Gejalanya Mirip, Ini Bedanya Gastroenteritis dan Diare
“Meskipun salah satu gejala utamanya adalah diare, nyatanya gastroenteritis dan diare adalah dua kondisi kesehatan yang berbeda. Perbedaan kedua penyakit tersebut bisa diketahui dari gejalanya, penyebabnya, dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk sembuh. Mengetahui perbedaan gastroenteritis dan diare agar kamu bisa melakukan pengobatan yang tepat.”
Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar penyakit bernama gastroenteritis? Bagaimana dengan muntaber? Gastroenteritis atau yang dijuluki juga dengan istilah “flu perut” adalah penyakit yang menyebabkan pengidapnya mengalami muntah dan diare hingga berpotensi dehidrasi.
Sebenarnya ketika menyerang seseorang dengan kondisi tubuh yang fit, gastroenteritis mungkin tidak berakibat fatal. Namun, lain lagi ceritanya bila penyakit gastroenteritis menyerang bayi, lansia, atau mereka yang bermasalah dengan sistem imunnya. Alasannya simpel, gastroenteritis bisa berdampak fatal bagi ketiga kelompok tersebut.
Nah, karena gastroenteritis bisa menyebabkan diare, lalu apa bedanya diare dan gastroenteritis?
Baca juga: Cara Membedakan Gejala Gastroenteritis dan Keracunan Makanan
Perbedaan dari Sisi Gejalanya
Perbedaan gastroenteritis dan diare bisa diketahui salah satunya dari gejalanya. Gejala utama gastroenteritis atau yang disebut juga muntaber pastinya adalah muntah dan diare. Gejala ini bisa muncul 1–3 hari setelah tubuh terinfeksi. Namun, perlu diketahui, gastroenteritis bisa menimbulkan keluhan lainnya ketika menyerang tubuh. Misalnya, demam dan menggigil, mual, sakit kepala, tidak nafsu makan, atau sakit perut.
Ingat, gastroenteritis adalah salah satu penyakit yang sering terjadi pada anak-anak. Oleh karena itu, segeralah temui atau tanyakan dokter bila Si Kecil mengalami muntaber, apalagi bila disertai sederet gejala lainnya. Contohnya demam di atas 38 derajat Celsius, gelisah, uring-uringan, hingga diare disertai darah. Nah, ibu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Ibu bisa menghubungi dokter kapan dan di mana saja melalui Video/Voice Call dan Chat.
Lain gejala gastroenteritis, lain pula diare. Gejala diare cukup bervariasi, meliputi perut kram atau kembung, mulas, tinja encer, penurunan berat badan, sakit kepala, demam, hingga tinja berlendir. Bagaimana bila diare menyerang Si Kecil?
Umumnya gejala yang akan timbul seperti mata, perut, dan pipi terlihat cekung, rewel, tidak ada urine pada popok selama tiga jam atau lebih, atau air mata berkurang saat menangis.
Baca juga: 4 Penyakit yang Ditandai dengan Diare
Perbedaan Penyebabnya
Gastroenteritis atau flu perut adalah peradangan pada dinding saluran sistem pencernaan, terutama lambung dan usus. Nah, infeksi di kedua bagian ini yang menyebabkan muntaber. Sedangkan diare adalah gangguan pencernaan yang bisa membuat pengidapnya jadi sering buang air besar, dengan kondisi feses yang encer.
Lalu, apa penyebab kedua penyakit di atas? Sebenarnya hampir sama, sebagian besar diare dan gastroenteritis disebabkan oleh infeksi virus. Untuk gastroenteritis, ada dua virus yang jadi biang keladinya, yaitu norovirus dan rotavirus. Namun, ada pula virus lainnya, seperti adenovirus dan astrovirus. Sedangkan virus penyebab diare menyerang usus besar. Jenis-jenis virusnya, antara lain rotavirus, cytomegalovirus, norwalk, dan virus hepatitis. Nah, rotavirus ini yang sering menyebabkan diare pada anak-anak. Sebagian besar kasus diare disebabkan oleh makanan dan minuman yang sudah terpapar virus, bakteri, atau parasit.
Hal yang perlu digarisbawahi, selain virus ada pula penyebab lainnya yang bisa memicu gastroenteritis dan diare. Sebut saja infeksi bakteri, parasit, atau efek samping obat-obatan tertentu.
Ringkas kata, seseorang yang mengalami diare, bukan berarti mengalami gastroenteritis. Sebagian besar kasus diare disebabkan oleh infeksi di usus besar. Sedangkan gastroenteritis peradangan pada sistem pencernaan, terutama lambung dan usus yang menyebabkan diare dan muntah-muntah.
Baca juga: Inilah Obat Non Resep untuk Mengatasi Flu Perut
Perbedaan Lamanya Waktu Sembuh
Tahukah kamu berapa banyak jumlah pengidap diare di Indonesia? Menurut data dari Kemenkes RI, setidaknya 7 juta orang mesti berhadapan dengan penyakit ini pada 2017. Mirisnya, diare yang sering disepelekan ini menempati posisi ketiga (pada 2016) penyebab kematian anak dari total penyakit infeksi setelah tuberkulosis dan hati. Jadi, diare tidak boleh disepelekan.
Meski begitu, kebanyakan pengidap diare bisa pulih dalam hitungan hari tanpa memerlukan pengobatan khusus. Namun, mereka perlu memperhatikan asupan cairan dan makanan yang tepat. Sedangkan pada kasus diare kronis, waktu penyembuhannya lebih lama.
Diare kronis disebabkan oleh kondisi yang lebih serius, seperti radang pada saluran cerna, penyakit Crohn, atau penyakit Celiac. Nah, diare yang disebabkan oleh penyakit ini bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu untuk sembuh. Bagaimana dengan gastroenteritis?
Gastroenteritis biasanya bisa sembuh dalam kurun waktu kurang dari satu minggu setelah terpapar virus. Namun, membutuhkan waktu yang lebih lama (berminggu-minggu) bila biang keladinya adalah infeksi bakteri.
Ingat, meski kedua penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi kamu sebaiknya menemui dokter bila diare atau muntaber tidak membaik dalam hitungan 2–3 hari. Jangan lupa download aplikasi Halodoc juga ya untuk memudahkan kamu mendapatkan solusi kesehatan terlengkap.