Memiliki Bobot 350 Kg, Kenali Bahayanya Obesitas Morbid
Halodoc, Jakarta - Mau tahu berapa banyaknya peningkatan kasus obesitas di negara kita? Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menyatakan obesitas atau kegemukan pada orang dewasa di atas 18 tahun terus meningkat dari tahun ke tahun sejak 2007. Menurut data Riskesdas 2018, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan, menunjukkan prevalensi obesitas meningkat sejak tiga periode Riskesdas. Peningkatannya mulai pada tahun 2007 dari 10,5 persen, 2013 menjadi 14,8 persen, dan 2018 meningkat tajam menjadi 21,8 persen.
Baca juga: 10 Dampak Negatif Obesitas yang Harus Kamu Ketahui
Di samping itu, menurut kajian dari Global Burden of Diseases yang dipublikasikan jurnal Lancet pada tahun 2014, Indonesia berada di peringkat 10 dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia.
350 Kg, Super Obesitas?
Berbicara obesitas, belakangan ada sebuah kejadian yang menyita perhatian banyak publik. Seperti diberitakan banyak media massa, seorang wanita di Kalimantan Tengah memiliki kelebihan berat badan yang amat tinggi. Dengan bobot 350 kg, wanita ini mengaku kesulitan untuk aktivitas sehari-hari. Bahkan, untuk menopang berat badannya saja pun ia tak mampu.
Menurut dokter spesialis gizi klinik, kasus di atas termasuk dalam obesitas yang harus ditangani dengan tindakan operasi. Di samping itu, pengidapnya juga perlu menjaga pola makan, diet sehat yang dikombinasikan obat-obatan, dan olahraga. Separah itukah obesitas yang dialami oleh wanita di atas?
Dalam dunia medis, wanita di atas mengidap masalah kesehatan yang disebut dengan obesitas morbid. Jenis ini enggak sama dengan obesitas yang kita kenal pada umumnya. Obes morbid merupakan kondisi terjadinya timbunan lemak yang sangat tinggi dalam tubuh. Alhasil, pengidapnya memiliki berat badan yang berlebih, benar-benar jauh dari ukuran ideal.
Berat badan yang super berlebihan ini enggak cuma memengaruhi bentuk fisik saja, lho. Obesitas morbid juga bisa menimbulkan sederet keluhan lainnya. Misalnya, diabetes dan tekanan darah tinggi. Lalu, apa bedanya obesitas dengan obesitas morbid?
Baca juga: Mitos atau Fakta, Obesitas pada Anak Bisa Picu Perlemakan Hati
Nah, perbedaannya bisa dilihat dari nilai indeks massa tubuh (IMT). Seseorang bisa dikatakan obesitas bila memiliki indeks massa tubuh lebih dari 25. Sementara itu, obesitas morbid angkanya jauh lebih tinggi, yaitu 37, 5 atau lebih.
Pengidap obesitas morbid tentunya akan mengalami gejala-gejala yang membuat dirinya tidak nyaman. Mulai dari sesak napas, mudah dan banyak berkeringat, mudah lelah, hingga sulit melakukan aktivitas fisik.
Yang bikin ngeri, obesitas jenis ini menyimpan banyak komplikasi bagi tubuh. Misalnya, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung, sindrom metabolik, aterosklerosis, asma, gangguan reproduksi, disfungsi ereksi, hingga kanker.
Tak cuma itu saja, obesitas morbid ini juga bisa menimbulkan masalah psikologis, lho. Contohnya, malu dan merasa bersalah, terisolasi dari lingkungan, hingga depresi akibat body shaming.
Lalu, apa sih yang menyebabkan seseorang mengidap obesitas yang super berlebihan ini?
Obesitas Morbit, Bukan Cuma Soal Makanan dan Olahraga Saja
Manusia tentu membutuhkan kalori dari makanan agar tubuh bisa bekerja dengan semestinya. Contohnya, untuk membantu sistem pernapasan hingga membuat jantung berdetak. Kalori ini nantinya akan semakin banyak terbakar ketika seseorang aktif bergerak dan rutin berolahraga.
Akan tetapi, kalori yang berlebihan dan tak terbakar ujung-ujungnya akan disimpan sebagai lemak di dalam tubuh. Nah, lemak yang tertimbun dalam jumlah banyak inilah yang dapat menyebabkan obesitas atau obesitas morbid.
Sebenarnya, ada dua hal yang menjadi biang keladi dari menumpuknya lemak dalam tubuh. Pertama, jarang berolahraga, sehingga tubuh tak menggunakan kalori yang ada secara efektif. Kedua, pola dan menu makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan yang tinggi kalori.
Baca juga: Pahami Cara Mengatasi Anak Obesitas Berikut Ini
Namun selain kedua hal di atas, ada pula faktor lainnya yang bisa memicu obesitas morbid, yaitu:
-
Penggunaan Obat. Obat-obatan untuk mengatasi kejang, diabetes, ataupun obat jenis antidepresan dan penghambat beta bisa memicu kenaikan berat badan. Apalagi bila tak diimbangi dengan aktivitas fisik dan pola makan yang baik.
-
Kelainan Bawaan atau Genetik. Masalah obesitas ini bisa disebabkan, karena kelainan berupa ketidaknormalan fungsi tubuh untuk mengubah makan menjadi energi (membakar kalori).
-
Hamil. Berat badan umumnya akan meningkat ketika hamil. Nah, risiko obesitas morbid ini akan makin meningkat bila ibu tak bisa menurunkan berat badannya usai melahirkan.
-
Masalah kesehatan. Penimbunan lemak dalam tubuh bisa dipicu oleh berbagai kondisi kesehatan tertentu. Misalnya, sindrom Cushing dan sindrom Prader-Willi.
Memiliki masalah kelebihan berat badan? Atau ingin tahu cara yang tepat untuk menurunkan berat badan? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan