Tetanus
DAFTAR ISI
- Apa Itu Tetanus?
- Penyebab Tetanus
- Faktor Risiko Tetanus
- Gejala Tetanus
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Tetanus
- Diagnosis Tetanus
- Pengobatan Tetanus
- Komplikasi Tetanus
- Pencegahan Tetanus
Apa Itu Tetanus?
Tetanus adalah penyakit serius yang terjadi pada sistem saraf. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri penghasil racun. Gejalanya dapat berupa kontraksi otot, terutama otot rahang dan leher. Tetanus juga dikenal sebagai lockjaw.
Tetanus yang parah dapat mengakibatkan komplikasi yang dapat mengancam jiwa. Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan tetanus. Adapun perawatan berfokus pada pengelolaan gejala dan komplikasi sampai efek toksin tetanus teratasi.
Meskipun kini sudah ada vaksin tetanus, tapi penyakit ini tetap menjadi ancaman bagi orang-orang yang belum mengikuti perkembangan vaksin.
Penyebab Tetanus
Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Spora Clostridium tetani dapat bertahan lama di luar tubuh. Mereka paling sering ditemukan di kotoran hewan dan tanah yang terkontaminasi, tapi kemungkinan ada hampir di mana saja.
Ketika Clostridium tetani masuk ke dalam tubuh, mereka berkembang biak dengan cepat dan melepaskan tetanospasmin, yaitu suatu neurotoksin. Ketika tetanospasmin memasuki aliran darah, bakteri dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh, sehingga menyebabkan gejala tetanus.
Tetanospasmin mengganggu sinyal perjalanan dari otak ke saraf di sumsum tulang belakang, kemudian ke otot, sehingga menyebabkan kejang otot dan kekakuan. Bakteri penyebab tetanus masuk ke dalam tubuh terutama melalui luka potong atau tusukan kulit. Itulah pentingnya membersihkan luka secara menyeluruh untuk mencegah berkembangnya infeksi agar tidak menjadi tetanus.
Catat, Ini Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Pengobatan Tetanus.
Faktor Risiko Tetanus
Faktor risiko terbesar untuk infeksi tetanus adalah tidak divaksinasi atau tidak mendapatkan suntikan booster 10 tahun. Selain itu, faktor lain yang meningkatkan risiko infeksi tetanus adalah:
- Luka terkena tanah atau pupuk kandang.
- Terdapat benda asing di luka, seperti paku atau serpihan.
- Terdapat lesi kulit yang terinfeksi pada orang yang hidup dengan diabetes.
- Tali pusar yang terinfeksi ketika seorang ibu belum sepenuhnya divaksinasi.
- Menggunakan jarum bersama dan tidak bersih saat menggunakan obat-obatan terlarang.
Gejala Tetanus
Waktu rata-rata dari infeksi hingga munculnya tanda dan gejala (masa inkubasi) adalah 10 hari. Masa inkubasi dapat berkisar 3 hingga 21 hari. Jenis tetanus yang paling umum disebut tetanus umum.
Tanda dan gejalanya muncul secara bertahap, kemudian semakin memburuk selama dua minggu.
Gejala biasanya muncul dari rahang dan berkembang semakin ke bawah tubuh.
Tanda dan gejala tetanus umum meliputi:
- Kejang otot yang menyakitkan dan otot kaku yang tidak dapat digerakkan (kekakuan otot) di rahang.
- Ketegangan otot di sekitar bibir, terkadang menyebabkan pengidap menyeringai secara kuat.
- Kejang dan kekakuan yang menyakitkan pada otot leher.
- Kesulitan menelan.
- Otot perut kaku.
Perkembangan tetanus menyebabkan kejang berulang yang menyakitkan, seperti kejang yang berlangsung selama beberapa menit. Biasanya gejala dapat berupa:
- Leher dan punggung melengkung.
- Kaki menjadi kaku.
- Lengan ditarik ke atas.
- Tangan mengepal.
Kekakuan otot di leher dan perut dapat menyebabkan pengidap kesulitan bernapas. Kejang yang parah ini dapat dipicu oleh peristiwa kecil yang merangsang indra, seperti suara, sentuhan fisik, angin, atau cahaya.
Seiring berkembangnya penyakit, tanda dan gejala lain yang mungkin muncul yaitu:
- Tekanan darah tinggi.
- Tekanan darah rendah.
- Detak jantung cepat.
- Demam
- Keringat ekstrim
Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Tetanus
Apabila kamu mengalami gejala tetanus, segera hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc.
Semakin cepat masalah ini ditangani, komplikasinya bisa dicegah.
Nah, berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:
- dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD
- dr. Vera Bahar Sp.PD
- dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K
- dr. Siska Damayanti Sp.PD
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.
Diagnosis Tetanus
Untuk mendiagnosis tetanus, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dialami oleh pasien. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, khususnya pada otot dan sistem saraf pasien. Di samping itu, untuk memastikan diagnosisnya dokter juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti mengambil sampel dari luka yang dialami pasien.
Pengobatan Tetanus
Setiap luka harus dibersihkan secara menyeluruh untuk mencegah infeksi. Luka yang rentan terhadap tetanus harus segera ditangani oleh tenaga medis profesional.
Setiap orang yang memiliki luka yang berpotensi menyebabkan tetanus harus mendapatkan imunoglobulin tetanus (TIG) sesegera mungkin, bahkan meski ia sudah divaksinasi.
Imunoglobulin tetanus mengandung antibodi yang membunuh Clostridium tetani. Antibodi tersebut disuntikkan ke pembuluh darah dan memberikan perlindungan jangka pendek langsung terhadap tetanus.
Hanya saja TIG bersifat jangka pendek dan tidak dapat menggantikan efek jangka panjang dari vaksinasi. Para ahli mengatakan bahwa suntikan TIG aman diberikan pada ibu hamil dan menyusui.
Dokter mungkin meresepkan penisilin atau metronidazol untuk pengobatan tetanus. Antibiotik ini dapat mencegah bakteri berkembang biak dan memproduksi neurotoksin yang menyebabkan kejang otot dan kekakuan. Sementara itu pada pengidap yang alergi terhadap kedua obat tersebut akan diberikan tetrasiklin sebagai gantinya.
Komplikasi Tetanus
Komplikasi infeksi tetanus dapat berupa:
- Masalah pernapasan
Komplikasi ini dapat mengancam jiwa jika terjadi pengetatan pita suara dan kekakuan otot di leher dan perut, terutama selama kejang.
- Penyumbatan arteri paru-paru (emboli paru)
Bekuan darah yang telah berpindah dari tempat lain di tubuh dapat menyumbat arteri utama paru-paru atau salah satu cabangnya.
- Radang paru-paru
Infeksi paru-paru yang disebabkan oleh menghirup sesuatu secara tidak sengaja ke dalam paru-paru (penumonia aspirasi) bisa menjadi komplikasi dari kejang.
- Patah tulang
Kejang dapat menyebabkan patah tulang belakang atau tulang lainnya.
- Kematian
Kematian akibat tetanus sering disebabkan oleh saluran napas yang tersumbat selama kejang. Selain itu, kerusakan pada saraf yang mengatur pernapasan, detak jantung, atau fungsi orang lainnya dapat terjadi.
Pencegahan Tetanus
Langkah utama untuk mencegah tetanus adalah dengan vaksinasi. Di negara kita, vaksin tetanus masuk ke dalam daftar imunisasi wajib pada anak. Imunisasi tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus). Proses vaksinasi ini harus diberikan dalam lima tahap, yaitu pada usia 2, 4, 6, 18 bulan, dan 4-6 tahun.
Untuk anak anak di atas 7 tahun, tersedia vaksin Td yang bisa melindungi diri dari serangan tetanus dan difteri. Hal yang perlu diingat, vaksinasi ini mesti diulang tiap 10 tahun. Tujuannya untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi difteri dan tetanus.
Selain dengan vaksinasi, pencegahan tetanus juga dapat dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan, terutama ketika merawat luka agar tidak terkena infeksi.
Kamu juga bisa memilih layanan Home Lab melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga atau klik gambar di bawah ini.
Terakhir diperbarui pada 5 Juli 2024
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Tetanus
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2024. Tetanus
Medical News Today. Diakses pada 2024. Everything you need to know about tetanus
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan