Ketahui Gejala Awal Seseorang Terkena Tetanus

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   02 Desember 2019
Ketahui Gejala Awal Seseorang Terkena TetanusKetahui Gejala Awal Seseorang Terkena Tetanus

Halodoc, Jakarta – Banyak orang yang mengira bahwa penyakit tetanus diperoleh dari gigitan binatang. Bukan cuma lewat gigitan binatang, tetanus adalah infeksi kuman yang diperoleh luka terbuka yang tidak dibersihkan, tertusuk paku berkarat atau mendapatkan luka bakar. Clostridium tetani adalah bakteri yang menyebabkan tetanus. Setelah memasuki tubuh, bakteri ini kemudian menyerang saraf tubuh dengan mengeluarkan racun berbahaya.

Baca Juga: Alasan Tetanus Bisa Mematikan Jika Tidak Diatasi dengan Benar

Tetanus termasuk penyakit serius yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Ketika seseorang yang mengidap tetanus dan tidak segera diobati, ia bisa mengalami komplikasi seperti pneumonia aspirasi, laringospasme, kejang-kejang, gagal ginjal akut hingga kematian. Agar kamu lebih waspada terhadap penyakit ini, perhatikan gejala awal tetanus yang perlu diketahui.

Waspada Gejala Awal dari Tetanus

Melansir dari Healthline, tetanus dimulai saat spora Clostridium tetani masuk melalui luka yang berkembang biak untuk melepaskan racun tetanospasmin setelah spora menyebar ke dalam sistem saraf (neurotoksin). Setelah racun dilepaskan, orang yang mengidap gejala tetanus mengalami gejala, seperti:

  • Kejang;

  • Kekakuan otot;

  • Rahang mengatup rapat dan sulit dibuka (lockjaw);

  • Kesulitan bernapas akibat otot leher dan dada menjadi kaku;

  • Pada beberapa orang, otot perut dan tungkai juga terpengaruh;

  • Kesulitan menelan;

  • Demam;

  • Mengeluarkan banyak keringat secara terus-menerus;

  • Tekanan darah meningkat;

  • Jantung berdenyut lebih cepat;

  • Diare;

  • Tinja berdarah;

  • Sensitif terhadap sentuhan.

Gejala tetanus biasanya muncul sekitar 7-10 hari setelah infeksi awal. Namun, munculnya gejala bervariasi pada setiap orang. Ada yang baru mendapatkan gejala dalam 4 hari hingga sekitar 3 minggu, ada pula yang memerlukan waktu berbulan-bulan.

Secara umum, semakin jauh situs cedera dari sistem saraf pusat, maka akan semakin lama pula masa inkubasi. Pengidap tetanus yang mengalami waktu inkubasi lebih pendek cenderung memiliki gejala yang lebih parah.

Baca Juga: Ketahui Pencegahan Tetanus pada Anak-Anak

Pada kasus yang parah, tulang belakang dapat melengkung ke belakang saat otot-otot punggung terpengaruh. Kondisi ini lebih sering dialami oleh anak-anak mengalami infeksi tetanus.

Jika kamu mengalami gejala di atas, segera periksakan ke dokter untuk memastikan apakah kamu terkena tetanus atau bukan. Sebelum mengunjungi rumah sakit, kini kamu bisa memesan janji dengan dokter terlebih dahulu melalui Halodoc. Lewat aplikasi, kamu dapat memilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

Alami Gejala Tetanus, Ini Diagnosis yang Tepat

Untuk mendiagnosis tetanus, dokter perlu mewawancarai pengidap seputar riwayat penyakit dan vaksinasi pengidap, serta jenis vaksinasi yang pernah diterima dan gejala yang dialami. Apabila pengidap mengalami kejang-kejang, pengidap langsung mendapat pertolongan pertama dan dirujuk ke rumah sakit agar mendapat perawatan intensif berupa:

  • Pemberian obat pelemas otot dan obat penenang. Tujuannya untuk meredakan kejang dan menenangkan pengidap.

  • Pembersihan luka. Caranya dengan menyingkirkan kotoran, jaringan mati atau benda tajam yang menempel pada luka. Tujuannya memusnahkan spora dan bakteri tetanus.

  • Pemberian obat antimikroba dan antibiotik untuk menghentikan produksi neurotoksin yang dikeluarkan oleh bakteri Clostridium tetani.

  • Penggunaan alat bantu pernapasan (ventilator) jika tetanus berdampak pada otot-otot pernapasan.

  • Pemberian nutrisi melalui sedang atau infus untuk mencegah dehidrasi dan kekurangan nutrisi.

  • Pemberian vaksinasi tetanus, terutama bagi pengidap yang belum pernah mendapat vaksinasi atau riwayat vaksinasi yang belum lengkap.

Cegah Tetanus dengan Vaksinasi Sejak Dini

Vaksinasi sebaiknya dilakukan sebelum infeksi tetanus terjadi. Pemberian vaksinasi tetanus bisa dilakukan sejak dini, karena jenis vaksin ini masuk ke dalam lima jenis imunisasi wajib untuk anak. Proses vaksinasi biasanya diberikan dalam 5 tahap, yakni pada usia 2, 4, 6, 18 bulan dan 4 - 6 tahun.

Baca Juga: Benarkah Paku Berkarat Dapat Menyebabkan Tetanus?

Pada anak yang berusia lebih dari 7 tahun, tersedia vaksin Td yang memberikan perlindungan terhadap infeksi tetanus dan difteri. Agar perlindungan maksimal, vaksinasi ulang diperlukan tiap 10 tahun sekali (booster).

Upaya pencegahan lainnya adalah menjaga kebersihan luka agar cepat sembuh dan tidak mengalami infeksi. Pemberian tetanus toksoid bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus pada luka.

Referensi :

Medical News Today. Diakses pada 2019. Everything you need to know about tetanus.

Healthline. Diakses pada 2019. Tetanus (Lockjaw).

Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Tetanus.