Ketahui Perbedaan Obstruksi Usus Mekanik dan Obstruksi Usus Non Mekanik
Halodoc, Jakarta – Obstruksi usus adalah kondisi yang terjadi karena ada penyumbatan di dalam organ usus, baik pada usus halus maupun usus besar. Itu kemudian memicu terjadinya gangguan penyerapan makanan dan cairan di dalam saluran cerna.
Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele dan harus segera ditangani dengan tepat agar terhindar dari komplikasi yang berbahaya, bahkan mengancam nyawa.
Sumbatan yang terjadi pada usus bisa menyebabkan penumpukan makanan, cairan, asam lambung, serta gas. Meski bisa terjadi pada siapa saja, tapi obstruksi usus cukup umum dialami bayi dan anak-anak.
Tumpukan zat-zat atau sisa makanan pada usus bisa menyebabkan tekanan yang bisa memicu hal buruk bisa terjadi, salah satunya usus mengalami robek dan mengeluarkan isinya ke rongga perut, termasuk mengeluarkan bakteri.
Baca juga: Penyebab Obstruksi Usus Dapat Terjadi pada Bayi Baru Lahir
Ada beberapa gejala yang sering muncul sebagai tanda dari penyakit obstruksi usus, mulai dari kram perut yang hilang timbul, perut kembung, sembelit, diare, mual dan muntah, perut bengkak, hilang nafsu makan, serta kesulitan buang angin karena pergerakan usus terganggu.
Untuk memastikan apakah seseorang memang mengidap penyakit ini dibutuhkan pemeriksaan yang dilakukan dokter, di antaranya pemeriksaan fisik, riwayat medis, hingga pemeriksaan penunjang untuk memperkuat diagnosis, misalnya foto rontgen, CT scan, atau USG pada bagian perut.
Jenis Obstruksi Usus Berdasarkan Penyebabnya
Menjaga kesehatan usus adalah hal yang penting dilakukan, agar terhindar dari penyakit obstruksi usus. Penyakit ini terjadi karena adanya penyumbatan yang terjadi pada saluran pencernaan tersebut. Jika dilihat dari penyebabnya, obstruksi usus dibagi menjadi dua jenis, yaitu obstruksi usus mekanik dan obstruksi usus nonmekanik. Apa perbedaannya?
1. Obstruksi Usus Mekanik
Jenis obstruksi usus yang satu ini terjadi saat sumbatan muncul pada usus kecil. Kondisi ini bisa dipicu oleh adhesi atau perlengketan usus yang umumnya terjadi setelah operasi perut atau panggul. Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang juga bisa memicu penyakit obstruksi usus mekanik, di antaranya penyakit hernia, radang usus, benda asing tertelan, batu empedu, divertikulitis, hingga kanker usus besar atau ovarium.
Penyakit ini juga bisa terjadi karena intususepsi alias usus yang melipat ke dalam, penyempitan kolon akibat peradangan, penumpukan tinja, hingga volvulus atau usus terpelintir.
Baca juga: 5 Penyebab Obstruksi Usus Terjadi pada Anak-Anak
2. Obstruksi Usus Nonmekanik
Berbeda dengan obstruksi usus mekanik, pada obstruksi usus nonmekanik gangguan terjadi pada usus besar dan usus kecil. Pada kondisi ini, terjadi gangguan pada kontraksi usus besar dan usus kecil. Gangguan yang muncul bisa terjadi sementara yang disebut ileus, atau dalam jangka panjang disebut pseudo-obstruction.
Ada beberapa hal yang bisa memicu kondisi ini, seperti pernah menjalani operasi pada perut atau panggul, gastroenteritis, radang usus buntu, gangguan elektrolit, gangguan saraf, hipotiroidisme, hingga efek samping dari obat tertentu.
Karena bersifat fatal dan bisa memicu komplikasi, jangan sepelekan penyakit obstruksi usus. Segera lakukan pemeriksaan jika merasa mengalami gejala yang menyerupai penyakit ini.
Baca juga: Hati-Hati, Enggak Bisa Buang Angin dan Air Besar Gejala Idap Obstruksi Usus
Cari tahu lebih lanjut seputar penyakit obstruksi usus dan cara mencegahnya dengan bertanya ke dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!