Masih Muda Kok Kena Jantung Koroner?
Halodoc, Jakarta - Penyakit jantung koroner atau yang biasa disebut dengan penyakit arteri koroner adalah suatu penyakit yang terjadi jika ada penyumbatan pada parsial aliran darah ke jantung. Penyakit jantung koroner berkembang ketika pembuluh darah utama yang memasok darah, oksigen, dan nutrisi ke jantung menjadi rusak.
Penyakit jantung koroner ternyata bukan hanya menyerang seseorang yang sudah tua, tetapi juga bisa menyerang yang masih muda. Penyebab utama orang yang masih muda terserang jantung koroner biasanya dikarenakan faktor risiko obesitas dan gaya hidup yang tidak sehat.
Di Indonesia, penyakit jantung koroner mencapai angka 12,1 persen dari total populasi. Bahkan, penyakit ini semakin banyak diidap oleh kelompok usia muda, yakni 39 persen berusia kurang dari 44 tahun. Sebanyak 22 persen dari pengidap jantung usia muda itu berada di kisaran 15-35 tahun.
Penyebab penyakit jantung koroner sekarang ini diklaim berasal dari pola hidup dan pola makan yang tidak sehat, seperti makanan cepat saji, rokok, serta alkohol. Selain itu, stres adalah penyebab penyakit jantung lainnya yang banyak dialami masyarakat urban. Kiat menghindari penyakit jantung koroner di usia muda merupakan salah satu fokus utama layanan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Kerusakan pembuluh darah sudah terjadi secara perlahan dan penyakit jantung koroner terjadi lebih cepat. Ada beberapa tanda perkembangan penyakit jantung koroner yang dapat diwaspadai pada usia muda. Penanda tersebut adalah:
- Hipertensi
Penanda pertama yang harus diperhatikan agar masih muda tidak kena jantung koroner adalah tekanan darah tinggi (hipertensi). Hipertensi merupakan suatu gangguan yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler.
Mendeteksi hipertensi di usia muda cenderung sulit dikarenakan pengaruh jenis kelamin, umur, dan tinggi badan. Tekanan darah sistolik normal pada usia remaja sekitar 95-140. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darahnya secara konsisten melewati batas normal setelah tiga kali pengukuran pada waktu yang berbeda.
- Hiperkolesterolemia
Masih muda kena jantung koroner bisa disebabkan oleh Hiperkolesterolemia atau tingginya kadar kolesterol dalam darah yang merupakan awal dari perkembangan penyakit jantung koroner dan terkadang tanpa sadar telah dimulai sejak masa anak-anak.
Peningkatan kadar kolesterol juga dapat dilihat sejak anak memasuki usia remaja (9-11 tahun) dan biasanya kembali naik pada usia remaja akhir (17-21 tahun). Kadar kolesterol total (TC) yang aman pada anak sekitar kurang dari 170 mg/dL. Apabila kadar TC sekitar 170-199 mg/dL perlu dilakukan pemeriksaan ulang. Sedangkan, jika kadar kolesterol total lebih dari 200 mg/dL maka diperlukan pemeriksaan lanjut dan konsumsi obat.
- Arterosklerosis
Penanda terakhir untuk orang yang masih muda kena jantung koroner adalah Arterosklerosis. Arterosklerosis adalah kondisi ketika kadar kolesterol darah tidak terkendali, sehingga menimbulkan plak pada pembuluh darah. Perkembangan untuk Arteroskelrosis terbilang lama, tetapi dapat mulai sejak anak-anak.
Arterosklerosis sejak usia anak-anak adalah pemicu utama penyakit jantung dan stroke pada orang dewasa yang berusia 20-30 tahun. Faktor risiko seperti obesitas, gaya hidup yang tidak sehat dan hipertensi dapat mempercepat kerusakan pembuluh darah.
Ketiga penanda tersebut dapat ditangani dengan cara-cara yaitu perubahan pola makan dan aktivitas, suplementasi, hingga pemberian obat. Perubahan pola makan dapat diawali dengan mengurangi konsumsi harian lemak, karbohidrat dan gula berlebih juga lebih banyak mengonsumsi protein ikan, sayur dan buah.
Pun perlunya olahraga secara teratur untuk menghilangkan lemak yang menumpuk di tubuh dan berhenti merokok. Kedua kebiasaan tersebut dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung koroner.
Jadi, jantung koroner juga dapat menyerang anak muda yang dikarenakan gaya hidup dan obesitas. Jika kamu ingin mengetahui apakah mengidap jantung koroner atau tidak, Halodoc menyediakan layanan Test Lab. Caranya hanya dengan download aplikasi Halodoc di Apps Store dan Play Store, mudah bukan?
Baca Juga: