Kolposkopi dan Biopsi Serviks, Apa Bedanya?
Halodoc, Jakarta - Tindakan kolposkopi adalah prosedur sederhana yang memungkinkan dokter memeriksa serviks dengan baik. Proses tindakan ini memakan waktu 5 hingga 10 menit, tindakannya mirip dengan pap smear. Hanya saja perbedaanya adalah dokter menggunakan alat pembesar khusus yang disebut colposcope.
Umumnya seseorang melakukan kolposkopi apabila kamu mempunyai hasil yang abnormal pada pemeriksaan pap smear, sehingga dokter dapat mendiagnosis masalah lebih lanjut. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, kamu juga bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.
Dokter merekomendasikan pemeriksaan kolposkopi saat menyakit ada sesuatu yang tidak beres pada serviks kamu. Beberapa alasan ini memungkinkan kamu untuk melakukan kolposkopi, yaitu:
-
Hasil pap smear tidak normal;
-
Leher rahim terlihat abnormal selama pemeriksaan panggul;
-
Tes menunjukkan kamu memiliki human papillomavirus atau HPV;
-
Terjadi pendarahan yang tidak dapat dijelaskan atau masalah lain;
-
Dokter dapat menggunakan pemeriksaan kolposkopi untuk mendiagnosis kanker serviks, kutil kelamin, kanker vagina, dan kanker vulva. Setelah dokter mengetahui hasil kolposkopi, dia akan tahu apakah seseorang perlu tes lanjutan atau tidak.
Baca juga: Ketahui Hal Penting Tentang Pemeriksaan Pap Smear
Cara kerja tes ini yaitu dokter meminta kami berbaring di meja pemeriksaan, kemudian dia akan menggunakan spekulum untuk menjaga vagina tetap terbuka. Selanjutnya dia mengoleskan kapas ke dalam larutan seperti cuka dan menggunakannya untuk menyeka serviks dan vagina. Rasanya mungkin sedikit seperti terbakar, tapi justru itu membantu melihat sel yang tidak normal.
Biopsi Serviks
“Kapan saya membutuhkan biopsi serviks?” Pertanyaan ini banyak muncul dari wanita. Pemeriksaan ini dilakukan hanya jika dokter menemukan sesuatu yang tidak terlihat normal selama kolposkopi. Jika dokter menemukan area yang tidak beres, maka dia akan melakukan biopsi juga.
Biopsi serviks adalah tindakan lanjutan setelah kolposkopi. Dokter menggunakan alat tajam untuk mengambil sampel jaringan dari area abnormal. Situasi tersebut terasa tidak nyaman, kamu merasakan adanya tekanan atau kram ringan. Namun seharusnya itu tidak sakit.
Setelah diperiksa, sampel biopsi diuji terlebih dahulu. Hasilnya akan memberikan dokter gambaran mengenai langkah apa yang harus diambil selanjutnya. Apabila dokter dapat menghilangkan semua sel abnormal selama biopsi, maka kemungkinan kamu tidak perlu perawatan lebih lanjut.
Namun, kamu perlu juga mengetahui kemungkinan saran dokter mengenai pengangkatan sel dan mencegah kanker serviks dengan biopsi:
-
Biopsi kerucut. Dokter akan memotong sepotong jaringan berbentuk kerucut dari leher rahim kamu untuk menghilangkan sel-sel pra-kanker. Sel-sel abnormal umumnya bersifat pra-kanker atau kanker.
-
Cryotherapy. Dokter menggunakan gas cair untuk membekukan sel-sel abnormal dari serviks kamu.
Baca juga: Kenali Tanda Kanker Serviks Sejak Dini
Kemungkinan Risiko
Kolposkopi merupakan prosedur rutin, dan komplikasi pun jarang terjadi. Meskipun begitu kamu akan merasa sakit setelahnya. Untuk mengatasinya, dokter mungkin memasangkan perban cair pada leher rahim setelah prosedur untuk menghentikan pendarahan. Kemungkinan kamu mengalami keputihan coklat atau hitam, bahkan terlihat seperti bubuk kopi, namun itu akan hilang dalam beberapa hari.
Jika kamu mengalami tanda-tanda infeksi, segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc.
-
Demam 100,4 F atau lebih tinggi;
-
Keputihan yang berat, kuning, dan bau tidak sedap;
-
Nyeri hebat di perut bagian bawah kamu yang tidak berkurang dengan penghilang rasa sakit;
-
Pendarahan pada bagina selama lebih dari 7 hari.
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2019. What’s a Colposcopy.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan