Hati-Hati, Hal ini yang Terjadi Saat Lansia Alami Patah Kaki
“Lansia adalah usia yang rentan untuk terkena patah kaki karena tubuhnya yang sudah tidak sekuat saat muda. Patah kaki atau tulang yang terjadi pada lansia perlu mendapatkan penanganan agar masalah dapat dihindari.”
Halodoc, Jakarta - Saat sudah memasuki usia lanjut, seseorang memiliki risiko tinggi terkena berbagai penyakit. Selain itu, beberapa lansia juga terpapah untuk berjalan sehingga membutuhkan alat bantu. Saat tubuhnya tiba-tiba terjatuh, tulangnya yang tidak sepadat saat muda juga membuatnya rentan alami patah tulang.
Namun, apa sih yang sebenarnya terjadi saat lansia alami patah tulang di kaki? Lalu, cara pengobatan apa yang paling tepat dan hal terburuk apa yang dapat terjadi? Ketahui selengkapnya di sini!
Masalah yang Dapat Timbul saat Lansia Alami Patah Kaki
Patah tulang memang termasuk salah satu masalah yang rentan terjadi pada lansia. Masalah ini harus segera diberikan pengobatan karena dapat menimbulkan masalah yang sangat besar dan bahkan berisiko untuk menyebabkan kematian. Penyebab patah tulang yang paling sering disebabkan oleh terjatuh.
Bagian yang paling sering mengalami patah tulang adalah tulang panggul dan tulang belakang yang merupakan bagian penting pada tubuh. Namun, tidak menutup kemungkinan jika lansia mengalami patah kaki. Jika orangtua kamu mengalami hal ini, penting untuk segera melakukan pemeriksaan guna mengetahui seberapa parah masalah yang terjadi dan mendapatkan penanganan segera.
Lalu, apa yang menjadi penyebab lansia rentan alami patah kaki?
Risiko tertinggi patah kaki yang terjadi pada lansia adalah tulang yang lemah, bisa disebabkan oleh osteoporosis, dan jatuh. Seiring dengan bertambahnya usia, tulang manusia akan semakin lemah karena perubahan jaringan tulang yang alami. Pada wanita yang mengalami menopause, penurunan hormon estrogen juga membuat tulang menjadi lebih tipis.
Beberapa kondisi lainnya, seperti obat-obatan, merokok, alkohol, dan kecenderungan genetik. Hal ini semuanya dapat berkontribusi terhadap kekeroposan tulang yang lebih parah ditambah lagi dengan faktor usia.
Selain itu, risiko terjatuh juga meningkat karena masalah keseimbangan dan penglihatan yang sudah menurun, refleks yang lambat, hingga koordinasi yang memburuk.
Memang, lansia yang mengidap osteoporosis atau kondisi lainnya yang menyebabkan penurunan kepadatan tulang memiliki risiko paling tinggi untuk alami patah kaki. Hal ini karena pengidap osteoporosis memiliki kadar kalsium, fosfor, dan mineral yang rendah pada tulang. Saat terjadi benturan, tulang yang kurang padat menjadi lebih mudah untuk retak dan bahkan patah.
Baca Juga : Ini Cara Membedakan Kaki Keseleo atau Patah Tulang
Perawatan Patah Kaki pada Lansia
Perawatan untuk patah tulang tergantung pada lokasi terjadinya. Sebagian besar patah tulang yang terjadi pada tungkai dan kaki, perawatan awalnya dengan cara memelintir anggota gerak yang terluka dan melumpuhkan sendi diatas dan di bawah cedera untuk mencegah gerakan di lokasi fraktur. Kemudian, belat akan dihapus dan diganti dengan gips.
Beberapa patah tulang mungkin juga memerlukan pembedahan untuk menyelaraskan fragmen tulang dengan tepat, meningkatkan stabilitas, dan memastikan bahwa tulang akan sembuh dengan baik. Kondisi lainnya mungkin membutuhkan perangkat keras dari logam (pin, pelat, atau batang) untuk menahan tulang di tempatnya.
Baca Juga: Alami Patah Kaki Dilarang Minum Es, Mitos atau Fakta?
Nah, berikut ini beberapa tindakan yang mungkin dilakukan saat lansia alami patah kaki:
1. Operasi
Pada beberapa kasus, perangkat fiksasi internal, seperti batang, pelat, atau sekrup, perlu ditanamkan melalui prosedur pembedahan. Operasi sering diperlukan untuk jenis patah tulang, seperti :
- Patah tulang ganda.
- Displaced fracture, yaitu ketika kedua ujung tulang yang patah terpisah satu sama lain.
- Fraktur yang merusak ligamen di sekitarnya.
- Fraktur yang memanjang sampai ke bagian sendi.
- Tulang hancur akibat kecelakaan.
- Fraktur di area tertentu, seperti tulang paha.
- Dalam beberapa kasus, dokter dapat merekomendasikan perangkat fiksasi eksternal. Perangkat ini merupakan bingkai yang berada di luar kaki dan melekat melalui jaringan kaki ke dalam tulang.
2. Obat
Pemberian obat-obatan yang dijual bebas seperti acetaminophen (Tylenol) atau ibuprofen (Advil) membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan. Apabila rasa sakit menjadi sangat hebat, dokter mungkin meresepkan obat penghilang rasa sakit dalam dosis yang lebih kuat.
3. Terapi Fisik
Setelah belat, gips, atau perangkat fiksasi eksternal telah dilepas, dokter akan merekomendasikan terapi fisik untuk mengurangi kekakuan dan membantu gerakan dan kekuatan ke kaki menjadi normal kembali.
Baca Juga: Ini Waktu yang Dibutuhkan untuk Sembuh dari Patah Kaki
Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar kondisi patah tulang yang dialami lansia, diskusi saja dengan dokter dari Halodoc. Pakai fitur chat dengan dokter yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Referensi:
Health in Aging. Diakses pada 2021. Fractures.
West Hartford. Diakses pada 2021. How Serious Are Broken Bones For the Elderly?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan