Mahasiswa Punya Hasrat Bunuh Diri Tinggi, Mengapa?
Halodoc, Jakarta – Remaja dan depresi adalah dua hal yang seolah tak bisa dipisahkan, sekaligus menjadi hal yang bisa memicu keinginan untuk bunuh diri. Malahan, dalam sebuah penelitian yang dirilis di Journal of Psychiarty, pernah mengamati tren keinginan bunuh diri pada mahasiswa di enam negara, termasuk Indonesia.
Penelitian tersebut melibatkan sebanyak 231 mahasiswa Yogyakarta, dan hasilnya sekitar 6,9 persen mahasiswa Yogyakarta pernah berpikir dan memiliki keinginan untuk bunuh diri. Ada banyak faktor yang memicu pemikiran mahasiswa untuk bunuh diri, ironisnya skripsi alias tugas akhir menjadi salah satu penyebab tersering mahasiswa ingin mengakhiri hidup.
Baca juga: Kesepian Bisa Menyebabkan Depresi?
Selain itu, masih ada beberapa alasan yang melatarbelakangi keinginan remaja untuk bunuh diri. Di antaranya pengalaman traumatis, pernah dilecehkan secara seksual saat masih anak-anak, terlibat perkelahian fisik, gejala depresi, hingga faktor sosial-lingkungan yang mendorong keinginan tersebut semakin kuat. Lantas, mengapa seseorang hampir selalu memikirkan bunuh diri sebagai sebuah solusi saat menghadapi masalah? Adakah penjelasannya?
Kenapa Bunuh Diri Selalu Menjadi Pilihan?
Nyatanya, orang yang memutuskan untuk bunuh diri biasanya memiliki sejumlah alasan dan faktor pendukung. Dengan kata lain, pemicu bunuh diri biasanya tidak bersifat tunggal. Banyak orang yang bunuh diri karena memiliki penyakit jiwa, depresi, hingga kecanduan narkoba dan alkohol. Dalam banyak kasus, bunuh diri juga terkait dengan perasaan putus asa dan merasa diri tidak berharga.
Keputusan untuk mengakhiri hidup sendiri berkaitan dengan beberapa faktor, di antaranya:
1. Pengalaman dalam Hidup
Pengalaman alias riwayat hidup menjadi salah satu faktor yang paling memengaruhi keinginan seseorang untuk bunuh diri. Pelecehan seksual atau kenangan yang buruk lainnya bisa menyebabkan seseorang merasa tak berharga dan tak lagi pantas untuk melanjutkan hidup. Kalau sudah begitu, keinginan untuk bunuh diri biasanya akan semakin kuat.
Baca juga: Bunuh Diri Ajak Keluarga, Begini Penjelasan Psikologisnya
2. Masalah Kesehatan Mental
Aksi bunuh diri juga bisa dipicu karena adanya masalah kesehatan maupun gangguan mental. Selain depresi, orang yang tengah menjalani pengobatan karena penyakit tertentu dan mulai merasa putus asa juga sering memiliki dorongan untuk mengakhiri hidup sendiri.
3. Ketergantungan Alkohol
Memiliki ketergantungan pada alkohol dan obat-obatan terlarang bisa memicu keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup. Entah karena merasa sudah terlalu salah atau karena keinginan mengonsumsi alkohol dan obat-obatan yang semakin tidak dapat dibendung.
Cara Mengatasi Keinginan Bunuh Diri
Help Guide, organisasi yang berfokus pada kesehatan mental menuliskan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi keinginan bunuh diri. Meski sulit dan selalu datang saat ada masalah, kamu bisa mencoba beberapa cara untuk menghilangkan keinginan bunuh diri.
Saat keinginan bunuh diri datang, jangan gegabah dan mengambil keputusan sembarangan. Ingat, emosi bisa berubah setiap waktu dan percayalah bahwa semua hal akan berlalu. Dengan menanamkan keyakinan itu, perasaan putus asa yang melanda akan berubah menjadi semangat untuk menyambut hari esok.
Baca juga: Alasan Orang Bunuh Diri Meski Memiliki Hidup yang Terlihat Sempurna
Jangan lupa juga bahwa kamu tidak sendiri di dunia ini. Sebelum memutuskan bunuh diri, ingatlah orang lain yang membutuhkan kehadiran kamu. Bagaimana perasaan mereka jika kamu memutuskan untuk mengakhiri hidup sendiri.
Setelah itu, cobalah untuk mencari solusi terlebih dahulu terhadap masalah yang terjadi. Jangan sungkan untuk membicarakan masalah dengan orang terdekat, sehingga kamu akan merasa aman dan pikiran untuk bunuh diri pun bisa dialihkan.
Jika tekanan dan depresi dirasa semakin mengganggu, kamu bisa mencoba bicara dengan psikolog di aplikasi Halodoc. Lebih mudah menghubungi psikolog melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi kesehatan dan tips menghilangkan keinginan bunuh diri dari ahlinya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!