Ketahui Gejala yang Muncul saat Kejang Demam
Halodoc, Jakarta - Sering disebut step, kejang demam menjadi salah satu masalah anak yang sering dikhawatirkan oleh orangtua. Kondisi ini sering terjadi ketika anak mengalami peningkatan suhu tubuh atau demam, biasanya menyerang anak yang masih berusia 6 bulan sampai dengan 5 tahun. Bukan tanpa alasan, kekhawatiran orangtua pada masalah kejang demam ini karena kelainan ini sering dikaitkan dengan epilepsi dan risiko keterbelakangan mental pada anak.
Faktanya, sebagian besar kasus kejang demam pada anak tidak memiliki hubungan dengan meningkatnya risiko kematian pada anak seiring dengan pertumbuhannya, bahkan hingga mereka beranjak dewasa. Kejang demam ringan tidak mengakibatkan terjadinya kerusakan pada otak, kesulitan belajar, maupun gangguan mental. Kejang demam juga tidak memiliki indikasi dengan epilepsi pada anak.
Ketahui Penyebab dan Gejala Kejang Demam pada Anak
Sebenarnya, penyebab anak mengalami kejang demam belum bisa diketahui dengan pasti. Meski begitu, sebagian besar kasus kejang demam berkaitan dengan demam tinggi yang terjadi karena infeksi telinga, cacar air, tonsilitis, atau infeksi virus flu. Pada beberapa kasus, kejang demam juga bisa terjadi setelah anak diimunisasi.
Baca juga: Anak Alami Kejang, Ini Penanganan Pertama yang Bisa Dilakukan
Meski demikian, vaksin tidak menjadi penyebab anak mengalami kejang demam. Penyebab pastinya tentu karena demam tinggi yang terjadi pada anak. Kondisi lain yang turut dikaitkan dengan penyebab kejang demam adalah faktor genetik. Setidaknya, 1 dari 3 anak yang mengalami kejang demam kompleks memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami kondisi serupa.
Berita baiknya adalah, hampir semua anak yang mengalami kejang demam akan pulih seperti sedia kala. Namun, ibu dan ayah tetap harus tahu gejala kejang demam agar bisa melakukan tindakan penanganan pertama ketika masalah kesehatan ini terjadi pada sang buah hati. Gejalanya bisa berupa:
-
Anak kehilangan kesadaran ketika kejang terjadi, dan kesadaran kembali setelah kejang reda.
-
Kaki dan tangan kaku atau kelojotan.
-
Mata berkedip atau mendelik serta leher mendadak kaku.
Baca juga: Jangan Abaikan Demam pada Anak Bila Diikuti 3 Gejala Ini
Dari gejala yang muncul, lama dan jenisnya, demam kejang terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
-
Kejang demam sederhana, kejang yang berlangsung kurang dari 15 menit dan tidak terjadi kembali dalam kurun waktu 24 jam. Namun, kejang terjadi di seluruh bagian tubuh.
-
kejang demam kompleks, kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit dan bisa berulang dalam waktu 24 jam. Namun, kejang hanya terjadi pada salah satu bagian tubuh.
Kejang demam bisa terjadi berulang, kemungkinan terjadi lebih besar pada tahun pertama. Faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kejang demam berulang ini termasuk suhu tubuh yang rendah ketika kejang terjadi, kejang yang cepat terjadi setelah anak mengalami demam, usia anak kurang dari 12 bulan, dan adanya riwayat kejang demam pada keluarga.
Baca juga: Anak Alami Kejang, Ini Penanganan Pertama yang Bisa Dilakukan
Pencegahan Kejang Demam pada Anak
Tindakan pencegahan kejang demam yang bisa ibu lakukan adalah menurunkan panas ketika anak mengalami demam. Bisa melalui pemberian obat seperti ibuprofen atau paracetamol, mengompres dahi, ketiak, atau pada lipatan siku dengan kompres hangat, dan memberikan anak banyak cairan untuk membantu menurunkan suhu tubuhnya. Sebaiknya, selalu sedia termometer di rumah supaya ibu bisa selalu mengecek suhu tubuh sang buah hati.