Mengenal Lebih Dekat Penyebab Sindrom Horner pada Anak
Halodoc, Jakarta - Sindrom horner merupakan kombinasi gejala medis lain yang disebabkan oleh gangguan jalur saraf dari otak ke wajah dan mata di satu sisi tubuh. Kondisi medis yang memicu sindrom ini meliputi stroke, tumor, ataupun cedera tulang belakang. Dalam beberapa kasus, tidak ada penyebab mendasar yang dapat ditemukan.
Sindrom horner sebabkan penurunan ukuran pupil, kelopak mata terkulai, dan penurunan keringat pada sisi wajah pengidapnya. Tidak ada pengobatan khusus untuk sindrom horner, tapi mengobati kondisi medis yang mendasarinya dapat mengembalikan fungsi saraf kembali normal. Untuk mengetahui sindrom horner lebih jauh lagi, yuk kenali penyakit ini terlebih dahulu.
Baca Juga: Perlu Tahu Cara Diagnosis Sindrom Horner
Mengenal Sindrom Horner
Sistem saraf simpatis mengatur detak jantung, ukuran pupil, keringat, tekanan darah, dan fungsi-fungsi lain yang memungkinkan seseorang merespons dengan cepat terhadap perubahan di lingkungan. Nah, pada sindrom horner terdapat kerusakan jalur tertentu pada sistem saraf simpatis ini. Jalur saraf yang terkena sindrom horner dibagi menjadi tiga kelompok sel saraf (neuron).
1. Neuron Tingkat Pertama
Jalur neuron ini mengarah dari hipotalamus di dasar otak, melewati batang otak dan meluas ke bagian atas sumsum tulang belakang. Masalah yang dapat mengganggu fungsi saraf terkait dengan sindrom horner di wilayah ini meliputi:
-
Tumor
-
Penyakit yang menyebabkan hilangnya pelindung pada neuron (myelin)
-
Trauma leher
-
Kista atau rongga di tulang belakang (syringomyelia)
2. Neuron Tingkat Kedua
Jalur neuron ini memanjang dari tulang belakang, melintasi bagian atas dada dan ke sisi leher. Penyebab yang berkaitan dengan kerusakan saraf di wilayah ini mungkin termasuk:
-
Kanker paru-paru
-
Tumor selubung mielin (schwannoma)
-
Kerusakan pembuluh darah utama yang berasal dari jantung (aorta)
-
Cedera traumatis
Baca Juga: Ini 4 Komplikasi yang Disebabkan oleh Sindrom Horner
3. Neuron Tingkat Ketiga
Jalur neuron ini memanjang di sepanjang sisi leher dan mengarah ke kulit wajah dan otot-otot iris dan kelopak mata. Kerusakan saraf di wilayah ini dapat dikaitkan dengan kondisi berikut:
-
Kerusakan pada arteri karotis di sepanjang sisi leher
-
Kerusakan pada vena jugularis di sepanjang sisi leher
-
Tumor atau infeksi di dekat pangkal tengkorak
-
Cluster headaches, suatu kelainan yang menghasilkan pola siklis dari sakit kepala parah
Sindrom Horner pada Anak
Selain orang dewasa, sindrom horner juga bisa dialami oleh anak-anak. Penyebab paling umum dari sindrom horner pada anak-anak adalah cedera pada leher atau bahu saat melahirkan, cacat aorta hadir saat lahir, dan adanya tumor pada sistem hormonal dan saraf. Sindrom horner pada anak biasanya mempengaruhi hanya satu sisi wajah. Pada anak-anak, gejalanya dapat berupa :
-
Warna iris yang lebih muda pada mata pada anak di bawah usia satu tahun.
-
Dalam cahaya redup pupil yang terkena akan lambat terbuka.
-
Kelopak mata terkulai.
-
Mata menjadi cekung.
-
Mengeluarkan sedikit keringat atau bahkan tidak sama sekali.
-
Kurangnya kemerahan (flushing) yang biasanya muncul saat kepanasan, aktivitas fisik atau reaksi emosional pada sisi wajah yang terkena.
Penting untuk mendapatkan diagnosis yang cepat dan akurat untuk mencegah gejala yang terkait dengan sindrom Horner muncul secara tiba-tiba, seperti gangguan penglihatan, pusing, kelemahan otot, dan sakit kepala hebat.
Baca Juga: Alasan Sindrom Horner Hanya Menyerang Satu Sisi Wajah
Kalau ibu punya pertanyaan lain tentang sindrom horner pada Si Kecil, diskusi dengan dokter anak Halodoc saja. Tinggal klik fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc biar lebih praktis menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!