Tendinitis
Tendinitis atau tendonitis adalah gangguan berupa peradangan atau iritasi pada tendon, yaitu suatu kumpulan jaringan ikat berserat yang melekatkan otot dengan tulang. Pada sebagian besar kasusnya, tendinitis lebih sering terjadi pada area tumit, lutut, siku, dan bahu.
Seseorang yang terserang tendinitis akan mengalami rasa nyeri dan sakit pada persendian. Cedera ini umumnya sering dialami oleh atlet voli dan basket. Selain patellar, ada pula istilah lain seperti tennis elbow, swimmer’s shoulder, atau golfer’s elbow.
Penyebab Tendinitis
Umumnya tendinitis terjadi karena adanya beban pada tendon. Beban ini berasal dari gerakan yang dilakukan secara berulang kali. Gerakan bisa terjadi saat sedang berolahraga, bekerja, atau melakukan hobi kesukaan yang dapat menimbulkan stres dan cedera pada tendon. Terlebih jika teknik yang dilakukan tidak tepat. Selain kondisi tersebut, tendinitis juga bisa disebabkan cedera yang terjadi secara tiba-tiba atau kecelakaan.
Jenis pekerjaan atau kegiatan yang memerlukan kegiatan fisik atau dilakukannya gerakan berulang, dalam posisi yang tidak biasa atau dengan tenaga besar, dapat memicu tendinitis. Kegiatan yang melibatkan getaran serta menjangkau area yang tinggi secara terus-menerus juga menjadi faktor risiko lain yang perlu diwaspadai. Misalnya, seperti pada olahraga basket, lari, tening, atau renang.
Faktor usia juga dapat memicu munculnya tendinitis. Pasalnya, seiring bertambahnya usia, tendon juga menjadi lebih fleksibel dan lebih rentan terhadap terjadinya cedera.
Faktor Risiko Tendinitis
Terdapat beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya tendinitis, antara lain:
- Pengidap kondisi tertentu seperti diabetes, obesitas, dan rheumatoid arthritis.
- Penggunaan beberapa antibiotik.
- Usia, fleksibilitas ligamen akan semakin berkurang seiring usia bertambah.
- Olahraga tertentu yang butuh banyak latihan, seperti basket, golf, tenis, atau berenang.
- Kebiasaan merokok.
- Pekerjaan tertentu, khususnya yang melibatkan gerakan berulang kali.
Gejala Tendinitis
Seseorang yang mengalami tendinitis akan merasakan gejala berupa rasa nyeri, terutama ketika menggerakan bagian sendi yang terserang. Dapat pula timbul pembengkakan ringan dan rasa nyeri bila ditekan. Warna kemerahan dan rasa panas juga dapat menyertai. Pada kebanyakan kasus, kondisi ini masih dapat ditangani sendiri.
Jika gejala ini berlanjut dan diikuti kekakuan pada sendi dan tendon, atau mulai mengganggu aktivitas hingga berhari-hari, kamu disarankan untuk segera berkonsultasi kepada dokter.
Diagnosis Tendinitis
Dokter akan mendiagnosis tendinitis lewat wawancara medis seputar gejala yang dialami pasien dan pemeriksaan medis. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti USG, foto Rontgen, atau MRI.
Pengobatan Tendinitis
Penanganan tendinitis dilakukan untuk meredakan peradangan dan mengurangi rasa sakit. Penanganan yang dapat dilakukan di antaranya:
-
Konsumsi Obat-obatan
Obat pereda rasa sakit dan suntikan kortikosteroid adalah sebagian jenis obat-obatan yang dapat direkomendasikan oleh dokter. Selain obat minum, obat pereda rasa sakit dalam bentuk krim mungkin efektif dan memiliki risiko efek samping yang lebih kecil dibandingkan obat minum.
Suntikan kortikosteroid berulang tidak direkomendasikan pada tendinitis kronis yang berlangsung lebih dari tiga bulan karena dapat meningkatkan risiko robeknya tendon akibat mendapatkan terlalu banyak suntikan.
-
Terapi Fisik
Latihan eksentrik merupakan salah satu latihan yang bisa dicoba untuk mengatasi tendinitis kronik. Latihan ini menitikberatkan pada terjadinya kontraksi pada otot dalam keadaan memanjang. Gerakan seperti ini berfungsi merenggangkan dan menguatkan bagian otot tendon yang terkena peradangan atau iritasi
-
Operasi
Tendinitis yang parah dapat menyebabkan robeknya tendon, terutama jika tendon telah terpisah dari tulang. Pengobatan kondisi ini membutuhkan prosedur operasi. Alat yang digunakan disebut dengan focused aspiration of scar tissue (FAST).
