Ketahui Hasil dari Pemeriksaan Tes Imunitas

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 Februari 2019
Ketahui Hasil dari Pemeriksaan Tes Imunitas Ketahui Hasil dari Pemeriksaan Tes Imunitas

Halodoc, Jakarta - Tes imunitas seperti tes antibodi anti-nuklear (Antinuclear Antibodies Test atau ANA) adalah tes yang berguna dalam pengukuran kadar dan pola aktivitas antibodi pada darah yang melawan tubuh. Sistem imun pada tubuh memiliki fungsi yang penting, yaitu membunuh zat asing seperti bakteri dan virus.

Pada kelainan autoimun, sistem imun menyerang jaringan normal pada tubuh. Jadi, jika seseorang memiliki penyakit autoimun, sistem imun memproduksi antibodi yang melekat pada sel tubuh, mengakibatkan sel tubuh menjadi rusak.

Tes ANA adalah salah satu tes imunitas yang dilakukan bersamaan dengan gejala penyakit, pemeriksaan fisik dan beberapa tes digunakan untuk menentukan penyakit autoimun. Dokter hanya mengajukan tes imunitas jika seseorang  diduga mengalami penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis atau scleroderma. Beberapa penyakit rematik memiliki gejala yang hampir sama seperti nyeri sendi, kelelahan dan demam. Tes imunitas tidak dapat memastikan diagnosis yang spesifik, namun dapat mengeliminasi penyakit lain. Jika hasil tes ANA positif, tes darah dapat dilakukan untuk melihat adanya antibodi anti-nuklear tertentu yang menunjukkan penyakit tertentu.

Baca Juga: Ini Penjelasan Sederhana tentang Tes Imunologi

Apa Arti Hasil Tes Imunitas?

Hasil tes positif adalah jika ditemukan antibodi anti-nuklear. Namun, hasil tes positif belum tentu berarti kamu memiliki penyakit autoimun. Beberapa orang memiliki hasil tes positif tanpa memiliki penyakit autoimun, terutama wanita di atas 65 tahun.

Mononucleosis dan penyakit kronis menular lainnya sering dikaitkan dengan berkembangnya antibodi anti-nuklear. Beberapa obat-obatan penurun tekanan darah dan anti kejang memicu pembentukan antibodi anti-nuklear. Sementara itu, adanya ANA pada darah dapat disebabkan oleh:

  • Penyakit hati kronis.

  • Penyakit collagen vascular.

  • Lupus erythematosus yang disebabkan obat-obatan.

  • Myositis (penyakit pembengkakan otot).

  • Rheumatoid arthritis.

  • Sindrom Sjogren.

  • Systemic lupus erythematosus.

Selain itu, peningkatan kadar ANA juga ditemukan pada orang yang memiliki:

  • Systemic sclerosis (scleroderma).

  • Penyakit tiroid.

Jika dokter menduga kamu memiliki penyakit autoimun, dokter mengajukan beberapa tes lainnya. Hasil tes ANA menjadi salah satu petunjuk yang dapat digunakan dokter untuk menentukan penyebab gejala yang kamu alami.

Keadaan yang Memerlukan Tes Imunitas

Tes imunologi atau tes antibodi digunakan untuk mendiagnosis adanya infeksi pada organ tubuh, terutama infeksi saluran pernapasan dan organ pencernaan. Selain itu, tes ini digunakan untuk mengetahui adanya gangguan sistem kekebalan tubuh. Di samping itu, tes ini dilakukan bila seseorang memiliki beberapa gejala, seperti:

  • Alergi.

  • HIV atau AIDS.

  • Ruam kulit.

  • Demam yang tak ditemukan penyebabnya.

  • Berat badan yang turun tanpa sebab.

  • Diare yang tak kunjung sembuh.

  • Sakit setelah bepergian.

Selain beberapa keluhan di atas, tes antibodi memiliki manfaat lainnya. Misalnya, untuk mendiagnosis myeloma, yaitu kondisi ketika sumsum tulang membuat terlalu banyak limfosit, sehingga antibodi tak normal. Di samping itu, tes antibodi membantu mendiagnosis jenis kanker hingga mendeteksi penyakit tertentu pada kehamilan.

Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Lakukan Tes Imunologi?

Mau tahu lebih jauh mengenai tes imunitas? Atau memiliki masalah pada sistem imun tubuh? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!