Mimpi Buruk Disertai Susah Bernapas, Hati-Hati Gejala Penyakit Ini
Halodoc, Jakarta - Banyak sekali gangguan tidur yang bisa terjadi pada seseorang. Gangguan tidur ini bisa memunculkan mimpi buruk seakan dicekik sehingga sulit bernapas. Tahukah kamu ini adalah salah satu gejala penyakit? Gejala ini dirasakan oleh mereka yang mengalami sleep apnea, yakni kondisi saat seseorang mengalami masalah tidur mendengkur yang cukup kronis.
Sleep apnea, merupakan gangguan serius pada pernapasan yang terjadi saat tidur, yang mana saluran udara jadi terhambat akibat dinding tenggorokan yang mengendur dan menyempit. Saat seseorang tertidur, otot-otot tenggorokan mengendur dan lemas. Dalam keadaan normal, kondisi ini tidak mengganggu pernapasan. Pada pengidap sleep apnea, otot menjadi terlalu lemas sehingga menyebabkan penyempitan atau hambatan pada saluran udara yang mengganggu pernapasan. Alhasil, pengidapnya mengalami mimpi buruk seakan sedang dicekik.
Jenis Gangguan Pernapasan Tidur
Ada dua macam gangguan pernapasan pada pengidap sleep apnea tidur, yakni:
-
Hipopnea. Kondisi ini terjadi ketika saluran udara menyusut hingga lebih dari 50 persen dan mengakibatkan napas menjadi pendek dan lambat. Kondisi ini biasanya terjadi sekitar 10 detik.
-
Apnea. Kondisi yang terjadi ketika seluruh saluran udara terhambat selama sekitar 10 detik. Saat apnea, kadar oksigen dalam darah turun sehingga otak memerintahkan kita untuk bangun dan berusaha bernapas kembali. Sepanjang malam, pengidap sleep apnea dapat mengalami apnea dan hypopnea secara berulang-ulang.
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Sleep Apnea Picu Kematian
Gejala Sleep Apnea
Berikut ini adalah gejala yang dirasakan oleh pengidap sleep apnea:
-
Mendengkur dengan keras.
-
Sering mengalami henti napas dan kemudian terengah-engah.
-
Bernapas dengan berat dan berisik.
-
Kesulitan tidur nyenyak di malam hari atau insomnia.
-
Bangun dengan mulut kering atau tenggorokan serak.
-
Pusing saat pagi hari.
-
Mengantuk saat pagi hari.
-
Berkeringat secara berlebihan di malam hari, bisa jadi karena mimpi buruk.
-
Sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil.
-
Mudah marah.
-
Depresi.
-
Penurunan gairah seksual atau disfungsi ereksi pada pria.
Faktor Risiko
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengidap sleep apnea, antara lain:
-
Jenis kelamin. Sleep apnea biasanya lebih sering dialami pria.
-
Memiliki leher yang besar. Ukuran leher yang lebih besar dari 43 cm lebih berisiko mengalami kondisi ini.
-
Obesitas atau berat badan berlebihan. Adanya lemak berlebihan di jaringan lunak leher dan perut mengganggu seseorang bernapas, terutama saat tidur.
-
Mengonsumsi obat penenang. Obat ini membuat tenggorokan mengendur, contohnya obat bius dan obat tidur.
-
Berusia 40 tahun atau lebih. Sleep apnea umumnya terjadi pada orang-orang di usia ini, meski bisa juga terjadi pada usia berapa saja.
-
Kelainan pada struktur leher bagian dalam. Misalnya amandel yang besar, saluran pernapasan kecil, rahang bawah kecil, dan adenoid yang besar.
-
Hidung tersumbat. Orang mengalami penyumbatan pada hidung berisiko mengidap apnea tidur, misalnya karena polip dan kelainan struktur tulang hidung.
-
Riwayat dalam keluarga. Jika terdapat keluarga yang mengalami gangguan ini, maka risiko kamu terkena juga meningkat.
-
Merokok. Merokok meningkatkan risiko inflamasi dan penumpukan cairan di saluran pernapasan atas.
-
Mengonsumsi minuman keras. Kebiasaan ini jika dilakukan sebelum tidur memperburuk apnea tidur dan juga dengkuran.
-
Menopause pada wanita. Perubahan hormon selama menopause dapat membuat tenggorokan lebih mengendur dari biasanya sehingga risiko apnea tidur meningkat.
-
Kondisi medis. Orang yang mengidap gangguan jantung dan stroke berisiko mengalami apnea tidur sentral.
Gaya Hidup untuk Mencegah Sleep Apnea
Beberapa gaya hidup dapat mencegah gangguan napas ini bisa dihindari. Untuk masalah yang ringan, penanganan yang dianjurkan antara lain:
-
Menghindari obat-obatan penenang dan obat tidur.
-
Menurunkan berat badan jika mengalami kelebihan berat badan.
-
Menghindari tidur terlentang. Usahakan untuk tidur dengan posisi miring.
-
Berhenti merokok bagi yang memiliki kebiasaan merokok.
-
Membatasi konsumsi minuman keras atau alkohol, terutama pada waktu sebelum tidur.
Baca Juga: Gangguan Tidur Sleep Apnea, Bisa Sebabkan Penyakit Jantung dan Stroke
Jika kondisi sleep apnea sudah memengaruhi kualitas hidup segera bicarakan pada dokter spesialis penyakit dalam untuk informasi lebih lanjut. Jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah saja, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Yuk, download Halodoc sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan