Mitos atau Fakta, Idap TIA Bisa Picu Serangan Jantung

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   21 Juni 2019
Mitos atau Fakta, Idap TIA Bisa Picu Serangan JantungMitos atau Fakta, Idap TIA Bisa Picu Serangan Jantung

Halodoc, Jakarta – TIA merupakan kepanjangan dari transient ischaemic attack atau lebih awam disebut dengan stroke ringan. TIA atau stroke ringan muncul ketika aliran darah di dalam otak mengalami penyumbatan. Padahal, sel-sel saraf otak sangat rentan terhadap kekurangan oksigen ini mengaliri seluruh bagian tubuh dengan lancar agar sel-sel tubuh tetap hidup.

Umumnya, hampir segala hal yang menyumbat aliran darah menuju ke otak terkait dengan penyakit stroke. Itu sebabnya, TIA sering dikatakan sebagai kondisi stroke ringan. Meski bersifat sementara, tapi orang yang mengalami TIA tetap perlu mendapat perawatan segera untuk mengurangi risiko stroke. Biar kamu lebih waspada, yuk ketahui gejala TIA dibawah ini:

Baca Juga: Ini Perbedaan TIA (Transient Ischaemic Attack) dan Stroke yang Perlu Dipahami

Gejala TIA

TIA terjadi karena adanya gumpalan darah bersarang di arteri yang memasok darah ke otak. Tanpa aliran darah yang lancar otak bisa kekurangan oksigen dan tidak bisa bekerja dengan normal. Kondisi ini bisa menyebabkan gejala seperti kelemahan otot atau bicara cadel.  Gejala TIA bisa berlangsung selama 2–15 menit, tapi umumnya akan menghilang dalam 24 jam. Gejala umum dari TIA dapat berupa:

  • Pusing

  • Kesulitan bicara

  • Kesulitan memahami apa yang dibicarakan orang lain

  • Sulit menelan

  • Sakit kepala

  • Lumpuh, mati rasa, ataupun lemah pada satu sisi tubuh

  • Dalam kasus yang parah, dapat kehilangan kesadaran

Namun, gejala TIA bervariasi tergantung pada bagian otak mana yang terkena. Berikut ini gejala TIA berdasarkan bagian tubuh yang terpengaruh.

  • Wajah. Wajah pengidap TIA mungkin terlihat turun satu sisi akibat beberapa otot wajah menjadi lumpuh.

  • Mata dan Mulut. Mata atau mulut TIA mungkin terkulai, sehingga tidak dapat tersenyum dengan benar.

  • Lengan. Pengidap TIA juga mungkin akan mengalami kelemahan lengan atau mati rasa pada salah satu sisi, sehingga sulit untuk mengangkat atau mempertahankannya.

  • Kemampuan Berbicara. Pengidap TIA dapat sulit untuk mengungkapkan apa yang dimaksud, sebab apabila sumbatan terjadi pada area pusat bahasa di otak, maka pengidap tidak mampu menyusun kata dan sulit mengungkapkan sesuatu. Sumbatan juga dapat terjadi pada area pusat motorik di otak menyebabkan kelumpuhan pada otot lidah, sehingga membuat pengidap cadel.

Baca Juga: Jangan Sepelekan, Inilah Cara Terbaik Tangani TIA

Mampu mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala TIA sangat penting jika kamu tinggal bersama orang yang berisiko tinggi mengalami stroke, seperti lansia, pengidap tekanan darah tinggi atau diabetes.

Semakin cepat perawatan medis didapatkan, maka akan semakin baik peluang untuk sembuh. Kalau kamu mengalami sendiri atau menyaksikan orang lain mengalaminya, sebaiknya segera cari bantuan medis. Gejala TIA bersifat sementara dan akan hilang dalam 24 jam.

Benarkah TIA Bisa Picu Serangan Jantung?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab utama TIA adalah aliran darah yang tersumbat. Nah, serangan serangan jantung juga disebabkan oleh tersumbatnya aliran darah ke otot jantung. Jadi, bisa dikatakan TIA bisa berkorelasi dengan serangan jantung karena memiliki penyebab yang sama, yaitu sumbatan pembuluh darah.

TIA juga terkait dengan kondisi atrial fibrillation di mana jantung memiliki ritme yang tidak teratur. Selain atrial fibrillation, TIA juga bisa disebabkan penyakit arteri karotis, di mana arteri utama dari jantung ke otak menyempit atau tersumbat. Nah, penyempitan atau penyumbatan ini bisa menyebabkan serangan jantung pada pengidap TIA.

Lantas, Adakah Cara Untuk Mencegah TIA?

TIA merupakan pertanda bahwa seseorang berisiko tinggi mengalami stroke dalam waktu dekat. Seseorang yang memiliki riwayat stroke biasanya berisiko tinggi mengalami TIA. Orang yang pernah mengidap stroke juga masih berpeluang mengalami TIA. Langkah pencegahan yang bisa dilakukan, yakni:

  • Menjaga berat badan tetap ideal.

  • Makan-makanan yang sehat.

  • Rutin berolahraga.

  • Hindari merokok dan konsumsi alkohol.

Baca Juga: Penanganan Pertama Saat Keluarga Terdekat Mengalami TIA (Transient Ischaemic Attack)


Melakukan medical check up juga dianjurkan untuk memantau kondisi kesehatan, terutama tekanan darah bagi seseorang yang berisiko stroke. Kalau kamu perlu melakukan medical check up, biar lebih praktis sekarang bisa lho buat janji dengan rumah sakit pilihanmu melalui Halodoc. Mudah bukan? Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan