Vasektomi
Pengertian Vasektomi
Vasektomi merupakan prosedur kontrasepsi (pengendalian kelahiran) permanen pada pria, yang dilakukan dengan cara memutus penyaluran sperma ke air mani. Alhasil, air mani tidak lagi mengandung sperma, sehingga tidak dapat menghasilkan pembuahan. Kendati demikian, perlu diketahui bahwa seorang pria yang melakukan vasektomi masih dapat mengalami orgasme dan ejakulasi.
Selain itu, prosedur ini juga tidak memberikan perlindungan dari infeksi menular seksual. Untuk melakukan vasektomi, terdapat dua teknik bedah yang bisa dilakukan, yaitu teknik konvensional dan teknik tanpa pisau bedah.
Persiapan Sebelum Prosedur Vasektomi
Sebelum prosedur vasektomi dilakukan, dokter akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan secara menyeluruh kepada pasien. Pada pertemuan awal (kunjungan konsultatif), dokter akan membahas:
- Pemahaman bahwa prosedur ini bersifat permanen, dan itu bukan pilihan yang baik jika ada kemungkinan seseorang ingin menjadi ayah di masa depan.
- Apakah memiliki anak dan bagaimana perasaan pasangan tentang keputusan itu.
- Metode kontrasepsi lain yang tersedia.
- Apa yang melibatkan operasi dan pemulihan vasektomi, dan kemungkinan komplikasi yang mengintai.
Beberapa dokter keluarga atau dokter praktek umum melakukan vasektomi, tapi kebanyakan dilakukan oleh dokter spesialis sistem reproduksi pria (ahli urologi).
Bagaimana Prosedur Vasektomi Dilakukan?
Vasektomi biasanya dilakukan di kantor dokter atau pusat operasi dengan anestesi lokal. Artinya, seseorang yang menjalani prosedur ini akan terjaga, tetapi tidak merasakan rasa sakit selama operasi. Waktu pelaksanaan prosedur ini biasanya berkisar antara 10-30 menit. Karena terbagi menjadi dua jenis, berikut adalah penjelasan mengenai prosedur tersebut berdasarkan jenisnya:
1. Vasektomi Konvensional
Dokter pertama-tama akan membius skrotum dengan anestesi lokal. Kemudian, dokter akan membuat dua luka kecil di kulit di setiap sisi skrotum untuk mencapai vas deferens.
Vas deferens sendiri merupakan tabung yang membawa sperma keluar dari testis. Setiap tabung akan dipotong dan sebagian kecil dibuang. Ujung-ujung tabung tersebut kemudian ditutup. Baik dengan cara diikat atau disegel menggunakan metode panas.
Selanjutnya, dokter akan menjahit potongan, biasanya menggunakan jahitan larut yang hilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar seminggu.
2. Vasektomi Tanpa Pisau Bedah
Dokter pertama-tama membius skrotum dengan anestesi lokal. Kemudian membuat lubang tusukan kecil di kulit skrotum untuk mencapai tabung. Melalui jenis prosedur vasektomi tanpa pisau bedah, dokter tidak perlu memotong kulit.
Tabung kemudian ditutup dengan cara yang sama seperti vasektomi konvensional, baik dengan diikat atau disegel. Namun, ada sedikit pendarahan dan tidak ada jahitan dengan prosedur ini. Alhasil, prosedur vasektomi tanpa pisau bedah dianggap kurang menyakitkan dan memiliki risiko komplikasi lebih rendah daripada prosedur konvensional.
Apa yang Perlu Diperhatikan Setelah Vasektomi?
Setelah vasektomi, kamu akan mengalami memar, bengkak, dan nyeri, yang biasanya membaik dalam beberapa hari. Dokter juga akan memberi petunjuk untuk pemulihan, seperti:
- Memeriksakan diri ke dokter jika memiliki tanda-tanda infeksi, seperti darah mengalir dari tempat operasi, suhu lebih dari 38 derajat Celsius, kemerahan, nyeri atau pembengkakan yang memburuk.
- Menutup skrotum dengan perban dan pakaian dalam yang ketat setidaknya selama 48 jam pasca vasektomi.
- Mengoleskan kompres es ke skrotum selama dua hari pertama.
- Beristirahat selama 24 jam setelah operasi, dan kamu mungkin dapat melakukan aktivitas ringan setelah dua atau tiga hari.
- Menghindari olahraga, angkat beban, dan pekerjaan berat selama sekitar satu minggu. Sebab, melakukan hal tersebut dapat menyebabkan rasa sakit atau pendarahan di dalam skrotum.
- Menghindari aktivitas seksual selama seminggu atau lebih. Jika ejakulasi, kamu mungkin merasakan sakit atau melihat darah di air mani.
- Jika melakukan hubungan seksual, gunakan bentuk kontrasepsi lain sampai dokter memastikan bahwa sperma tidak lagi ada dalam air mani.
Manfaat Vasektomi
Di beberapa negara, prosedur ini dianggap sebagai pilihan pengendalian kelahiran yang aman dan efektif untuk pria. Khususnya pria yang yakin bahwa mereka tidak ingin memiliki anak. Hal ini dikarenakan:
- Vasektomi hampir 100 persen efektif dalam mencegah kehamilan.
- Vasektomi adalah operasi rawat jalan dengan risiko komplikasi atau efek samping yang rendah.
- Melakukan vasektomi berarti seseorang tidak perlu mengambil langkah-langkah pengendalian kelahiran sebelum berhubungan seks, seperti memakai kondom.
Risiko Prosedur Vasektomi
Prosedur ini dinilai aman, tapi kamu mungkin mengalami sedikit rasa sakit setelah menjalaninya. Rasa sakit tersebut dapat disertai dengan pembengkakan di skrotum dan mungkin sedikit pendarahan. Meski begitu, kondisi tersebut tidak sering terjadi dan biasanya tidak serius. Hanya sekitar 1 persen hingga 2 persen pria yang mengalami nyeri yang tidak kunjung hilang.
Risiko potensial lain dari prosedur vasektomi adalah adanya kemungkinan seorang pria untuk berubah pikiran (ingin memiliki anak), ketika sudah terlanjur menjalaninya. Meskipun mungkin untuk membalikkan vasektomi kembali ke fungsi reproduksi normal, tidak ada jaminan itu akan sepenuhnya berhasil. Sebab, operasi pembalikan lebih rumit daripada vasektomi dan tidak efektif dalam beberapa kasus.
Kendati demikian, teknik lain juga tersedia untuk menjadi ayah dari seorang anak setelah vasektomi, seperti fertilisasi in vitro. Namun, teknik ini mahal dan tidak selalu efektif. Oleh karena itu, pikirkanlah dengan matang sebelum menjalani prosedur tersebut.
Hal yang perlu digarisbawahi, seseorang yang memiliki nyeri testis kronis atau penyakit testis tertentu, bukanlah kandidat yang tepat untuk menjalani vasektomi.
Komplikasi Vasektomi
Komplikasi prosedur vasektomi jarang terjadi. Namun, jika terjadi, komplikasinya dapat mencakup memar, peradangan, dan infeksi. Meski dinilai tidak serius, tetapi beritahulah dokter jika kamu mengalaminya. Selain itu, ada beberapa risiko komplikasi yang juga jarang terjadi, seperti:
- Sakit atau perasaan tertekan atau tidak nyaman pada testis.
- Granuloma sperma (benjolan keras atau peradangan yang disebabkan oleh bocornya sperma).
- Spermatocele (kista dalam tabung yang mengumpulkan sperma).
- Hidrokel (kantung cairan di sekitar testis yang menyebabkan pembengkakan di skrotum).
Kapan Perlu ke Dokter?
Jika kamu sudah memutuskan dan benar-benar yakin untuk melakukan vasektomi, penting untuk terlebih dahulu memeriksakan kondisi kesehatan. Sebab, tidak semua pria dapat melakukan prosedur ini, khususnya mereka yang mengidap penyakit testis tertentu.
Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa membuat janji rumah sakit dengan dokter, untuk memeriksakan kondisi kesehatanmu. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi: