Lebih Berbahaya Gagal Ginjal Akut atau Gagal Ginjal Kronis?
Halodoc, Jakarta – Ginjal adalah organ tubuh yang berperan penting dalam menyaring dan membuang limbah produk dari darah. Ketika ginjal mengalami kerusakan, produk limbah dan cairan menumpuk dan menyebabkan pembengkakan di pergelangan kaki, muntah, lemas, kurang tidur, dan sesak napas. Jika tidak diobati, kondisi ini menyebabkan kerusakan permanen, sehingga ginjal berhenti berfungsi sepenuhnya.
Baca Juga: 5 Tanda Awal Gagal Ginjal yang Perlu Diketahui
Gagal Ginjal Akut vs Gagal Ginjal Kronis
Gagal ginjal akut menandakan bahwa kerusakan pada ginjal terjadi secara mendadak. Kondisi ini disebabkan karena kurangnya aliran darah ke ginjal, kerusakan pada ginjal, dan penyumbatan urine dari ginjal. Penyebab lainnya adalah trauma cedera, dehidrasi, sepsis, obstruksi aliran urine, efek samping konsumsi obat, dan komplikasi kehamilan.
Gejala gagal ginjal akut berupa berkurangnya produksi urine, mual, muntah, nafsu makan berkurang, sesak napas, bau mulut, tekanan darah tinggi, mudah lelah, edema, dehidrasi, tremor, nyeri punggung, hingga kejang.
Baca Juga: Tanpa Cuci Darah, Apakah Gagal Ginjal Kronis Bisa Diobati?
Sedangkan, gagal ginjal kronis menandakan bahwa kerusakan pada ginjal terjadi secara perlahan. Pada kasus ini, ginjal mengalami penurunan fungsi selama lebih dari tiga bulan. Gagal ginjal kronis terjadi akibat kondisi medis tertentu, seperti hipertensi, diabetes, infeksi saluran kemih di dalam ginjal (pielonefritis), penyakit ginjal polikistik, cacat bawaan, HIV/AIDS, hepatitis B dan C, serta efek samping konsumsi obat tertentu.
Gagal ginjal kronis ditandai dengan mual, muntah, penurunan nafsu makan, kulit gatal berkepanjangan, frekuensi buang air kecil meningkat, urine bercampur darah, edema, sesak napas, nyeri dada, tekanan darah tinggi, kram otot, pusing, insomnia, dan disfungsi ereksi pada pria.
Lantas, Lebih Berbahaya Gagal Ginjal Akut atau Gagal Ginjal Kronis?
Jawabannya adalah tidak ada yang lebih berbahaya. Keduanya sama-sama berbahaya karena jika dibiarkan tanpa penanganan. Gagal ginjal berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal permanen yang bisa berakibat fatal. Sejumlah komplikasi lain dapat dialami pengidap kedua penyakit ginjal tersebut.
Misalnya pada kasus gagal ginjal akut, pengidap yang tidak mendapat pengobatan rentan mengalami asidosis metabolik, hiperkalemia (tingginya kalium dalam darah), edema paru, dan perikarditis. Sedangkan pada kasus gagal ginjal kronis, komplikasi berupa hiperkalemia, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah, anemia, dan kerusakan sistem saraf pusat.
Perlukah Pengidap Gagal Ginjal Menjalani Prosedur Cuci Darah?
Dibutuhkan penilaian dokter dan serangkaian tes medis untuk menentukan perlu tidaknya pengidap gagal ginjal menjalani prosedur cuci darah. Beberapa hal yang menjadi tolak ukur adalah kadar kreatinin dan ureum dalam darah, kecepatan ginjal menyaring darah, kemampuan tubuh mengatasi kelebihan air, serta adanya keluhan pada jantung, pernapasan, atau perut. Cuci darah biasanya dilakukan ketika ginjal berhenti berfungsi secara normal, selain pilihan transplantasi darah.
Baca Juga: Pengidap Gagal Ginjal Kronis Juga Bisa Bertahan Lebih Lama
Itulah fakta gagal ginjal akut dan kronis yang perlu diketahui. Kalau kamu punya keluhan pada ginjal, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Kamu hanya perlu membuka aplikasi Halodoc dan masuk ke fitur Talk to A Doctor untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan