Jangan Dibiarkan, Ini Komplikasi yang Bisa Terjadi Akibat Patah Pelvik
Halodoc, Jakarta - Kamu perlu waspada akan keselamatan tulang, jangan sampai kamu mengalami kondisi patah pelvik. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja dan usia berapa saja. Namun, pada beberapa faktor tertentu, dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami patah pelvik.
Pelvik merupakan cincin tulang yang terletak di ujung bawah tubuh, tepatnya di antara tulang belakang dan kaki. Tulang panggul terdiri dari sacrum (tulang segitiga besar di pangkal tulang belakang) coccyx (tulang ekor), dan tulang pinggul. Kondisi patah pelvik atau fraktur pelvis merujuk pada kondisi patahnya satu atau lebih tulang-tulang yang membentuk tulang pinggul, karena benturan yang sangat keras. Misalnya, karena jatuh dari tempat tinggi atau mengalami kecelakaan motor. Patah pelvik termasuk kondisi yang jarang terjadi.
Baca juga: 8 Hal yang Sebabkan Patah Pelvik
Dari semua kasus patah tulang yang dialami oleh orang dewasa, hanya tiga persen di antaranya adalah patah pelvik. Ini dikarenakan panggul merupakan struktur yang berbentuk seperti cincin, fraktur yang terjadi di salah satu bagian struktur sering kali menyebabkan fraktur atau kerusakan ligamen titik lain dalam struktur tersebut. Patah pelvik juga dapat menimbulkan komplikasi berupa ruptur uretra dan ruptur kandung kemih.
Berdasarkan letaknya, patah pelvik dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu patah tulang yang terjadi pada bagian tulang paha yang terletak di dalam soket sendi (intrakapsular) dan patah tulang paha yang berada di luar soket (ekstrakapsular).
Baca juga: Mengalami Patah Pelvik, Ini Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Patah pelvik yang tidak segera ditangani dapat mengancam nyawa. Komplikasi patah pelvik berkaitan dengan beberapa masalah otot dan tulang lainnya juga mungkin muncul setelah tulang yang patah dioperasi. Kemungkinan komplikasi yang sering disebabkan patah pelvik antara lain:
-
Kerusakan pembuluh darah dan sel saraf.
-
Aliran darah ke kaki berhenti akibat inflamasi dan pembengkakan.
-
Kerusakan otot.
-
Infeksi tulang osteomielitis atau infeksi kronis lainnya pada bagian tulang dalam.
-
Sepsis yang dipicu oleh infeksi yang serius.
-
Regenerasi tulang abnormal.
-
Emboli paru akibat kerusakan pembuluh darah dan keping darah memasuki saluran menuju paru.
Memang seiring pertambahan umur, tulang akan melemah dan rapuh sehingga rentan patah. Untuk mengurangi risiko patah pelvik, dapat dilakukan dengan cara-cara tertentu, yakni:
-
Konsumsi suplemen vitamin D untuk mengurangi risiko patah tulang, terutama bagi lanjut usia (lansia).
-
Selalu kenakan sabuk pengaman saat berkendara.
-
Pastikan penataan perabot rumah aman untuk menghindari jatuh.
-
Pendekatan aktif pada lansia dengan gangguan pergerakan yang dapat berupa latihan postur tubuh, keseimbangan, bantuan berjalan, dan latihan kebugaran.
Baca juga: Jangan Panik, Inilah Pertolongan Pertama pada Patah Tulang
Kematian yang diakibatkan patah pelvik biasanya diakibatkan terjadinya komplikasi pada anggota tubuh lain, seperti pada otak. Pembekuan darah, emboli paru, dan kerusakan saraf atau pembuluh darah merupakan komplikasi lain yang mungkin terjadi. Selain itu, dapat pula terjadi perdarahan internal yang tidak terlihat dari luar.
Kematian akibat patah tulang panggul umumnya diakibatkan terjadinya komplikasi pada anggota tubuh lain, seperti pada otak. Pembekuan darah, emboli paru, dan kerusakan saraf atau pembuluh darah adalah komplikasi lain yang mungkin terjadi. Pun, bisa terjadi perdarahan internal yang tidak terlihat dari luar.
Kamu harus berhati-hati dalam menjaga kesehatan tulang panggul dengan langkah-langkah pencegahan di atas. Segera diskusikan kondisimu dengan dokter Halodoc jika mengalami cedera pada panggul atau gejala patah tulang panggul. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan