Tubuh Sering Muncul Memar Tanpa Sebab, Bisa Jadi Gejala Gangguan Pembekuan Darah
Halodoc, Jakarta - Kondisi pembekuan darah terjadi karena suatu mekanisme darah untuk menggumpal saat terdapat cedera atau lesi. Kondisi ini bisa bersifat fisiologis maupun patologis. Darah perlu mengalir secara terus-menerus ke seluruh aliran tubuh. Namun, saat terdapat luka pada tubuh, seketika darah berhenti mengalir untuk melakukan pembekuan darah.
Pembekuan darah sehat umumnya akan membantu menyelamatkan kondisi seseorang saat sedang menghentikan pendarahan. Namun, pembekuan darah juga bisa terbentuk saat mereka tidak diperlukan dan menyebabkan serangan jantung, stroke, atau masalah medis serius lainnya.
Terbentuknya pembekuan darah dimulai setiap kali darah yang mengalir melakukan kontak dengan zat-zat tertentu pada kulit atau dinding pembuluh darah. Saat tersebut oleh platelet (potongan kecil dari sebuah sel yang ditemukan dalam darah) hal itu mengakibatkan dinding pembuluh darah rusak.
Plak kolesterol yang terbentuk pada arteri memiliki kondisi seperti ini juga. Apabila plak pecah, mereka akan memulai proses pembekuan. Kebanyakan serangan jantung dan stroke terjadi saat plak pada otak atau saat jantung tiba-tiba pecah. Pembekuan darah juga bisa terbentuk saat darah tidak mengalir dengan baik.
Apabila trombosit berkumpul di pembuluh darah atau jantung, trombosit lebih cenderung untuk tetap bersatu. Fibrilasi atrium dan deep vein thrombosis (DVT) merupakan dua kondisi ketika darah bergerak perlahan, sehingga bisa menyebabkan masalah pembekuan.
Baca juga: Ini Bahaya Pembekuan Darah bagi Kesehatan
Saat pembekuan terjadi di dalam vena, maka akan muncul kemerah-merahan, nyeri, pembengkakan, dan mungkin terasa hangat. Terkadang, seluruh daerah yang bengkak menjadi berwarna kebiruan karena pembekuan yang besar. Namun, jika pembekuan darah terjadi dalam arteri, ini dapat jadi lebih parah. Darah mengalir dalam arteri untuk melakukan fungsi biologis seperti pernapasan. Jadi, apabila terjadi pembekuan, kamu bisa berkeringat, sesak napas, terkadang mual, nyeri, tekanan pada dada, atau gangguan pencernaan.
Ketika darah tidak mengalir dengan baik ke otak, hal ini akan menyebabkan pengidap linglung, kehilangan kemampuan melihat atau bicara. Munculnya stroke menandakan adanya bekuan darah yang terjadi di suatu tempat di tubuh. Gejala gangguan pembekuan darah bervariasi, tergantung pada kondisi yang mendasarinya. Namun, gejala umumnya yaitu:
- Mudah memar tanpa alasan jelas.
- Perdarahan menstruasi berat.
- Sering mimisan.
- Berdarah terus-terusan dari luka kecil.
- Perdarahan yang merembes ke persendian.
Baca juga: Disseminated Intravascular Coagulation, Gangguan di Pembuluh Darah
Penanganan akan direncanakan berdasarkan jenis gangguan pembekuan darah yang kamu alami dan keparahan kondisinya. Gangguan darah tidak dapat disembuhkan total, tetapi terapi pengobatan bisa meredakan gejalanya. Pengobatan gangguan koagulasi mungkin juga termasuk resep suplemen zat besi, transfusi darah, injeksi pengganti faktor (khususnya untuk kasus pembekuan darah).
Darah akan lebih cenderung menggumpal saat kamu tidak memiliki keseimbangan yang tepat antara jenis protein yang menyebabkan dan menghentikan pembekuan darah. Orang dengan penyakit hemofilia memiliki faktor pendukung pembekuan darah yang tidak berjalan dengan baik, sehingga mereka akan mengeluarkan banyak darah saat cedera.
Baca juga: Ibu Perlu Tahu Cara Pencegahan Pendarahan pada Hemofilia
Umumnya, tujuan pengobatan adalah untuk membuat darah mengalir dengan normal tanpa adanya pembekuan yang abnormal. Jangan lupa untuk menjalani gaya hidup dan rutin berolahraga untuk menjamin sirkulasi darah yang sehat. Komunikasikan pada dokter melalui aplikasi Halodoc setiap kali kamu mengalami gejala pembekuan darah. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.