Mengatasi Insomnia dengan Pil Tidur, Amankah?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   15 September 2021
Mengatasi Insomnia dengan Pil Tidur, Amankah?Mengatasi Insomnia dengan Pil Tidur, Amankah?

“Jika sesekali dilakukan sesuai dengan anjuran dokter, mengonsumsi pil tidur tidak akan membahayakan seseorang. Namun, jika hal tersebut dilakukan dalam jangka panjang, akan memicu penumpukan substansi dalam tubuh, sehingga efek samping pun tidak bisa dihindari.”

Halodoc, Jakarta - Sehat itu tidak sebatas pada konsumsi makanan kaya nutrisi dan menjaga kebugaran dengan berolahraga saja. Kesehatan seseorang juga dinilai dari kualitas tidur pada malam hari. Guna menunjang tubuh dan fungsinya dapat berjalan dengan baik, ahli kesehatan merekomendasikan orang dewasa untuk tidur selama 6-8 jam setiap malam hari.

Namun, zaman yang semakin modern dan canggih membuat orang-orang kini tidak mendapatkan cukup waktu untuk beristirahat, terlebih pada malam hari. Insomnia ini yang kemudian membuat mereka tanpa sadar mengubah pola hidup menjadi tidak sehat. Padahal, pola hidup ini memicu terjadinya berbagai penyakit serius. Namun, sebenarnya aman atau tidak mengonsumsi pil tidur untuk mengatasi insomnia? 

Baca juga: Susah Tidur? 7 Cara Mengatasi Insomnia Ini Patut Dicoba

Bolehkah Mengatasi Insomnia dengan Obat Tidur?

Wajib memenuhi jam tidur di malam hari bukan tanpa alasan. Tidur membantu tubuh dan otak berfungsi dengan baik. Memiliki waktu tidur yang nyenyak dan berkualitas mampu meningkatkan pembelajaran, memori, pengambilan, keputusan, bahkan kreativitas. Tidak hanya sampai itu saja, memiliki jam tidur yang cukup mampu menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, stroke, dan obesitas.

Mengingat fungsinya yang sangat penting, banyak orang yang mengambil jalan pintas untuk mengonsumsi pil tidur. Obat ini dinilai menjadi solusi terbaik untuk pengidap gangguan tidur. Sebenarnya sah-sah saja jika dikonsumsi sesekali waktu. Namun, jika insomnia terjadi dalam jangka waktu yang lama dan berlangsung setiap malam, kondisi tersebut menjadi keluhan yang perlu mendapat perhatian lebih.

Pasalnya, bisa jadi kamu terlalu banyak konsumsi kafein atau berinteraksi terlalu lama dengan gadget menjelang waktu tidur. Sederhananya, obat tidur merupakan solusi sementara, alias tidak untuk konsumsi jangka panjang. Biasanya, pil tidur ini direkomendasikan untuk orang-orang yang baru melakukan perjalanan dengan jarak yang sangat jauh. Contohnya seperti melintasi benua, atau baru saja pulih setelah menjalankan prosedur medis tertentu.

Baca juga: Susah Tidur di Malam Hari, Mengapa Insomnia Terjadi?

Adakah Risiko Setelah Penggunaan?

Kamu perlu tahu, semua pil tidur memiliki efek samping yang berbeda, tergantung pada jenis, dosis, dan daya tahan tubuh masing-masing pengguna. Meski berbeda, efek samping umum yang bisa saja terjadi, seperti rasa kantuk berkepanjangan keesokan harinya, sakit kepala, nyeri otot, sembelit, mulut kering, hingga sulit berkonsentrasi.

Selain gejala fisik yang dialami, pemakaian pil tidur dalam jangka waktu yang panjang dapat memengaruhi kesehatan otak. Pengguna bahkan bisa saja mengalami penurunan daya ingat dan fokus, atau hilang ingatan. Efek samping yang memengaruhi kesehatan otak tentu dapat menurunkan kualitas hidup pengidap, sehingga ia sulit untuk bekerja dan menjalankan aktivitas hariannya.

Risiko lain dari konsumsi obat tidur berlebihan yaitu terjadinya ketergantungan. Hal lain yang perlu kamu ketahui adalah ada beberapa jenis obat tidur, terutama pil yang diresepkan oleh dokter dapat memicu ketergantungan. Artinya, kamu membutuhkan obat tersebut setiap malam, terlepas apakah kamu bisa tidur atau tidak. Di samping itu, pil tidur yang kamu konsumsi bisa saja berinteraksi dengan jenis obat yang lain. 

Kondisi tersebut tentu dapat memperparah efek samping, dan bisa saja membahayakan nyawa pengidapnya. Terutama jika pil tidur berinteraksi dengan obat penghilang rasa sakit, atau obat penenang lainnya. Oleh karena itu, perhatikan penyebab insomnia yang terjadi, lalu atasi dengan langkah yang tepat sesuai dengan penyebabnya.

Baca juga: 4 Jenis Gangguan Tidur yang Rentan Dialami Lansia

Jadi, jangan sepelekan dampak negatif obat tidur, ya. Sebaiknya, gunakan alternatif yang lebih rendah risiko, seperti konsumsi teh chamomile atau teh hijau beberapa saat sebelum tidur. Kedua bahan alami tersebut bersifat menenangkan, sehingga otak dan tubuh menjadi lebih rileks beberapa saat setelah mengonsumsinya. Jika kamu membutuhkan cara lain untuk mengatasi insomnia, diskusikan langsung gangguan yang kamu alami dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya.

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Sleeping Pills.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Prescription sleeping pills: What's right for you