Ketahui 5 Faktor Risiko Hepatitis D
Halodoc, Jakarta - Hepatitis D adalah jenis penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus. Tiap jenis hepatitis memiliki cara penyebaran dan gejala yang berbeda-beda, termasuk jenis hepatitis D. Berbeda dengan yang lain, hepatitis D bisa menyerang atau membutuhkan virus hepatitis B untuk menjangkiti sel hati. Hepatitis D jarang ditemukan karena umumnya hanya dialami oleh pengidap hepatitis B.
Penularannya dapat ditempuh dengan dua cara, pertama dengan infeksi bersamaan secara simultan hepatitis B dengan hepatitis D (koinfeksi). Kedua dengan infeksi virus hepatitis D pada individu yang terinfeksi hepatitis B sebelumnya (superinfeksi).
Hepatitis D bisa berkembang menjadi penyakit yang akut maupun kronis. Hepatitis D akut terjadi secara tiba-tiba dengan gejala yang lebih hebat dibanding hepatitis D kronis. Apabila infeksi hepatitis D terjadi selama 6 bulan atau lebih, maka infeksi yang terjadi adalah infeksi kronis.
Infeksi kronis gejala yang timbul berkembang dan bertambah parah secara perlahan. Virus umumnya menetap dalam tubuh selama beberapa bulan sebelum gejala pertama muncul. Semakin lama, infeksi terjadi, maka risiko terjadinya komplikasi penyakit ini semakin tinggi. Hingga saat ini belum ada obat untuk penyakit hepatitis D, oleh karena itu penting untuk melakukan pencegahan dan menjauhi faktor risiko penyebab hepatitis D.
Berikut ini faktor risiko seseorang rentan terkena hepatitis D:
-
Mengidap hepatitis B. Orang yang terinfeksi hepatitis D dan hepatitis B berisiko tinggi untuk terkena penyakit hati kronis, seperti kanker hati, dan sirosis (kerusakan jaringan hati).
-
Melakukan hubungan intim yang tidak aman (tidak memakai kondom, sering berganti pasangan, dan sebagainya).
-
Sering menerima transfusi darah, oleh karena itu pastikan mendapat donor darah yang sudah teruji aman.
-
Menggunakan narkoba suntik, seperti heroin.
Baca Juga: A, B, C, D, atau E, Jenis Hepatitis yang Paling Parah?
Pencegahan Hepatitis D
Belum ada vaksin untuk mencegah dan terapi antivirus efektif untuk mengobati hepatitis D, sehingga pasien hepatitis D akut dan kronis stadium akhir dianjurkan transplantasi hati. Sementara itu, beberapa hal ini bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya hepatitis D:
-
Vaksinasi. Ada vaksin hepatitis B untuk semua anak. Orang dewasa yang berisiko tinggi terkena hepatitis D juga harus divaksinasi, seperti mereka yang menggunakan narkoba suntik seperti heroin atau kokain. Vaksinasi biasanya diberikan dalam rangkaian tiga suntikan per enam bulan. Pastikan untuk menggunakan jarum steril setiap menyuntikkan obat.
-
Lakukan hubungan intim dengan kondom. Kamu tidak boleh terlibat melakukan hubungan intim tanpa kondom kecuali jika kamu yakin bahwa pasanganmu tidak terinfeksi hepatitis atau infeksi menular seksual lainnya.
-
Berhati-hatilah dalam melakukan tato dan tindik tubuh. Pergilah ke jasa pemasangan tato atau tindik yang terpercaya. Selain itu, penting untuk menanyakan bagaimana mereka membersihkan peralatan dan pastikan para karyawan menggunakan jarum steril.
Baca Juga: 4 Fakta Penting tentang Hepatitis D
Cari tahu lebih lanjut seputar penyebaran virus hepatitis D, gejala dan cara mencegahnya dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Tunggu apa lagi? Segera download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan