Mengidap Taeniasis, Ini yang Terjadi pada Tubuh
Halodoc, Jakarta - Taeniasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing pita yang tergolong dalam genus Taenia (Taenia saginata, Taenia solium, dan Taenia asiatica) pada manusia. Pada kasus yang cukup berbahaya, taeniasis menyerang otot dan yang paling sering terserang adalah area jantung, diafragma, lidah, otot pengunyah, daerah esofagus, leher dan otot antar tulang rusuk.
Taeniasis umumnya terjadi di daerah tropis karena daerah tropis memiliki curah hujan yang tinggi dan iklim yang sesuai untuk perkembangan cacing pita. Saat manusia terkena penyakit ini, maka dapat dipastikan ia tertular karena kerap mengonsumsi daging sapi atau babi yang setengah matang. Daging tersebut bisa mengandung cacing pita sehingga dapat berkembang menjadi Taenia dewasa dalam usus manusia. Selain itu, sumber penularan cacing pita Taenia pada manusia adalah melalui:
-
Tinja pengidap taeniasis, karena tinja pengidap mengandung telur atau segmen tubuh (proglotid) cacing pita. Usahakan selalu menggunakan alas kaki saat pergi ke tempat beralaskan tanah.
-
Hewan, terutama babi dan sapi yang mengandung larva cacing pita (sistiserkus).
-
Makanan, minuman, dan lingkungan yang tercemar oleh telur cacing pita.
Selain itu, terdapat beberapa faktor yang membuat seseorang berisiko mengidap taeniasis, yaitu:
-
Berada dalam lingkungan dengan sanitasi yang buruk.
-
Bepergian atau tinggal di daerah endemi atau negara yang sering mengonsumsi daging babi, sapi, atau ikan air tawar yang terkontaminasi cacing pita.
-
Memiliki sistem imunitas tubuh yang lemah, sehingga tidak bisa melawan infeksi. Kondisi ini banyak terjadi pada pengidap HIV AIDS, diabetes, pengidap kanker yang menjalani kemoterapi, serta pasien yang melakukan transplantasi organ.
Baca Juga: Banyak Makan Tetap Kurus karena Cacingan, Benarkah?
Sebagian besar pengidap taeniasis tidak menunjukkan tanda atau gejala. Cacing pita dewasa dapat tumbuh hingga sepanjang 25 meter, dan bisa bertahan dalam usus manusia hingga 30 tahun tanpa diketahui. Penyakit ini baru diketahui saat melihat keberadaan cacing pada tinja yang seperti butiran beras. Terkadang cacing juga menyatu bersama dan membentuk rantai yang panjang dengan keberadaan yang berpindah-pindah. Saat taeniasis menyerang tubuh kita, maka akan terjadi beberapa gejala, yaitu:
-
Mual.
-
Nafsu makan menurun.
-
Diare.
-
Sakit perut.
-
Ingin mengonsumsi makanan yang asin.
-
Penurunan berat badan akibat gangguan dalam penyerapan makanan.
-
Pusing.
-
Beberapa pengidap taeniasis juga dapat mengalami iritasi di area sekitar anus atau tempat keluarnya telur dewasa.
Selain itu, saat infeksi semakin parah maka telur cacing bisa berpindah keluar dari usus dan membentuk kista larva pada jaringan tubuh dan organ lainnya. Gejalanya antara lain:
-
Sakit kepala.
-
Reaksi alergi terhadap larva.
-
Gejala pada sistem saraf, seperti kejang.
-
Terbentuk benjolan.
Pengobatan Taeniasis
Cara untuk mengatasi taeniasis, maka biasanya dokter memberikan beberapa obat yaitu:
-
Obat anthelmintik. Obat ini dapat membunuh cacing pita. Obat anthelmintik diberikan untuk sekali minum, tetapi dapat dikonsumsi dalam waktu beberapa minggu hingga infeksi bersih. Cacing pita yang mati akan keluar bersama tinja.
-
Obat antiinflamasi. Kista cacing pita yang mati dapat membuat jaringan atau organ menjadi bengkak dan meradang. Untuk mengatasi hal ini dokter memberikan obat kortikosteroid.
-
Obat antikejang. Obat ini diberikan pada pengidap teniasis yang mengalami kejang.
Jika infeksi menyebabkan penimbunan cairan pada otak atau hidrosefalus, maka dokter memasang saluran permanen untuk mengalirkan cairan. Jika kista cacing pita berkembang pada hati, paru-paru, atau mata, maka dokter melakukan prosedur operasi untuk menghilangkannya, karena kista dapat mengganggu fungsi organ.
Baca Juga: Bahaya Penularan Cacing Pita pada Manusia
Mau tahu tips kesehatan lainnya? Atau kamu punya masalah dengan kesehatan kamu atau orang terdekat kamu? Halodoc bisa jadi solusinya. Kamu bisa diskusi langsung dengan dokter ahli melalui Chat atau Voice/Video Call. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan