Ketahui Bronkiolitis yang Rentan Diidap Anak-anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   11 Oktober 2018
Ketahui Bronkiolitis yang Rentan Diidap Anak-anakKetahui Bronkiolitis yang Rentan Diidap Anak-anak

Halodoc, Jakarta – Bronkiolitis merupakan infeksi saluran napas yang menyebabkan terjadinya radang dan penyumbatan di dalam bronkiolus (saluran napas kecil di paru-paru). Kondisi ini umumnya dialami oleh bayi dan anak-anak berusia kurang dari 2 tahun. Bronkiolitis diawali dengan gejala yang menyerupai pilek, kemudian meningkat menjadi batuk, napas berbunyi (mengi), hingga kesulitan bernapas. Gejala ini bisa berlangsung selama beberapa hari, minggu, hingga sebulan.

Jika tidak ditangani segera, bronkiolitis bisa menyebabkan komplikasi. Antara lain kulit membiru (sianosis), jeda pada pernapasan (apnea), dehidrasi, serta kadar oksigen dan rendah dan gagal pernapasan.

Apa Penyebab Bronkiolitis?

Bronkiolitis biasanya terjadi saat virus menginfeksi bronkiolus, yaitu saluran udara paling kecil pada paru-paru. Infeksi tersebut menyebabkan bronkiolus membengkak dan meradang. Beberapa virus yang bisa menyebabkan bronkiolitis antara lain respiratory syncytial virus (RSV), dan virus yang menyebabkan flu atau pilek. Virus tersebut mudah menular melalui udara, yaitu saat seorang pengidap bronkiolitis batuk, bersin, dan berbicara. Penularan juga bisa terjadi saat kamu menyentuh benda yang terkontaminasi oleh virus penyebab bronkiolitis, seperti alat makan, handuk, atau mainan.

Ada beberapa faktor yang membuat seorang bayi rentan mengidap bronkiolitis. Antara lain bayi berusia kurang dari 3 bulan, lahir secara prematur, memiliki kelainan jantung atau paru-paru, paparan asap rokok, tidak mendapatkan ASI (termasuk ASI eksklusif), serta tinggal di lingkungan yang padat.

Bagaimana Diagnosis dan Pengobatan Bronkiolitis?

Diagnosis bronkiolitis dilakukan dengan pemeriksaan fisik. Jika dicurigai adanya penyebab lain dari keluhan yang dialami (seperti batuk, pilek dan demam), dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Antara lain pemeriksaan virus melalui sampel lendir, pemeriksaan kadar oksigen dalam darah dengan oksimeter, tes darah, dan urine.

Jika bronkiolitis tidak terlalu parah, dokter akan menyarankan Si Kecil untuk dirawat di rumah. Sedangkan, kasus bronkiolitis yang parah memerlukan perawatan di rumah sakit. Lantas, apa yang bisa ibu lakukan untuk merawat Si Kecil yang mengidap bronkiolitis, yaitu:

  • Pastikan Si Kecil tidur cukup.
  • Berikan banyak cairan, termasuk ASI atau susu formula untuk mencegah dehidrasi.
  • Buat ruangan kamar Si Kecil senyaman mungkin dan sterilkan dari polusi udara (terutama asap rokok).
  • Berikan obat-obatan yang diresepkan dokter. Gunakan sesuai anjuran dokter untuk membantu proses penyembuhan.

Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Bronkiolitis?

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah bronkiolitis pada Si Kecil:

  • Cuci tangan pakai sabun untuk mencegah penularan virus penyebab bronkiolitis pada Si Kecil. Jadi, pastikan ibu dan orang lain yang ingin menyentuh Si Kecil mencuci tangan terlebih dahulu.
  • Jauhkan Si Kecil dari paparan asap rokok. Ibu bisa melarang orang lain untuk merokok di lingkungan rumah untuk menghindari Si Kecil dari paparan asap rokok.
  • Berikan ASI Eksklusif untuk memberikan perlindungan optimal pada tubuh Si Kecil. Setelah 6 bulan, ibu dianjurkan untuk melanjutkan pemberian ASI, setidaknya hingga Si Kecil berusia 2 tahun.

Itulah fakta tentang bronkiolitis yang perlu diketahui. Kalau Si Kecil mengalami tanda dan gejala bronkiolitis, segera berbicara pada dokter Halodoc. Untuk berbicara pada dokter, ibu bisa menggunakan aplikasi Halodoc. Ibu bisa menghubungi dokter Halodoc kapan saja dan di mana saja melalui fitur Contact Doctor via Chat, dan Video/Voice Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca juga: