Vaksin Pfizer
DAFTAR ISI
- Apa itu Vaksin Pfizer?
- Manfaat Vaksin Pfizer
- Dosis Vaksin Pfizer
- Hubungi Dokter Ini untuk Info Seputar Vaksin Pfizer
- Cara Penggunaan Vaksin Pfizer
- Perhatian Penggunaan Vaksin Pfizer
- Efek Samping Vaksin Pfizer
- Interaksi
- Kontraindikasi
Apa itu Vaksin Pfizer?
Vaksin Pfizer adalah vaksin untuk memberi perlindungan terhadap infeksi SARS-CoV-2 atau COVID-19.
Vaksin berbasis mRNA ini diproduksi oleh perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, bekerja sama dengan perusahaan farmasi Amerika, Pfizer.
Berbeda dengan Sinovac yang terbuat dari virus yang tidak aktif, vaksin mRNA (messenger RNA) bekerja dengan cara “mengajarkan” sel tubuh bagaimana membuat protein untuk memicu respon imun dalam tubuh yang akan menghasilkan antibodi.
Antibodi ini yang akan melindungi tubuh dari infeksi COVID-19.
Meski berbasis teknologi genetik, kamu tidak perlu khawatir, karena vaksin ini tidak akan memengaruhi DNA manusia sama sekali.
Mulai dari bayi berusia 6 bulan, anak-anak usia 5-11 tahun ke atas, hingga orang dewasa, semua bisa mendapatkan vaksin ini sebagai upaya perlindungan dari COVID-19.
Manfaat Vaksin Pfizer
Vaksin dengan nama lain BNT162b2 ini sudah terbukti bermanfaat untuk mencegah penyakit parah, rawat inap, bahkan kematian akibat COVID-19 pada orang yang sudah mendapatkan vaksin primernya (menerima kedua dosis).
Perlu kamu ketahui bahwa vaksin COVID-19 tidak bisa sepenuhnya mencegah infeksi virus tersebut.
Jadi, kamu masih bisa terkena COVID-19 setelah menerima vaksin. Namun, risiko terjadinya sakit yang parah akan lebih kecil.
Selain manfaat yang sudah disebutkan di atas, ada juga manfaat lainnya, yaitu Vaksin Pfizer Efektif Cegah Sindrom Peradangan.
Dosis Vaksin Pfizer
Dosis vaksin ini bisa berbeda-beda tergantung usia.
Berikut dosis vaksin primer dengan Pfizer berdasarkan usia pasien:
- Untuk anak-anak berusia 6 bulan sampai 4 tahun: 3 mikrogram sebanyak 3 dosis. Jarak waktu antara dosis pertama dan kedua adalah 3-8 minggu. Sedangkan dosis ketiga bisa diberikan 8 minggu setelah dosis kedua. Bagi orang tua, perlu tahu Ini 3 Fakta Penting Vaksin Pfizer untuk Balita.
- Untuk anak usia 5 hingga 11 tahun: 2 dosis, masing-masing 10 mikrogram yang diberikan dengan jarak 4-8 minggu.
- Untuk orang dewasa dan anak usia 1 tahun ke atas: 2 dosis, masing-masing 0,3 mililiter (30 mikrogram) dengan jarak antar kedua dosis 4-8 minggu.
Hubungi Dokter Ini untuk Info seputar Vaksin Pfizer
Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar vaksin pfizer, kamu bisa menghubungi dokter spesialis melalui aplikasi Halodoc.
Dokter spesialis berikut ini telah berpengalaman lebih dari 14 tahun, sehingga mereka mampu menjawab pertanyaan kamu seputar vaksin pfizer.
Tak perlu khawatir, sebab mereka juga menerima ulasan positif dari pasien-pasien sebelumnya yang mereka tangani.
Berikut ini daftar dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
1. dr. Siska Damayanti Sp.PD
Kamu bisa segera menghubungi dr. Siska Damayanti Sp.PD, yang merupakan seorang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga tahun 2010 dan 2018.
Saat ini, dr. Siska Damayanti Sp.PD berpraktik di Gresik, Jawa Timur serta aktif tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dengan nomor STR 3521401423118521.
Berbekal pengalaman 15 tahun di bidangnya, dr. Siska Damayanti Sp.PD mampu memberikan kamu informasi akurat terkait vaksin pfizer.
Chat dr. Siska Damayanti Sp.PD Mulai dari Rp55.000,- di Halodoc.
2. dr. Yosa Tamia Marisa Sp.PD
Dokter spesialis selanjutnya yang bisa kamu tanyakan tentang vaksin pfizer adalah dr. Yosa Tamia Marisa Sp.PD.
Ia memperoleh gelar dokternya dari Universitas Andalas pada 2010 dan kemudian dokter spesialis penyakit dalam pada 2020.
Saat ini, ia membuka praktik di Agam, Sumatera Barat dan terdaftar sebagai anggota aktif Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dengan nomor STR 1321401320109704.
Berbekal pengalaman selama 15 tahun, dr. Yosa Tamia Marisa Sp.PD dapat menjawab pertanyaan terkait vaksin pfizer secara akurat.
Chat dr. Yosa Tamia Marisa Sp.PD mulai dari Rp 70.000,- di Halodoc.
Dokter spesialis tersebut siap memberikan kamu informasi tepat seputar vaksin pfizer.
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi di mana saja dan kapan saja. Jadi, tunggu apa lagi? Gunakan aplikasi Halodoc sekarang juga.
Cara Penggunaan Vaksin Pfizer
Vaksin ini diberikan melalui suntikan ke dalam otot (intramuskular) oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.
Biasanya dokter menyuntikkan di lengan bagian atas. Sedangkan untuk anak-anak, vaksin biasanya diberikan di paha atas.
Sebelum vaksinasi, pertama-tama dokter akan memeriksa tanda vital kamu terlebih dahulu, seperti suhu tubuh, tekanan darah dan denyut nadi.
Bila kamu ternyata sedang demam (suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celsius) atau memiliki tekanan darah di atas 140/90 mmHg, maka pemberian vaksin akan dokter tunda.
Dokter kemudian akan membersihkan area lengan atas dengan alkohol swab, lalu menyuntikkan vaksin ke otot dan kemudian membersihkannya lagi dengan alkohol.
Untuk mengantisipasi kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang serius, kamu perlu menunggu dulu di tempat layanan vaksinasi setelah menerima vaksin.
Perhatian Penggunaan Vaksin Pfizer
Sebelum menerima vaksin jenis ini, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, yaitu:
- Jangan menggunakan vaksin Pfizer bila kamu alergi terhadap kandungan di dalamnya. Pasalnya, vaksin ini mungkin mengandung bahan tidak aktif (seperti polietilen glikol), yang bisa menyebabkan reaksi alergi atau masalah lain.
- Sebelum menerima vaksin ini, beri tahu dokter atau petugas medis tentang riwayat kesehatan kamu, terutama tentang: penyakit saat ini, gangguan sistem kekebalan (akibat pengobatan kanker atau radiasi), masalah jantung tertentu (miokarditis, perikarditis).
- Beri tahu dokter bila kamu sedang hamil sebelum menggunakan vaksin ini.
- Beri tahu juga pada dokter bila kamu sedang menjalani pengobatan untuk TBC. Vaksin ini bisa diberikan bila kamu sudah mengonsumsi obat antituberkulosis setidaknya selama 2 minggu.
- Informasikan pada dokter bila kamu pernah terkena COVID-19 atau ada keluarga serumah yang sedang terinfeksi COVID-19.
- Segera temui dokter bila kamu mengalami reaksi alergi setelah menerima vaksin ini
Efek Samping Vaksin Pfizer
Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah menggunakan vaksin jenis ini, yaitu:
- Nyeri, kemerahan atau bengkak di area bekas suntikan.
- Demam.
- Sakit kepala.
- Nyeri otot atau sendi.
- Kelelahan.
- Diare.
- Mual.
- Muntah.
Efek samping di atas biasanya bersifat ringan dan bisa hilang dalam beberapa hari.
Untuk meredakan nyeri atau demam, kamu bisa mengonsumsi paracetamol.
Namun, bila efek samping tidak kunjung mereda atau malah semakin berat, segera periksakan diri ke dokter.
Kamu juga perlu menemui dokter segera bila mengalami reaksi alergi setelah menerima vaksin.
Reaksi alergi, seperti ruam, gatal-gatal atau bengkak (terutama pada wajah, lidah atau tenggorokan), pusing parah, sesak napas.
Pada kasus yang jarang terjadi, efek samping berupa miokarditis atau perikarditis juga bisa terjadi.
Segera ke dokter atau IGD bila kamu mengalami nyeri dada, jantung berdebar dan sesak napas.
Interaksi
Obat penekan kekebalan tubuh atau imunosupresan, termasuk kortikosteroid, mungkin bisa memengaruhi efektivitas vaksin.
Jadi, beri tahu dokter mengenai semua obat-obatan yang kamu konsumsi, termasuk produk herbal sebelum menjalani vaksinasi.
Kontraindikasi
Vaksin memiliki kontraindikasi untuk orang dengan riwayat alergi parah atau anafilaksis terhadap salah satu dari bahan vaksin COVID-19.
Bila kamu ingin bertanya-tanya mengenai vaksinasi COVID-19 atau mengalami gejala yang mirip gejala penyakit tersebut, hubungi dokter di Halodoc melalui chat atau video call dari mana saja dan kapan saja.