Vaksin Pfizer
Deskripsi Vaksin Pfizer
Vaksin Pfizer adalah vaksin untuk memberi perlindungan terhadap infeksi SARS-CoV-2 atau COVID-19. Vaksin berbasis mRNA ini diproduksi oleh perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, bekerja sama dengan perusahaan farmasi Amerika, Pfizer.
Berbeda dengan Sinovac yang terbuat dari virus yang tidak aktif, vaksin mRNA (messenger RNA) bekerja dengan cara “mengajarkan” sel tubuh bagaimana membuat protein untuk memicu respon imun dalam tubuh yang akan menghasilkan antibodi.
Antibodi ini yang akan melindungi tubuh dari infeksi COVID-19. Meski berbasis teknologi genetik, kamu tidak perlu khawatir, karena vaksin ini tidak akan memengaruhi DNA manusia sama sekali.
Mulai dari bayi berusia 6 bulan, anak-anak usia 5-11 tahun ke atas, hingga orang dewasa, semua bisa mendapatkan vaksin ini sebagai upaya perlindungan dari COVID-19.
Manfaat Vaksin Pfizer
Vaksin dengan nama lain BNT162b2 ini sudah terbukti bermanfaat untuk mencegah penyakit parah, rawat inap, bahkan kematian akibat COVID-19 pada orang yang sudah mendapatkan vaksin primernya (menerima kedua dosis).
Perlu kamu ketahui bahwa vaksin COVID-19 tidak bisa sepenuhnya mencegah infeksi virus tersebut. Jadi, kamu masih bisa terkena COVID-19 setelah menerima vaksin. Namun, risiko terjadinya sakit yang parah akan lebih kecil.
Selain manfaat yang sudah disebutkan di atas, ada juga manfaat lainnya, yaitu Vaksin Pfizer Efektif Cegah Sindrom Peradangan.
Dosis Vaksin Pfizer
Dosis vaksin ini bisa berbeda-beda tergantung usia. Berikut dosis vaksin primer dengan Pfizer berdasarkan usia pasien:
- Untuk anak-anak berusia 6 bulan sampai 4 tahun: 3 mikrogram sebanyak 3 dosis. Jarak waktu antara dosis pertama dan kedua adalah 3-8 minggu. Sedangkan dosis ketiga bisa diberikan 8 minggu setelah dosis kedua. Bagi orang tua, perlu tahu Ini 3 Fakta Penting Vaksin Pfizer untuk Balita.
- Untuk anak usia 5 hingga 11 tahun: 2 dosis, masing-masing 10 mikrogram yang diberikan dengan jarak 4-8 minggu.
- Untuk orang dewasa dan anak usia 1 tahun ke atas: 2 dosis, masing-masing 0,3 mililiter (30 mikrogram) dengan jarak antar kedua dosis 4-8 minggu.
Cara Penggunaan Vaksin Pfizer
Vaksin ini diberikan melalui suntikan ke dalam otot (intramuskular) oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Biasanya dokter menyuntikkan di lengan bagian atas. Sedangkan untuk anak-anak, vaksin biasanya diberikan di paha atas.
Sebelum vaksinasi, pertama-tama dokter akan memeriksa tanda vital kamu terlebih dahulu, seperti suhu tubuh, tekanan darah dan denyut nadi. Bila kamu ternyata sedang demam (suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celsius) atau memiliki tekanan darah di atas 140/90 mmHg, maka pemberian vaksin akan dokter tunda.
Dokter kemudian akan membersihkan area lengan atas dengan alkohol swab, lalu menyuntikkan vaksin ke otot dan kemudian membersihkannya lagi dengan alkohol. Untuk mengantisipasi kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang serius, kamu perlu menunggu dulu di tempat layanan vaksinasi setelah menerima vaksin.
Perhatian Penggunaan Vaksin Pfizer
Sebelum menerima vaksin jenis ini, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, yaitu:
- Jangan menggunakan vaksin Pfizer bila kamu alergi terhadap kandungan di dalamnya. Pasalnya, vaksin ini mungkin mengandung bahan tidak aktif (seperti polietilen glikol), yang bisa menyebabkan reaksi alergi atau masalah lain.
- Sebelum menerima vaksin ini, beri tahu dokter atau petugas medis tentang riwayat kesehatan kamu, terutama tentang: penyakit saat ini, gangguan sistem kekebalan (akibat pengobatan kanker atau radiasi), masalah jantung tertentu (miokarditis, perikarditis).
- Beri tahu dokter bila kamu sedang hamil sebelum menggunakan vaksin ini.
- Beri tahu juga pada dokter bila kamu sedang menjalani pengobatan untuk TBC. Vaksin ini bisa diberikan bila kamu sudah mengonsumsi obat antituberkulosis setidaknya selama 2 minggu.
- Informasikan pada dokter bila kamu pernah terkena COVID-19 atau ada keluarga serumah yang sedang terinfeksi COVID-19.
- Segera temui dokter bila kamu mengalami reaksi alergi setelah menerima vaksin ini
Efek Samping Vaksin Pfizer
Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah menggunakan vaksin jenis ini, yaitu:
- Nyeri, kemerahan atau bengkak di area bekas suntikan.
- Demam.
- Sakit kepala.
- Nyeri otot atau sendi.
- Kelelahan.
- Diare.
- Mual.
- Muntah.
Efek samping di atas biasanya bersifat ringan dan bisa hilang dalam beberapa hari. Untuk meredakan nyeri atau demam, kamu bisa mengonsumsi paracetamol.
Namun, bila efek samping tidak kunjung mereda atau malah semakin berat, segera periksakan diri ke dokter. Kamu juga perlu menemui dokter segera bila mengalami reaksi alergi setelah menerima vaksin.
Reaksi alergi, seperti ruam, gatal-gatal atau bengkak (terutama pada wajah, lidah atau tenggorokan), pusing parah, sesak napas.
Pada kasus yang jarang terjadi, efek samping berupa miokarditis atau perikarditis juga bisa terjadi. Segera ke dokter atau IGD bila kamu mengalami nyeri dada, jantung berdebar dan sesak napas.
Interaksi
Obat penekan kekebalan tubuh atau imunosupresan, termasuk kortikosteroid, mungkin bisa memengaruhi efektivitas vaksin. Jadi, beri tahu dokter mengenai semua obat-obatan yang kamu konsumsi, termasuk produk herbal sebelum menjalani vaksinasi.
Kontraindikasi
Vaksin memiliki kontraindikasi untuk orang dengan riwayat alergi parah atau anafilaksis terhadap salah satu dari bahan vaksin COVID-19.
Bila kamu ingin bertanya-tanya mengenai vaksinasi COVID-19 atau mengalami gejala yang mirip gejala penyakit tersebut, hubungi dokter di Halodoc✔️ melalui chat atau video call dari mana saja dan kapan saja.
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2023. Pfizer-Biontech COVID-19 Vaccine (PF) 30 Mcg/0.3 Ml IM Suspension(EUA) (SARS-Cov-2) Vaccines – Uses, Side Effects, and More.
California Department of Public Health. Diakses pada 2023. FACT SHEET: Pfizer COVID-19 Vaccine (Comirnaty).
Australian Government Department of Health and Aged Care. Diakses pada 2023. COVID-19 vaccine contraindications and precautions
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan