Mengenal Dampak Pola Asuh Orangtua ke Anak Lewat Film Shazam!
Halodoc, Jakarta – DC Extended Universe (DCEU) kembali menarik perhatian khalayak dengan produksi film berjudul Shazam!. Alih-alih menghadirkan sosok superhero dengan pembawaan serius dan dewasa, Shazam! ditampilkan sebagai sosok superhero konyol.
Bagaimana tidak? Shazam! sebenarnya anak ABG berusia 14 tahun yang terjebak dalam tubuh superhero berusia 30-an. Tak heran jika tingkahnya masih seperti kanak-kanak.
Baca Juga: Timbang-menimbang Pola Asuh Untuk Anak
Film Shazam! bermula dari kisah seorang anak berusia 14 tahun, bernama Billy Batson, yang mendapatkan kekuatan super setelah bertemu dengan Wizard Shazam. Dengan kekuatan ini, Billy Batson harus berhadapan dengan Dr. Thaddeus Sivana yang jahat dan monster Seven Deadly Sins. Kekonyolan Shazam! menjadi daya tarik tersendiri bagi film ini.
Menemukan Sisi Lain Film Shazam!
Billy Batson terpisah dari orangtuanya saat berusia tiga tahun. Setelah kejadian itu, Billy Batson tinggal berpindah-pindah dari panti asuhan satu ke lain sambil mencari ibu kandungnya. Di sisi lain, masa lalu tokoh antagonis Dr. Thaddeus Sivana, yang juga memperebutkan kekuatan super Shazam! menarik perhatian.
Dalam film tersebut, Dr. Thaddeus Sivana mendapatkan perlakuan kurang baik dari ayah dan kakak kandungnya. Ia dianggap sebagai anak yang tidak bisa apa-apa dan selalu diremehkan. Hal ini membuatnya bersikeras mendapatkan kekuatan Shazam! untuk membuktikan kehebatannya pada ayah dan kakak kandungnya.
Sikap buruk dari keluarga yang diterimanya sejak kecil membuat Dr. Thaddeus Sivana tumbuh menjadi anak pendendam dan berperilaku menyimpang. Hal ini menyiratkan bahwa pola asuh orangtua, baik dari ibu atau ayah, berdampak pada tumbuh kembang anak. Pasalnya perilaku atau perkataan buruk menimbulkan trauma psikis yang terbawa hingga dewasa.
Baca Juga: Toxic Relationship dalam Keluarga, Ini Tandanya
Dampak Pola Asuh Orangtua pada Tumbuh Kembang Anak
Perilaku negatif orangtua berpotensi menimbulkan kerusakan emosional pada diri anak. Beberapa di antaranya adalah sikap merendahkan atau melecehkan anak secara verbal, fisik, dan seksual. Sebagian orangtua kerap membentak anak dan menyalahkannya dalam kondisi yang sesungguhnya di luar kuasa anak. Kondisi ini diperburuk dengan rendahnya kesadaran orangtua bahwa pola asuh yang dilakukan termasuk merugikan dan merusak.
Umumnya orangtua dengan pola asuh ini memiliki pengalaman buruk pada masa kecil, sehingga perilakunya dianggap wajar atau sudah dipersiapkan sebagai pembalasan. Lantas, apa dampak pola asuh buruk orangtua terhadap tumbuh kembang anak?
Anak menjadi sering menyalahkan diri sendiri atas perilaku negatif orangtua yang diterimanya. Kondisi ini seringkali terbawa hingga ia tumbuh dewasa. Hal ini ditandai dengan sikapnya yang tidak percaya diri, memiliki citra diri yang buruk, merasa tidak berharga, dan gangguan mental lainnya. Bahkan tak jarang, pola asuh ini memengaruhi hubungan anak dengan pasangannya kelak.
Baca Juga: Ini Pola Asuh Sehat untuk Tumbuh Kembang Anak
Itulah sisi lain dari film Shazam! yang perlu diketahui. Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar pola asuh, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!