Ketahui Gejala Sindrom Turner pada Remaja Perempuan
Halodoc, Jakarta - Sindrom Turner adalah sebuah kelainan genetik yang terjadi pada wanita karena kehilangan satu kromosom X. Sindrom ini biasa disebut juga dengan sindrom Ullrich-Turner, sindrom Bonnevie-Ullrich, sindrom XO, atau monosomi X. Setiap wanita normal memiliki kromosom seks XX yang berjumlah 46. Sedangkan pengidap sindrom Turner memiliki kromosom seks XO, sehingga total kromosomnya 45.
Gejala yang ditimbulkan ketika seorang anak perempuan mengidap sindrom Turner adalah tubuhnya pendek, pertumbuhannya melambat, dan mengalami keterlambatan pada pubertas. Hampir semua anak perempuan yang terserang sindrom ini akan bertubuh pendek.
Sindrom Turner merupakan suatu kelainan yang hanya menyerang anak perempuan. Disebutkan bahwa 1 dari 2.000 anak perempuan di dunia mengidap sindrom pada kelainan kromosom ini. Seorang anak yang mengidap sindrom ini perlu cara khusus agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, sehingga dapat beraktivitas layaknya anak normal.
Di Indonesia, pada 2010, tercatat total anak perempuan yang mengidap sindrom Turner mencapai 59.000 orang. Selain itu, disebutkan juga bahwa masih banyak anak-anak perempuan lainnya pengidap sindrom kromosom ini yang belum terdata.
Gejala Sindrom Turner
Perempuan yang mengidap sindrom Turner akan menunjukkan gejala yang berbeda-beda, tergantung pada usia ketika terserang. Beberapa gejala yang akan terlihat ketika seseorang terserang sindrom ini adalah:
-
Gejala Sindrom Turner Sebelum Bayi Lahir
Bayi yang mengidap sindrom kelainan kromosom ini akan menunjukkan hal ini pada hasil ultrasound, antara lain:
-
Kelainan pada jantung.
-
Leher mengalami bengkak atau lebih tebal.
-
Pembengkakan pada tangan dan kaki karena penimbunan cairan pada jaringan tersebut dan akan hilang setelah lahir.
-
Kelainan ginjal.
-
Ukuran tubuhnya lebih kecil.
-
Gejala Sindrom Turner pada Perempuan Remaja dan Dewasa
Gejala yang mungkin terjadi pada perempuan remaja dan dewasa yang mengidap sindrom Turner pada umumnya adalah:
-
Postur yang Pendek
Bayi yang mengidap sindrom Turner akan tumbuh dengan normal hingga usia 3 tahun. Setelah itu pertumbuhannya akan melambat dibanding anak lainnya. Remaja yang mengidap sindrom ini tingkat pertumbuhannya tidak normal walaupun telah memasuki masa puber. Biasanya, perempuan dengan gangguan ini lebih pendek sekitar 20 sentimeter dibanding yang normal.
-
Organ Reproduksi Bermasalah
Pada perempuan normal, organ reproduksinya akan menghasilkan sel telur dan hormon seksual. Perempuan yang mengidap sindrom Turner, tubuhnya tidak dapat menghasilkan hormon ini, sehingga menstruasi tidak terjadi dan payudara tidak tumbuh, serta memungkinkan untuk mandul. Walau begitu, rahim dan Miss V-nya akan tumbuh dengan normal dan dapat melakukan aktivitas hubungan intim seperti kebanyakan orang.
Gejala Sindrom Turner Lainnya
Gejala sindrom Turner yang mungkin terjadi selain di atas adalah:
-
Dada terbilang datar dan puting jaraknya berjauhan.
-
Leher lebih lebar.
-
Rahang bawah kecil.
-
Langit-langit mulut tinggi dan sempit.
-
Kelainan pada mata.
-
Memiliki banyak tahi lalat.
-
Jari-jari pada tubuh lebih pendek.
Pengobatan Sindrom Turner
Pengobatan yang dapat dilakukan pada pengidap sindrom Turner adalah terapi hormon. Pengobatan ini dapat membantu untuk meningkatkan tinggi badan pengidapnya hingga beberapa sentimeter. Pengobatan ini akan mendorong hormon perempuan untuk membantu perkembangan fisik, seperti pertumbuhan payudara dan terjadinya menstruasi. Para dokter ahli kromosom akan menyarankan pengobatan terbaik untuk kesembuhan.
Selain itu, pengidap sindrom ini harus melakukan pemeriksaan secara rutin dengan endokrinologis dan mendapatkan perawatan primer. Selain itu, seseorang dengan sindrom Turner disarankan untuk melakukan olahraga, mengonsumsi makanan yang sehat, dan menjaga berat badan tetap normal.
Itu lah pembahasan tentang gejala sindrom Turner. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal penyakit ini, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya hanya dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!
Baca juga: