Konsumsi Telur Setiap Hari untuk Menghindari Penyakit Jantung
Halodoc, Jakarta - Penyakit jantung hingga saat ini masih menjadi penyakit yang paling ditakuti di dunia. Bahkan di Amerika Serikat, tercatat sekitar 610.000 orang tewas akibat penyakit ini setiap tahunnya. Gaya hidup yang kurang sehat seperti konsumsi makanan yang tidak sehat, hingga waktu tidur yang kurang, menjadi salah satu hal yang dapat memicu munculnya penyakit ini.
Namun sebuah penelitian mengungkapkan bahwa ada satu cara mudah untuk mencegah penyakit jantung, yaitu mengonsumsi satu butir telur setiap hari. Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti dari Tiongkok dan Inggris, yang dipimpin oleh Profesor Liming Li dan Dr, Canqing Yu, dari Sekolah Kesehatan Masyarakat, Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Peking.
Dalam penelitian yang dilakukan dari tahun 2004 hingga 2008 ini, para peneliti mencoba membuktikan apakah ada hubungan antara konsumsi telur dengan penyakit kardiovaskuler seperti jantung iskemik, jantung koroner dan stroke. Penelitian pun dilakukan pada sekitar setengah juta orang dewasa yang berusia 30 hingga 79 tahun, dari 10 wilayah geografis yang berbeda di Tiongkok.
Para responden diberikan sejumlah pertanyaan tentang frekuensi konsumsi telur mereka setiap harinya. Diperoleh lah data sebanyak 13,1 persen dari responden melaporkan bahwa konsumsi telur harian mereka tercukupi, sedangkan 9,1 persen lainnya melaporkan tidak pernah atau jarang mengonsumsi telur.
Hasilnya, mereka yang tidak pernah atau jarang mengonsumsi telur setiap hari, memiliki risiko penyakit kardiovaskuler yang lebih tinggi dibanding mereka yang rajin mengonsumsi telur. Selain itu, orang-orang yang rutin mengonsumsi telur setiap hari juga dinilai memiliki kekebalan tubuh yang baik dan berat badan yang cukup ideal.
Kuning Telur Berbahaya Bagi Kesehatan Jantung, Mitos atau Fakta?
Banyak orang percaya bahwa mengonsumsi kuning telur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, karena kandungan kolesterol dan lemak jenuhnya yang tinggi. Mitos ini bermula dari sebuah penelitian di tahun 1910-an, yang menemukan adanya hubungan antara lemak jenuh dengan penyakit jantung.
Namun sebenarnya penelitian tersebut masih diragukan kebenarannya, karena dua hal. Pertama, hasil penelitian tidak bersifat sebab dan akibat. Kedua, penelitian ini tidak dilakukan pada manusia, melainkan pada kelinci, yang secara struktur biologis dan kebutuhan nutrisi tentu berbeda dengan manusia.
Beberapa penelitian setelahnya pun mematahkan hasil penelitian tersebut. Seperti sebuah penelitian yang dimuat dalam International Medical Journal of Experimental and Clinical Research tahun 2007, mengungkap bahwa telur utuh tidaklah meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler seperti jantung dan stroke. Hal ini dibuktikan melalui sebuah eksperimen yang dilakukan pada responden, yang diminta untuk mengonsumsi telur secara rutin setiap hari selama 6 minggu.
Penelitian lain yang dilakukan oleh ahli penyakit jantung di Harvard Medical School, dr. Luc Djousse, juga mematahkan mitos ini dengan mengungkapkan bahwa kuning telur tidak berbahaya bagi kadar kolesterol dan kesehatan jantung seseorang. Kuning telur memang mengandung kolesterol dan lemak jenuh. Namun, bagian telur ini juga memiliki kandungan vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E dan K. Lemak jenuh yang terkandung di dalamnya justru berfungsi untuk mengikat vitamin-vitamin tersebut di dalam tubuh.
Perlu diketahui juga bahwa kolesterol diproduksi secara alami oleh hati, sehingga apabila seseorang tidak mendapatkan asupan kolesterol yang cukup, tubuh justru akan meningkatkan produksi kolesterol secara otomatis. Oleh karena itu, meski kuning telur memiliki kandungan kolesterol, mengonsumsi telur utuh justru akan membantu membuat kadar kolesterol dalam tubuh jadi lebih seimbang.
Meskipun begitu, mengonsumsi telur saja tidaklah cukup untuk mencegah penyakit jantung. Kamu tetap harus memperhatikan asupan nutrisi lainnya, serta menjaga pola tidur dan olahraga yang cukup. Jika kamu memiliki masalah kesehatan, kamu bisa diskusikan langsung dengan dokter di Halodoc, melalui fitur Chat atau Voice/Video call. Dapatkan juga kemudahan memesan obat secara online, hanya dengan men-download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Google Play Store.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan