zaki di Jeddah.

Kesimpulan Narasi 

Berdasarkan pemeriksaan fakta-fakta tersebut, narasi yang mengatakan novel coronavirus yang mewabah di Wuhan sudah ditemukan sejak 2012 oleh Ali Mohamed Zaki adalah narasi yang menyesatkan atau hoaks alias kabar bohong. 

Virus corona yang ditemukan Zaki kala itu adalah virus corona jenis MERS-CoV, bukan jenis 2019-nCoV atau novel coronavirus. Jenis 2019-nCoV kali pertama dilaporkan di Wuhan, Tiongkok, pada 2019. Bukannya di Arab Saudi pada 2012. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI juga telah menegaskan, narasi yang ramai diperbincangkan di Facebook merupakan disinformasi atau informasi yang salah. 

Nah, masih mau percaya kalau virus corona Wuhan sudah ada sejak 2012? 

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah kapan dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
CDC. Diakses pada 2020. Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
CDC. Diakses pada 2020. Human Coronavirus Types.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Diakses pada 2020. [DISINFORMASI] Ali Mohamed Zaki Sudah Temukan Jenis Virus Corona yang Terjadi di Wuhan China Sejak 2012.
Nature - International Weekly Journal of Science. Diakses pada 2020. Tensions linger over discovery of coronavirus.
Nature Asia. Diakses pada 2020. The story of the first MERS patient.
The Guardian. Diakses pada 2020. Mers coronavirus: is this the next pandemic? 
US National Library of Medicine National Institutes of Health. Diakses pada 2020.  Middle East Respiratory Syndrome (MERS) – An update.
US National Library of Medicine National Institutes of Health. Diakses pada 2020. First Confirmed Case of Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus Infection in the Kingdom of Bahrain: In a Saudi Gentleman after Cardiac Bypass Surgery.
WHO. Diakses pada 2020. Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV).