Mengenal Penyakit Kuning pada Bayi, Berbahaya atau Normal?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   24 Maret 2021
Mengenal Penyakit Kuning pada Bayi, Berbahaya atau Normal?Mengenal Penyakit Kuning pada Bayi, Berbahaya atau Normal?

Halodoc, Jakarta – Setiap ibu pasti berharap anaknya lahir dengan keadaan normal tanpa ada kekurangan atau gangguan apa pun. Meski begitu, ibu harus mempersiapkan segala kemungkinan yang dapat terjadi pada bayi yang baru lahir. Salah satu masalah yang dapat terjadi adalah penyakit kuning. Banyak ibu yang panik saat mendapatkan kabar jika bayinya mengalami penyakit kuning. Sebenarnya, berbahayakah masalah ini? Biar lebih jelas, baca ulasannya di bawah ini!

Baca juga: 4 Fakta Tentang Penyakit Kuning pada Newborn

Berbahayakah Bayi dengan Penyakit Kuning?

Penyakit kuning yang terjadi pada bayi baru lahir atau jaundice, adalah menguningnya kulit dan mata pada bayi. Masalah ini terbilang umum untuk terjadi biasanya disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi, yaitu pigmen kuning yang diproduksi selama kerusakan normal pada sel darah merah. Hal ini karena hati bayi yang baru lahir masih berkembang sehingga belum mampu mengeluarkan bilirubin dari dalam tubuh.

Bayi kuning umumnya tidak berbahaya jika hanya berlangsung 24 jam di kehidupan pertama Si Kecil. Kondisi ini rentan terjadi pada bayi yang lahir prematur, bayi yang mengalami sumbatan di saluran cerna, dan bayi yang mengalami perdarahan. Gejala yang paling terlihat berupa bagian putih pada mata yang menguning, urine berwarna kuning pekat, feses berwarna pucat, telapak tangan, serta kaki yang menguning.

Sementara bayi kuning yang abnormal disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu yang menyerang anak, seperti anemia hemolitik, ketidakcocokan ABO, dan kekurangan enzim tertentu. Kondisi ini membuat bayi kuning lebih dari 1 minggu sehingga perlu mendapat perawatan segera. Ibu juga perlu membawa Si Kecil ke dokter jika kondisi bayi kuning mulai menyebar ke bagian tubuh lain yang disertai gejala lain, seperti sulit untuk makan, rewel, tampak lemas, demam tinggi, sesak napas, dan kejang.

Baca juga: Bagaimana Cara Mendiagnosis Penyakit Kuning?

Bayi Kuning Tidak Berbahaya, tapi Perlu Perhatian Khusus

Ibu perlu tahu jika penyakit bayi kuning tidak menimbulkan bahaya apabila langsung mendapatkan perhatian khusus. Salah satu metode yang dilakukan oleh ahli medis untuk mengatasinya adalah fototerapi. Selain itu, ibu juga dapat mencegah kenaikan bilirubin pada Si Kecil dengan memberikan asupan ASI yang cukup disertai suplementasi. Nah, berikut ini beberapa cara yang dapat ibu lakukan agar anak kembali bugar dari penyakit kuning:

1. Pastikan agar anak rutin mendapatkan ASI secara eksklusif sebanyak 8–12 kali per harinya. hal ini untuk memastikan Si Kecil tidak mengalami dehidrasi dan membantu bilirubin melewati tubuhnya lebih cepat. Apabila metode ini sudah dilakukan dan gangguan masih terus terjadi, cobalah memberikan suplementasi atau asupan pengganti ASI sebagai alternatif.

2. Pemberian suplementasi dapat diberikan dengan cara memerah ASI, khususnya untuk anak yang memiliki kondisi khusus seperti tidak bisa menyusu secara langsung. Selain itu, ibu juga dapat memberikan ASI donor yang sudah diskrining dan sudah dipasteurisasi, serta susu formula. Susu formula biasanya diberikan sekitar 6–10 botol dalam waktu 24 jam. Sebelum itu, minta saran dari dokter anak terkait susu formula yang sesuai untuk memenuhi nutrisi anak.

Pemberian suplementasi memang sangat disarankan. Namun, pemberiannya harus dengan pertimbangan apabila ibu dan anak memiliki kondisi khusus, antara lain:

  • Bayi memiliki gula darah rendah tanpa gejala, dehidrasi, penurunan berat badan, gerakan usus yang melambat, kadar bilirubin yang sangat tinggi (hiperbilirubin), serta kondisi yang membuat anak membutuhkan zat mikronutrien pada makanannya.
  • Sang ibu mengalami masalah pada payudara sehingga berdampak buruk dan memengaruhi produksi ASI, serta merasa nyeri saat memberikan susu pada anak.

Baca juga: Adakah Makanan untuk Meredakan Penyakit Kuning?

Itulah pembahasan tentang penyakit kuning pada bayi yang ternyata tidak menimbulkan bahaya jika segera mendapatkan penanganan. Tentu semua ibu hamil tidak ingin anaknya mengalami suatu gangguan apa pun. Dengan mempelajari hal ini, ibu dapat menambah wawasan jika masalah ini ternyata bukan sesuatu yang besar dengan penanganan yang tepat.

Selain itu, ibu juga dapat bertanya pada dokter dari Halodoc jika mendapati Si Kecil masih menguning beberapa hari setelah dilahirkan. Jika dirasa gangguan yang terjadi dapat membahayakan, ibu juga memesan janji temu dengan dokter di rumah sakit terpilih untuk anak agar mendapatkan penanganan yang tepat melalui aplikasi Halodoc. Maka dari itu, download aplikasinya sekarang juga!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. Understanding Newborn Jaundice.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Infant jaundice.