Perlu Diketahui, Inilah Jenis-Jenis Atelektasis
Halodoc, Jakarta – Atelektasis merupakan kondisi ketika kantung-kantung udara (alveoli) paru-paru mengempis, sehingga sebagian atau satu lobus pada paru-paru tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini menyebabkan pengidapnya mengalami gangguan fungsi pernapasan. Secara umum, atelektasis dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Atelektasis Obstruktif
Merupakan jenis atelektasis paling umum, yang terjadi ketika saluran antara trakea dan alveoli terhalang, sehingga karbon dioksida yang seharusnya dibuang keluar malah diserap kembali oleh darah di alveoli. Atelektasis obstruktif dapat disebabkan oleh tumor, masuknya benda asing, atau sumbatan lendir mukosa. Kondisi ini dapat terjadi pada bronkus besar (lobular) ataupun bronkus kecil (segmental).
Baca juga: Penyebab Terjadinya Atelektasis
2. Atelektasis Non-obstruktif
Atelektasis non-obstruktif ini terbagi lagi menjadi beberapa sub jenis, yaitu:
-
Atelektasis relaksasi. Terjadi karena membran dalam paru-paru kehilangan kontak dengan membran luar paru-paru. Hal ini dapat disebabkan oleh efusi pleura atau udara di ruang pleura.
-
Atelektasis kompresi. Terjadi akibat munculnya lesi pada rongga dada yang menekan paru-paru dan mendorong udara keluar dari alveoli, sehingga volume paru-paru berkurang.
-
Atelektasis adhesif. Terjadi akibat kurangnya surfaktan pada paru-paru, yang berfungsi untuk mengurangi tekanan permukaan pada alveoli.
-
Atelektasis sikatrik. Pada atelektasis jenis ini, berkurangnya volume alveoli disebabkan oleh kerusakan atau luka pada dinding alveoli, karena penyakit granulomatosa atau nekrosis paru-paru.
-
Atelektasis replacement. Terjadi ketika alveoli pada seluruh segmen paru-paru dipenuhi atau digantikan oleh sel-sel tumor, misalnya pada karsinoma sel bronkioalveolar.
Baca juga: Gejala Atelektasis yang Perlu Diwaspadai
Gejala Atelektasis Berkembang Secara Lambat
Gejala yang dialami pengidap atelektasis kerap sulit diamati karena berkembang secara lambat. Jenis gejala yang muncul pun bergantung pada ukuran paru-paru yang terkena, adanya penyumbatan pada bronkus, atau adanya infeksi yang dapat memperparah kondisi. Namun umumnya, gejala atelektasis dapat berupa:
-
Sulit bernapas (dispnea).
-
Napas cepat dan pendek.
Namun, jika atelektasis terjadi akibat adanya penyumbatan pada bronkus, gejala yang timbul dapat berupa:
-
Nyeri pada daerah yang terkena atelektasis.
-
Dispnea yang terjadi secara tiba-tiba.
-
Sianosis, yaitu kebiruan pada kulit, bibir, dan ujung-ujung jari karena kekurangan oksigen.
-
Meningkatnya denyut jantung (takikardia).
-
Tekanan darah rendah (hipotensi).
-
Demam.
-
Syok.
Atelektasis yang berkembang dengan lambat biasanya bersifat asimptomatik atau hanya menyebabkan gejala ringan. Namun, jangan sepelekan jika kamu mengalami berbagai gejala yang telah disebutkan tadi, ya. Download dan gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter lewat chat tentang gejalamu, atau pesan layanan pemeriksaan laboratorium di rumah, sebagai upaya deteksi dini jika ada gangguan kesehatan yang mungkin kamu idap.
Baca juga: Bayi lahir Prematur Rentan Terkena Atelektasis
Apa Saja Komplikasi yang Dapat Ditimbulkan Atelektasis?
Jika tidak ditangani dengan baik, atelektasis dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti:
-
Hipoksemia. Merupakan kondisi ketika darah mengalami kekurangan oksigen. Hal ini terjadi karena atelektasis menghambat kemampuan paru-paru untuk menyuplai oksigen melalui alveoli.
-
Pneumonia. Atelektasis obstruktif yang diakibatkan oleh gumpalan cairan mukus dapat menyebabkan terjadinya infeksi, salah satunya pneumonia. Ketika sudah menjadi pneumonia, risiko pengidap untuk terkena sepsis pun meningkat.
-
Kegagalan pernapasan. Jika hanya terjadi pada sebagian kecil paru-paru, atelektasis masih dapat diobati. Namun jika sudah menyebar ke seluruh bagian paru-paru, dapat terjadi kegagalan pernapasan atau bahkan kematian.
-
Bronkiektasis. Merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh kerusakan, penebalan, dan pelebaran secara permanen pada saluran bronkus.