Prosedur ini dilakukan dengan pembiusan lokal untuk mengambil jaringan parut pada tendon tanpa memengaruhi jaringan tendon yang sehat. Setelah prosedur FAST, umumnya pasien bisa beraktivitas kembali dengan normal dalam waktu 1-2 bulan. Prosedur ini mulai banyak digunakan dibanding prosedur operasi tradisional (operasi terbuka).
Pada tendinitis ringan, selain dengan penggunaan obat pereda rasa sakit yang bisa didapatkan tanpa resep dokter, beberapa hal dapat membantu mempercepat penyembuhan dan menghambat perburukan.
- Penggunaan es (ice) untuk mengompres bagian yang sakit dapat dilakukan beberapa kali dalam sehari, masing-masing selama 20 menit.
- Istirahat cukup (rest) serta menghindari penggunaan berlebihan tendon yang cedera.
- Tindakan perawatan lain yang bisa dilakukan di rumah adalah mengompres area yang mengalami pembengkakan dengan perban elastis untuk mengurangi bengkak (compression).
- Pada tendinitis yang menyerang area lutut, mengangkat kaki yang sedang cedera melebihi level ketinggian jantung juga bisa mengurangi pembengkakan (elevation).
Akronim RICE (Rest, Ice, Compression, and Elevation) sering digunakan untuk mempermudah pengidap mengingat dan melakukan perawatan ini di rumah.
Namun, perlu diperhatikan juga bahwa tubuh yang terlalu lama beristirahat dan tidak bergerak dapat menyebabkan sendi menjadi kaku. Oleh karena itu, melakukan aktivitas fisik kecil dan ringan secara perlahan-lahan tetap disarankan.
Biasanya setelah 2-3 hari beristirahat, seseorang bisa mulai menggerakkan area yang mengalami cedera. Meski begitu, cobalah tanyakan kepada dokter kapan sebaiknya mulai beraktivitas.
Komplikasi Tendinitis
Tendinitis yang dibiarkan tanpa penanganan bisa menyebabkan masalah baru. Contohnya, meningkatkan risiko putusnya tendon. Selain itu komplikasi lainnya bisa berupa tendinitis (tendon mengalami perubahan degeneratif).
Pencegahan Tendinitis
Pencegahan dan penurunan risiko terjadinya cedera pada tendon, ada baiknya kamu memperhatikan aktivitas dan gerakan tubuh yang dilakukan. Mengurangi tekanan penyebab stres berlebih pada tendon adalah salah satunya. Berhenti dan beristirahatlah jika mulai timbul rasa sakit saat sedang melakukan kegiatan fisik tertentu.
Beberapa gerakan tertentu bisa memberikan beban berat pada area tubuh. Kondisi inilah yang nantinya bisa menimbulkan rasa sakit. Oleh sebab itu, cobalah kombinasikan gerakan fisik berat dengan yang lebih ringan. Contohnya adalah lari, berenang, atau bersepeda.
Mendapatkan bantuan dari seorang profesional untuk mendapatkan informasi teknik gerakan atau peralatan olahraga seperti apa yang cocok bagi kemampuan fisik. Lakukanlah ini sebelum kamu memulai olahraga atau rutinitas yang melibatkan gerakan fisik tertentu.
Melakukan peregangan dan menguatkan otot sebelum melakukan kegiatan fisik dapat membantu otot tendon mengatasi tekanan dari gerakan yang berat dan membantu memaksimalkan gerakan sendi.
Di samping itu, pengaturan area kerja berdasarkan pertimbangan ergonomis dapat menjaga tendon dan persendian dari stres yang berlebihan. Mulailah menata ulang area kerja dengan memilih dan meletakkan kursi, komputer, serta keyboard yang disesuaikan dengan ukuran dan bentuk tubuh atau jenis pekerjaan yang biasa dilakukan di area cedera.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera tanyakan langsung pada dokter ketika kamu mengalami gejala yang terkait dengan tendonitis melalui aplikasi Halodoc. Caranya download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2019. Tendinitis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Diseases and Conditions. Tendinitis.
Diperbarui pada 26 Juli 2022.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan