Muncul Benjolan Merah di Kepala, Waspada Folikulitis
“Gejala utama folikulitis adalah benjolan merah seperti jerawat di tempat pertumbuhan rambut. Folikulitis biasanya terjadi akibat infeksi bakteri Staphylococcus (Staph) atau jenis jamur tertentu.”
Halodoc, Jakarta – Benjolan merah berisi nanah pada folikel rambut disebut folikulitis. Penyebabnya biasanya infeksi bakteri, seperti Staphylococcus aureus. Folikulitis dapat terjadi pada dua jenis, yaitu superfisial dan profunda. Folikulitis superfisial terjadi di epidermis dan disebabkan oleh infeksi, cedera, atau paparan bahan kimia.
Sedangkan folikulitis profunda merusak seluruh folikel rambut hingga subkutan dan dapat meninggalkan bekas luka. Selain itu, folikulitis juga bisa disebabkan oleh komplikasi jerawat, luka, penyumbatan folikel, pertumbuhan rambut ke dalam kulit, serta infeksi virus dan jamur.
Apa Saja Gejala Folikulitis Selain Benjolan Merah?
Gejala utama folikulitis adalah benjolan merah seperti jerawat di tempat pertumbuhan rambut. Gejala lainnya adalah rasa gatal, nyeri, dan kemerahan pada kulit. Benjolan yang muncul bisa pecah dan mengeluarkan darah atau nanah. Kamu dianjurkan ke dokter jika benjolan membengkak, terasa hangat, dan menyebar ke area yang lain setelah dua minggu.
Benjolan di Kepala Menandakan Apa?
Folikulitis biasanya terjadi akibat infeksi bakteri Staphylococcus (Staph) atau jenis jamur tertentu. Meskipun seseorang dapat mengontrak bakteri Staph melalui kontak tubuh dengan pengidapnya, folikulitis akibat jamur tidak menular melalui kontak fisik.
Seseorang berisiko tinggi mengalami gejala folikulitis jika mengidap penyakit yang menurunkan kekebalan tubuh. Misalnya seperti diabetes, HIV/AIDS, kanker, memiliki jerawat yang tergolong parah, berendam dalam bak yang tidak bersih, menggunakan krim untuk jangka panjang.
Selain itu, kerap menggunakan pakaian yang tidak menyerap panas dan keringat, serta sering mencukur dan waxing rambut juga dapat menjadi penyebabnya.
Perlukah Diagnosis Folikulitis?
Meski tampak jelas, benjolan merah di tempat pertumbuhan rambut perlu didiagnosis untuk mengetahui penyebab pastinya. Biasanya folikulitis didiagnosis dengan dermoskopi, yaitu pemeriksaan kulit menggunakan alat seperti mikroskop.
Apabila infeksi terus berlanjut setelah pengobatan, dokter akan mengambil kulit atau rambut yang terinfeksi (biopsi) untuk diperiksa di laboratorium.
Bagaimana Folikulitis Diobati?
Tergantung dari tingkat keparahan dan penyebab yang mendasari, berikut adalah beberapa pilihan pengobatan folitikulitis:
1. Konsumsi Obat
Infeksi folikulitis ringan diobati menggunakan antibiotik dalam bentuk krim, losion, atau gel. Antibiotik bisa diberikan dalam bentuk minum, superfisial, atau kombinasi keduanya tergantung tingkat keparahan. Folikulitis akibat infeksi jamur diobati menggunakan obat antijamur dalam bentuk krim, sampo, dan tablet.
2. Operasi
Berupa operasi kecil untuk mengeluarkan nanah dari benjolan. Tindakan ini membuat pengidap sembuh lebih cepat dan tidak meninggalkan bekas luka. Setelah operasi selesai, benjolan folikulitis bisa muncul kembali.
3. Laser
Dilakukan jika metode lain belum berhasil mengobati folikulitis. Metode laser bertujuan menghilangkan rambut secara permanen, sehingga kepadatan rambut di area tertentu berkurang.
4. Perawatan Mandiri
Perawatan mandiri membantu proses penyembuhan folikulitis ringan, di antaranya dengan:
- Bersihkan area yang terinfeksi menggunakan air hangat dan sabun antibakteri.
- Rendam lap atau handuk ke dalam campuran satu sendok teh garam dan dua gelas air. Kemudian tempelkan campuran tersebut di area yang terinfeksi.
- Hindari mencukur dan menggaruk area yang terinfeksi, juga gunakan pakaian yang longgar di area yang terinfeksi. Jika ingin mencukur bulu kemaluan dengan aman, baca lebih lanjut caranya pada: 6 Tips untuk Mencukur Bulu Kemaluan Tanpa Iritasi.
Bisakah Folikulitis Dicegah?
Ya, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah folikulitis:
1. Menjaga kebersihan kulit
Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun yang lembut dan air hangat. Hindari penggunaan sabun keras atau scrub yang kasar yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
2. Hindari pemakaian pakaian yang terlalu ketat
Pakaian yang terlalu ketat dapat menggesek dan mengiritasi kulit, sehingga meningkatkan risiko terjadinya folikulitis. Pilihlah pakaian yang longgar dan terbuat dari bahan yang menyerap keringat.
3. Hindari mencukur rambut secara terlalu dekat
Ketika mencukur, pastikan pisau cukur dalam kondisi bersih dan tajam. Gunakan krim cukur atau gel yang mengandung pelembap untuk mengurangi iritasi kulit. Pastikan juga untuk mencukur dengan arah pertumbuhan rambut, bukan melawannya.
4. Hindari berbagi alat cukur atau barang pribadi lainnya
Folikulitis dapat menyebar melalui kontak langsung dengan alat cukur, handuk, atau pakaian yang terinfeksi. Oleh karena itu, penting untuk tidak berbagi alat-alat ini dengan orang lain.
5. Jaga kebersihan dan sterilisasi alat untuk kulit
Pastikan alat-alat seperti sisir, sikat, dan alat cukur dalam keadaan bersih dan steril sebelum digunakan. Membersihkan alat-alat ini secara teratur dapat membantu mencegah infeksi bakteri.
6. Hindari kontak dengan benda yang mudah terkontaminasi
Usahakan untuk tidak bersentuhan langsung dengan permukaan yang terkontaminasi, seperti kolam renang yang tidak terawat, pakaian yang kotor, atau permukaan yang tidak bersih.
Itulah penjelasan mengenai folikulitis jika muncul benjolan merah pada kepala. Folikulitis yang berkepanjangan kerap menjadi pertanda akan kondisi serius. Karena itu, segeralah periksakan kondisi kesehatan ke dokter spesialis kulit jika mengalaminya.
Referensi:
BAD.org.uk. Diakses pada 2023. Preventing Folliculitis.
Healthline. Diakses pada 2023. Folliculitis: What It Is and What You Can Do About It.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Folliculitis.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan