Ketahui Gejala Keracunan Karbon Monoksida
Halodoc, Jakarta - Masih ingatkah kamu akan kasus bunuh diri yang dilakukan personil boyband asal Korea Selatan, SHINee, yaitu Kim Jonghyun. Ia dilaporkan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara meracuni dirinya dengan menghirup karbon monoksida.
Keracunan gas monoksida bisa berakibat fatal, ia mampu membunuh diam-diam karena gejala keracunan karbon monoksida kadang sulit dideteksi. Karbon monoksida memiliki sifat yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak mengiritasi. Padahal, gas karbon monoksida mudah terbakar dan sangat beracun.
Gas karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna, misalnya pada asap kendaraan bermotor, kompor atau tungku kayu, asap kereta api, hingga asap rokok. Setelah terhirup, karbon monoksida terikat erat dalam hemoglobin darah 200 kali lebih kuat dibandingkan ikatan oksigen. Gas CO ikut mengalir bersama darah ke seluruh bagian tubuh, sehingga menyebabkan kerusakan sel dan jaringan karena tubuh kekurangan oksigen.
Nah, beberapa gejala keracunan karbon monoksida yang patut kamu waspadai antara lain:
-
Sakit kepala dan pusing yang tak tertahankan.
-
Sakit perut.
-
Rasa mual dan muntah-muntah.
-
Kebingungan.
-
Sesak napas.
-
Mengantuk.
-
Rasa lemas yang sangat.
Jika semakin lama terpapar gas beracun ini, maka gejala semakin parah. Seseorang bisa mengalami kehilangan keseimbangan, kehilangan penglihatan, kehilangan ingatan, hingga tak sadarkan diri (pingsan atau koma). Jika keracunan bersifat terus menerus dalam jangka panjang, maka seseorang mengalami berbagai gejala pada sistem saraf seperti kesulitan untuk berpikir, berkonsentrasi, dan perubahan emosi. Gejala keracunan monoksida dalam tahap berat antara lain:
-
Perubahan kejiwaan dan perubahan kepribadian.
-
Vertigo.
-
Ataksia (kehilangan koordinasi tubuh karena kerusakan otak dan sistem saraf).
-
Takikardia (detak jantung cepat, bisa lebih dari 100 denyut per menit).
-
Sakit dada karena angina atau sakit jantung.
-
Kejang-kejang.
-
Kehilangan kesadaran.
Baca Juga: 7 Pencegahan di Rumah agar Terhindar dari Keracunan Karbon Monoksida
Komplikasi Keracunan Karbon Monoksida
Faktanya, terdapat hampir 10 hingga 15 persen pengidap keracunan karbon monoksida (CO) yang mengalami komplikasi jangka panjang. Beberapa komplikasi yang terjadi adalah:
-
Kerusakan otak. Akibat paparan karbon monoksida terlalu banyak, seseorang bisa mengalami gangguan kemampuan melihat atau mendengar, gangguan memori dan konsentrasi, serta memicu parkinsonisme, yaitu penyakit yang memiliki gejala mirip dengan penyakit Parkinson, namun bukan disebabkan oleh penuaan.
-
Penyakit jantung. Penyakit jantung koroner adalah komplikasi yang berkembang akibat paparan CO dalam jangka panjang. Pembuluh darah koroner merupakan pembuluh darah pada jantung, yang bila tersumbat mengakibatkan serangan jantung.
-
Gangguan janin. Efek buruk pada Keracunan CO pada wanita hamil berakibat langsung ke janin yang dikandungnya, seperti lahir dengan berat badan rendah, memiliki kelainan perilaku, atau meninggal di dalam rahim.
Pengobatan Keracunan Karbon Monoksida
Jika seseorang sudah menunjukkan gejala keracunan karbon monoksida (CO), maka ia perlu diberikan oksigen murni untuk mengembalikan kadar oksigen dalam darah kembali normal. Pemberian oksigen murni ini tetap dilakukan walaupun CO mengikat hemoglobin (Hb) 230-270 kali lebih kuat dibandingkan dengan oksigen. Sebab dengan memberikan oksigen murni, maka hal ini akan mempercepat lepasnya ikatan CO dengan Hb.
Baca Juga: 4 Pengaruh Polusi Udara Pada Kesehatan
Jadi, sebisa mungkin menjauh dari sumber gas karbon monoksida agar tidak muncul gejala keracunan karbon monoksida. Selalu gunakan masker, dan jika kamu sudah merasa pusing, segera beranjak dan carilah tempat lengang yang banyak udara segar. Kamu bisa bertanya pada dokter mengenai cara penanganan keracunan karbon monoksida melalui aplikasi Halodoc. Jadi, download aplikasi Halodoc sekarang!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan