Moody pada Wanita, Kelainan Mental atau Hormon?
Halodoc, Jakarta - Dibanding pria, wanita secara alamiah memang rentan terhadap perubahan mood. Psikiater sekaligus penulis buku, Julie Holland, pun mengungkapkan dalam bukunya bahwa ada banyak alasan yang membuat mood wanita seringkali naik turun seperti roller coaster. Pada taraf tertentu, perubahan mood adalah hal yang wajar, bukan suatu kelainan mental.
Moody, merupakan istilah yang berasal dari kata ‘mood’, yang dalam Bahasa Inggris berarti ‘suasana hati’. Secara bahasa, moody dapat dijelaskan sebagai suatu sifat atau kondisi ketika seseorang mengalami perubahan mood yang fluktuatif atau tidak beraturan. Sementara dalam istilah psikologi, moody lebih dikenal dengan sebutan mood disorder, yaitu gejala kacaunya suasana hati seseorang yang dapat berujung pada depresi.
Pada wanita, moody sangatlah erat kaitannya dengan hormon. Sebab dalam hidupnya, wanita memiliki banyak fase perubahan hormon dalam tubuh. Fase-fase itu antara lain masa puber, premenstrual syndrome (PMS), kehamilan, masa setelah melahirkan, dan saat menopause.
Mari ambil salah satu contoh, PMS. Masa-masa PMS merupakan fase kehidupan wanita yang rutin terjadi setiap bulannya. Pada masa ini, kadar hormon estrogen pada wanita akan mulai menurun, dan kebalikannya, hormon progesteron akan mengalami ketidakstabilan. Perubahan kadar 2 hormon inilah yang memicu terjadinya lonjakan perubahan emosi pada wanita. Itulah mengapa pada masa ini wanita akan lebih sensitif dan mengalami mood swing.
Faktor Lain yang Membuat Wanita Moody
Berdasarkan penjelasan tadi, dapat disimpulkan bahwa moody pada wanita umumnya merupakan hal yang wajar dan bersifat hormonal. Namun, selain karena hormon, beberapa faktor berikut ini juga dapat memicu sifat moody pada wanita.
1. Genetik
Hormon seseorang sangat erat kaitannya dengan gen yang diwariskan dari orangtuanya. Orang yang memiliki sifat moody akan berpotensi besar menurunkan itu pada anaknya. Sama halnya dengan jenis-jenis kepribadian seperti introvert dan ekstrovert, yang juga dapat diwariskan dari gen kedua orangtua.
2. Kurang Tidur
Waktu tidur yang kurang merupakan akar dari berbagai masalah penyakit. Tak terkecuali dalam hal perubahan suasana hati. Wanita yang tidak memiliki waktu tidur yang cukup akan membuat perubahan mood semakin kentara, imbas adanya peningkatan kadar hormon kortisol, yaitu hormon yang menyebabkan stres.
3. Terlalu Banyak Tekanan
Menurut penelitian, wanita memiliki kemampuan multitasking yang lebih baik dibanding pria. Dalam satu waktu, wanita dapat memikirkan dan mengerjakan banyak hal. Namun, itulah yang menjadi boomerang bagi mereka. Terlalu banyak hal yang dipikirkan dan dikerjakan lambat laun akan membuat wanita merasa tertekan. Tekanan yang berlebihan itulah yang kemudian membuat wanita lebih emosional dan memicu terjadinya mood swing.
Meski sulit untuk dihindari, moody dapat diminimalisir dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti olahraga teratur. Terutama olahraga yang dapat membantu merelaksasi pikiran seperti yoga. Saat memasuki masa-masa PMS, kamu juga bisa mencoba mengalihkan pikiran dan melakukan berbagai kegiatan menyenangkan yang dapat membuat mood menjadi baik.
Jika kamu mengalami masalah kesehatan, jangan ragu untuk membicarakannya dengan dokter, melalui fitur Chat, atau Voice/Video Call di aplikasi Halodoc. Dapatkan juga kemudahan membeli obat secara online, kapan saja dan di mana saja, hanya dengan men-download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Google Play Store.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan