Vaksin Japanese Encephalitis

DAFTAR ISI
- Apa itu Vaksin Japanese Encephalitis?
- Tujua Vaksin Japanese Encephalitis
- Manfaat Vaksin Japanese Encephalitis
- Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin Japanese Encephalitis
- Apa Kata Riset?
- Kapan Harus Melakukan Vaksin Japanese Encephalitis
- Prosedur Vaksin Japanese Encephalitis
- Efek Samping Vaksin Japanese Encephalitis
- Tempat Melakukan Vaksin Japanese Encephalitis
- FAQ
Apa itu Vaksin Japanese Encephalitis?
Japanese encephalitis (JE) adalah penyakit yang terjadi karena virus JE yang ditularkan melalui perantara nyamuk.
Masalah kesehatan ini menjadi penyebab radang otak yang paling sering ditemukan pada wilayah Asia dan beberapa negara di kawasan Pasifik Barat, tak terkecuali di Indonesia.
Japanese encephalitis sendiri ditemukan pertama kali di negara Jepang pada tahun 1871. Saat itu, penyakit ini dikenal dengan nama “summer encephalitis”.
Mayoritas orang yang terinfeksi virus ini tidak menunjukkan gejala, atau gejala yang muncul tidak cukup spesifik, sehingga kerap disangka seperti flu biasa.
Gejala yang menunjukkan peradangan pada otak biasanya baru akan muncul pada 4 sampai 14 hari setelah mengalami gigitan nyamuk atau masa inkubasi.
Gejalanya yaitu demam tinggi secara tiba-tiba, gejala pada gastrointestinal, perubahan pada status mental, sakit kepala, dan perubahan pada gaya bicara dan berjalan.
Sementara pada anak, gejala pada tahap awal seperti demam, muntah, kejang, diare, dan menjadi lebih rewel.
Penyakit JE sendiri ditangani dengan memberikan vaksin JE secara rutin sesuai dengan jadwal imunisasi yang diberikan, terutama untuk anak.
Tujuan Vaksin Japanese Encephalitis
Hingga kini, belum ditemukan obat yang efektif untuk menyembuhkan penyakit JE. Inilah mengapa, JE hanya bisa dicegah dengan memberikan vaksin untuk membantu menurunkan angka penularan masalah kesehatan tersebut.
Selain Indonesia, negara lain di Asia yang turut memberikan imunisasi JE adalah Thailand, Taiwan, Korea, China, dan Jepang.
Program ini ditujukan terutama untuk anak dan telah membantu menurunkan angka positif infeksi JE selama beberapa waktu terakhir.
Sementara itu, di Indonesia sendiri kasus JE dilaporkan pada tahun 2015 di beberapa daerah. Ini termasuk Jakarta, Jawa Barat, Jogja, Sulawesi Utara, NTT, Kalimantan Barat, dan Bali.
Infeksi paling banyak ditemukan di Bali karena wilayah tersebut yang didominasi oleh area sawah dan peternakan babi.
Selanjutnya, tahun 2016, Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional berupaya untuk memperkenalkan vaksin JE pada program imunisasi nasional di wilayah paling endemis di Indonesia.
Selanjutnya, pada tahun 2017, pemerintah melalui Menteri Kesehatan REPUBLIK INDONESIA melakukan kampanye sosialisasi dan pengenalan imunisasi JE di Bali.
Manfaat Vaksin Japanese Encephalitis
Tak hanya membantu mencegah penularan penyakit JE pada bayi, anak, dan dewasa, vaksin JE juga bermanfaat untuk memberikan perlindungan ekstra pada orang-orang yang tidak bisa mendapatkan vaksin ini karena berbagai kondisi yang dialami. Ini termasuk:
- Seseorang yang memiliki reaksi alergi terhadap kandungan di dalam vaksin JE.
- Ibu hamil.
Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin Japanese Encephalitis
Jadwal dan pemberian dosis vaksin ini berbeda tergantung pada usia dan kondisi penerima vaksin.
Berikut panduan dosis dan jadwal pemberian vaksin JE:
Bayi dan Anak-anak (Mulai Usia 9 Bulan – 17 Tahun)
- Diberikan dalam dua dosis dengan jarak 28 hari antar suntikan.
- Dosis: 0,25 mL untuk anak di bawah 3 tahun dan 0,5 mL untuk anak 3 tahun ke atas.
Dewasa (18 Tahun ke Atas)
- Diberikan dalam dua dosis dengan jarak 28 hari antar suntikan.
- Dosis: 0,5 mL per suntikan.
Orang yang Tinggal atau Bepergian ke Daerah Endemis
- Vaksinasi dianjurkan minimal 1 bulan sebelum perjalanan ke daerah dengan risiko tinggi penularan JE.
- Jika vaksinasi sudah dilakukan lebih dari 1 tahun lalu dan masih berisiko terpapar, dosis booster dapat diberikan.
Vaksin ini sangat efektif dalam mencegah infeksi Japanese Encephalitis, terutama bagi mereka yang tinggal atau bepergian ke daerah endemis seperti Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat.
Fakta Unik
1. Virus Japanese Encephalitis ditemukan di lebih dari 24 negara di Asia dan Pasifik Barat, terutama di daerah dengan banyak sawah.
2. Setelah mendapat vaksin Japanese Encephalitis, kekebalan tubuh terhadap virus ini bisa bertahan hingga lebih dari 5 tahun.
Apa Kata Riset?
Mengutip dari tinjauan sistematis dan meta-analisis yang diterbitkan dalam The Lancet Infectious Diseases, vaksin JE memberikan perlindungan yang signifikan terhadap penyakit JE, dengan efektivitas vaksin secara keseluruhan berkisar antara 80 persen hingga 97.5 persen, tergantung pada jenis vaksin dan populasi yang divaksinasi.
Studi ini juga menyoroti bahwa vaksinasi JE efektif dalam mengurangi risiko rawat inap, komplikasi neurologis, dan kematian akibat JE.
Vaksinasi sangat penting untuk kelompok risiko tinggi, seperti anak-anak yang tinggal di daerah endemis JE.
Selain itu, vaksinasi ini juga direkomendasikan untuk pelancong yang hendak mengunjungi daerah endemis JE.
Bukti ilmiah secara konsisten mendukung efektivitas vaksin JE dalam mencegah penyakit JE dan komplikasinya.
Kapan Harus Melakukan Vaksin Japanese Encephalitis?
Vaksin JE dianjurkan untuk diberikan pada wisatawan yang hendak singgah selama satu bulan atau lebih pada daerah endemik.
Namun, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa bayi yang sudah berusia 9 bulan sudah bisa mendapatkan vaksin JE.
Adapun jadwal imunisasi JE dilakukan sebanyak dua sesi dengan interval selama 28 hari dengan ketentuan tertentu.
Vaksin diberikan dalam dua dosis, dengan jarak antar dosis 28 hari. Orang dewasa berusia 18–65 tahun dapat menerima dosis kedua 7–28 hari setelah dosis pertama. Dosis terakhir harus diberikan setidaknya 1 minggu sebelum perjalanan.
Vaksin tambahan atau booster bisa diberikan jika anak telah mendapatkan dua suntikan vaksin sebelumnya.
Prosedur Vaksin Japanese Encephalitis
Vaksin Japanese Encephalitis (JE) diberikan untuk melindungi dari infeksi virus JE yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Prosedur pemberian vaksin ini meliputi:
Sebelum Vaksinasi
Sebelum mendapat vaksin, pastikan kamu dalam keadaan sehat. Jika sedang sakit, konsultasikan dengan dokter apakah vaksinasi perlu ditunda.
Selain itu, informasikan kepada dokter jika kamu memiliki riwayat alergi, terutama terhadap komponen vaksin atau antibiotik tertentu seperti neomycin.
Apabila kamu sedang hamil, menyusui, atau memiliki gangguan imun, diskusikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum menerima vaksin.
Bagi wisatawan yang akan bepergian ke daerah endemis, vaksinasi harus dilakukan minimal 1-2 bulan sebelum keberangkatan untuk memastikan perlindungan optimal.
Selama Vaksinasi
Vaksin JE umumnya diberikan melalui suntikan di otot lengan atas (deltoid) untuk orang dewasa dan paha untuk anak-anak sebanyak 0.5 ml.
Jadwal vaksinasi tergantung pada jenis vaksin yang digunakan, tetapi umumnya terdiri dari satu atau dua dosis.
Jika dua dosis diperlukan, dosis kedua diberikan dalam rentang 28 hari setelah dosis pertama.
Sesudah Vaksinasi
Setelah vaksin diberikan, kamu mungkin mengalami efek samping ringan seperti nyeri di tempat suntikan, demam ringan, atau sakit kepala, yang biasanya hilang dalam beberapa hari.
Hindari aktivitas fisik berat selama beberapa jam setelah vaksinasi untuk mengurangi kemungkinan efek samping.
Apabila kamu mengalami reaksi alergi serius seperti kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, atau pusing berat, segera cari pertolongan medis.
Efek Samping Vaksin Japanese Encephalitis
Vaksin Japanese Encephalitis (JE) dapat menyebabkan efek samping yang umumnya bersifat ringan dan sementara.
Beberapa efek samping ringan yang dapat terjadi yaitu:
- Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan
- Demam ringan
- Sakit kepala
- Mudah lelah
Selain itu, terdapat efek samping serius yang perlu diwaspadai meski jarang terjadi, seperti:
- Reaksi alergi (anafilaksis) dengan gejala seperti kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, atau ruam gatal
- Demam tinggi
- Kejang
Sebagian besar orang yang menerima vaksin JE tidak mengalami efek samping yang serius.
Manfaat vaksin ini jauh lebih besar daripada risikonya, terutama bagi mereka yang tinggal atau bepergian ke daerah dengan risiko tinggi terkena virus Japanese Encephalitis..
Tempat Melakukan Vaksin Japanese Encephalitis
Vaksin Japanese Encephalitis bisa dilakukan di puskesmas, klinik kesehatan, atau rumah sakit.
Diperbarui pada 20 Maret 2025
Referensi:
IDAI. Diakses pada 2025. Mengenal Japanese Encephalitis.
Kemenkes. Diakses pada 2025. KEMENKES CANANGKAN IMUNISASI CEGAH RADANG OTAK JAPANESE ENCHEPALITIS (JE).
CDC. Diakses pada 2025. Japanese Encephalitis Vaccine.
Healthy Children. Diakses pada 2025. Japanese Encephalitis Vaccine: What You Need to Know (VIS).
NHS. Diakses pada 2025. Japanese encephalitis.
Hennessy S, et al. Diakses pada 2025. Effectiveness of live-attenuated Japanese encephalitis vaccine (SA14-14-2): a case-control study.
FAQ
1. Apakah vaksin JE itu wajib?
Vaksin JE belum termasuk dalam program imunisasi wajib nasional.
Namun, di wilayah dengan kasus penularan tinggi, seperti Bali dan Kalimantan Barat, pemerintah telah memasukkan vaksin JE ke dalam program imunisasi.
Selain itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian vaksin ini untuk anak-anak mulai usia 9 bulan yang tinggal atau akan bepergian ke daerah endemis.
2. Berapa biaya vaksin JE?
Biaya vaksin JE bervariasi tergantung pada fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan tersebut.
Berikut beberapa kisaran harga vaksin JE di Indonesia:
- Klinik Lamonte: Rp449.350
- Bidan Herni: Rp451.250
- Klinik FIT: Rp484.500
- RS Royal Progress: Rp629.000 (termasuk konsultasi dengan dokter spesialis anak)
- Vaxine Care: Rp612.750 (setelah diskon)
Perlu diperhatikan bahwa harga tersebut bisa berubah. Sebaiknya hubungi fasilitas kesehatan terkait untuk mendapatkan informasi terbaru.
3. Vaksin JE sampai usia berapa?
Vaksin JE bisa diberikan pada anak mulai usia 9 bulan, terutama bagi mereka yang tinggal atau akan bepergian ke daerah endemis.
Untuk orang dewasa, vaksin JE direkomendasikan bagi mereka yang akan bepergian ke daerah endemis pada musim transmisi, pekerja laboratorium yang berisiko terpapar, dan tenaga kesehatan.
Oleh karena itu, tidak ada batasan usia maksimal untuk pemberian vaksin JE, selama seseorang berisiko terpapar virus ini.