Mengenal Lebih Dalam Tentang Infeksi Nosokomial
Halodoc, Jakarta - Dibolehkan pulang setelah dirawat inap beberapa hari di rumah sakit tak menjamin seseorang bebas dari berbagai risiko kesehatan. Sebab, ternyata ada lho jenis infeksi yang berkembang di lingkungan rumah sakit, yaitu infeksi nosokomial. Seseorang dikatakan terkena infeksi ini jika penularannya didapat ketika berada di rumah sakit. Kenali lebih dalam tentang infeksi nosokomial dalam pembahasan berikut, yuk!
Orang yang terkena infeksi nosokomial bisa mengalami bermacam-macam penyakit dengan gejala yang berbeda-beda. Beberapa penyakit yang paling sering terjadi akibat infeksi nosokomial adalah:
-
Infeksi aliran darah primer (IADP).
-
Infeksi saluran kemih (ISK).
-
Infeksi luka operasi (ILO).
Gejala yang dialami oleh orang yang terkena infeksi nosokomial umumnya sama dengan tanda-tanda infeksi lainnya, seperti demam, takikardia, sesak, dan lemas. Pada pneumonia dapat terjadi batuk dengan dahak yang kental dan pada infeksi saluran kemih terdapat nyeri daerah punggung bawah atau perut bawah. Intinya, seluruh gejala ini timbul setelah perawatan di rumah sakit dan tidak sesuai dengan keluhan awal saat masuk rumah sakit.
Baca juga: Terkena Infeksi Nosokomial, Apakah Berbahaya?
Jika kamu mengalami gejala tersebut, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter, agar penanganan bisa dilakukan sesegera mungkin. Sekarang, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan juga bisa dilakukan di aplikasi Halodoc, lho. Lewat fitur Talk to a Doctor, kamu bisa obrolkan langsung gejalamu melalui Chat atau Voice/Video Call.
Faktor-Faktor yang Meningkatkan Risiko
Ada beberapa faktor yang dapat membuat seseorang terkena infeksi nosokomial. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Patogen (Bakteri, Jamur, Virus, dan Parasit)
Pada kebanyakan kasus, infeksi nosokomial disebabkan oleh bakteri yang ada di rumah sakit. Bakteri bisa didapat dari orang lain yang ada di rumah sakit, ataupun yang mengontaminasi lingkungan dan alat-alat di rumah sakit. Jumlah dan virulensi (kekuatan) bakteri yang tinggi, serta resistensi bakteri terhadap antibiotik dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi nosokomial.
Resistensi bakteri adalah kondisi ketika suatu jenis bakteri menjadi tidak lagi bisa diatasi oleh antibiotik. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan anjuran dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan mengakibatkan bakteri yang ada di dalam tubuh manusia berubah karakter dan menjadi tahan terhadap antibiotik.
Rumah sakit merupakan tempat berbagai jenis pasien, sehingga bakteri yang resisten tersebut dapat menyebar di lingkungan rumah sakit dan akan lebih sulit untuk ditangani jika menjangkiti seseorang. Selain bakteri, jamur, virus, dan parasit juga dapat menjadi penyebab infeksi nosokomial.
Baca juga: Kenali Berbagai Gejala Infeksi Nosokomial
2. Kondisi Tubuh
Tidak hanya bakteri, infeksi nosokomial juga bisa meningkat risikonya pada orang dengan kondisi tubuh tertentu. Beberapa kondisi seseorang yang membuatnya lebih rentan terserang infeksi nosokomial adalah:
-
Usia. Lansia (usia di atas 70 tahun) dan bayi lebih mudah terserang infeksi nosokomial.
-
Daya tahan tubuh dan penyakit yang dimiliki. Orang dengan penyakit kronis seperti diabetes, gagal ginjal, dan kanker dapat lebih mudah terkena infeksi nosokomial. Kondisi yang mengakibatkan daya tahan tubuh turun seperti pada penyakit HIV/AIDS, malnutrisi, atau menggunakan obat-obatan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, akan meningkatkan risiko terkena infeksi nosokomial.
-
Prosedur yang dilakukan terhadap pasien. Prosedur seperti tindakan operasi, pemasangan alat bantu napas (ventilator), endoskopi, atau kateter meningkatkan risiko seseorang untuk terkena infeksi nosokomial melalui kontaminasi langsung dengan alat yang masuk ke dalam tubuh.
3. Faktor Lingkungan
Lingkungan rumah sakit yang padat, kegiatan memindahkan pasien dari satu unit ke unit yang lain, dan penempatan pasien dengan kondisi yang mudah terserang infeksi nosokomial (misalnya pada ruang perawatan intensif, ruang perawatan bayi, ruang perawatan luka bakar) di satu tempat dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial. Lamanya waktu perawatan di rumah sakit juga semakin meningkatkan risiko terkena penyakit nosokomial.
Baca juga: Kunjungan ke Rumah Sakit Bisa Sebabkan Infeksi Nosokomial
Itulah sedikit penjelasan tentang infeksi nosokomial. Jika kamu baru pulang dari rumah sakit setelah diopname, perhatikan berbagai gejala yang mungkin muncul, dan lakukan pemeriksaan secara berkala. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Tunggu apa lagi? Yuk download aplikasinya sekarang!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan