Mengidap Kanker Paru Bisa Sebabkan Pleuritis
Halodoc, Jakarta - Pleuritis adalah peradangan yang terjadi pada pleura, yaitu selaput yang masing-masing menempel pada paru-paru dan tulang rusuk yang berfungsi untuk memisahkan kedua jaringan tersebut. Di antara kedua selaput pleura terdapat cairan yang membantu mengurangi gesekan pada saat kita bernapas. Saat radang terjadi, cairan tersebut menjadi lengket dan permukaan selaput pleura menjadi kasar, sehingga timbul rasa sakit ketika kedua lapisan pleura saling bergesek, misalnya saat kita bernapas atau batuk.
Seseorang yang mengidap pleuritis dapat merasakan gejala-gejala seperti:
- Sakit di salah satu sisi dada.
- Sakit pada bahu dan punggung.
- Batuk kering.
- Sesak napas atau napas pendek.
- Demam.
- Pusing.
- Berkeringat.
- Mual.
- Sakit pada sendi dan otot.
- Sakit pada dada dan bahu makin terasa saat pengidap pleuritis menarik napas dalam-dalam, bersin, batuk, atau bergerak.
Baca juga: Waspada Nyeri di Dada Saat Batuk Tanda Terkena Pleuritis
Apa Penyebabnya?
Penyebab utama pleuritis adalah infeksi virus dari suatu penyakit yang telah diderita sebelumnya yang menyebar ke pleura atau selaput pemisah paru-paru dan tulang rusuk. Beberapa jenis virus tersebut di antaranya adalah virus influenza sebagai penyebab sakit flu, virus parainfluenza sebagai penyebab croup (laringotrakeobronkitis) pada anak, virus Epstein-Barr sebagai penyebab demam kelenjar (glandular fever), dan Cytomegalovirus (CMV) yang dapat menular melalui cairan tubuh.
Selain virus, bakteri juga dapat menyerang pleura, salah satunya adalah bakteri Streptococcus yang sering menyebabkan pneumonia, infeksi kulit selulitis, serta impetigo. Bakteri lainnya adalah Staphylococcus yang biasa ditemukan dalam kasus sepsis, keracunan makanan, atau infeksi kulit.
Baca juga: Waspadai Komplikasi Pleuritis Bila Tak Segera Ditangani
Bisa Muncul sebagai Komplikasi dari Kanker Paru-Paru
Pleuritis bisa juga disebabkan oleh komplikasi dari suatu kondisi. Seperti misalnya kanker paru-paru, dan kasus-kasus lain seperti:
- Pembekuan darah di dalam paru-paru atau penyakit emboli paru.
- Penyakit anemia sel sabit.
- Penyakit kanker mesothelioma yang menyerang selaput organ, misalnya pleura.
- Cedera pada rusuk yang mengenai pleura akibat benturan.
- Infeksi jamur atau parasit.
- Efek samping pengobatan radioterapi atau kemoterapi.
- Melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat penyakit AIDS, atau kebalikannya ketika produksi antibodi meningkat secara tidak terkendali, sehingga justru menyerang jaringan sehat di dalam tubuh. Kondisi seperti itu bisa ditemui pada penderita penyakit lupus dan arthritis rheumatoid.
Komplikasi Apa Saja yang Mengintai?
Penumpukan cairan di dalam paru-paru atau efusi pleura adalah komplikasi pleuritis yang mungkin saja dapat terjadi. Biasanya kondisi ini terjadi pada kasus pleuritis yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau emboli paru. Seseorang yang mengidap efusi pleura akan merasakan gejala sesak napas yang memburuk.
Baca juga: Ketahui Pengobatan Pleuritis Berdasarkan Penyebabnya
Efusi pleura biasanya pulih jika pleuritis berhasil diobati. Namun jika pengobatan pleuritis tidak dapat mengatasi efusi pleura yang terjadi, maka dokter akan melakukan penyedotan cairan dari dalam rongga pleura dengan menggunakan selang khusus (torakosenetesis), atau menutup rongga pleura dengan menempelkan kedua lapisan menjadi satu (pleurodesis).
Itulah sedikit penjelasan tentang pleuritis. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan