TBC Tulang Belakang
DAFTAR ISI
- Pengertian TBC Tulang Belakang
- Penyebab TBC Tulang Belakang
- Faktor Risiko TBC Tulang Belakang
- Gejala TBC Tulang Belakang
- Diagnosis TBC Tulang Belakang
- Pengobatan TBC Tulang Belakang
- Komplikasi TBC Tulang Belakang
- Pencegahan TBC Tulang Belakang
Pengertian TBC Tulang Belakang
TBC atau tuberkulosis (TB) tulang belakang banyak juga orang kenal dengan nama penyakit Pott. Adapun, tuberkulosis ini terjadi di luar paru-paru dan menjangkiti tulang belakang. Penyakit ini umumnya menginfeksi tulang belakang pada area toraks (dada belakang) bagian bawah dan vertebra lumbalis (pinggang belakang) atas.
Penyebab TBC Tulang Belakang
Tuberkulosis terjadi akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyebar melalui percikan air liur pengidap tuberkulosis yang bersin atau batuk. Semakin lama atau semakin sering seseorang berinteraksi dengan pengidap TBC maka makin besar pula risiko tertular penyakit ini.
TBC tulang belakang terjadi akibat menyebarnya bakteri tuberkulosis dari paru- paru ke tulang belakang hingga ke keping/sendi yang ada di antara tulang belakang. Kondisi ini menyebabkan matinya jaringan sendi dan memicu kerusakan pada tulang belakang.
Faktor Risiko TBC Tulang Belakang
Beberapa faktor risiko lain yang menyebabkan seseorang terinfeksi TBC tulang belakang, antara lain:
- Faktor sosial ekonomi yang rendah atau buruk turut memengaruhi standar kualitas hidup. Misalnya, orang-orang yang tinggal di area yang kumuh dan padat.
- Tinggal di area yang memiliki tingkat kasus tuberkulosis tinggi atau endemik.
- Orang yang kekurangan nutrisi.
- Orang-orang kelompok lanjut usia.
- Terinfeksi HIV yang mengakibatkan rendahnya sistem kekebalan tubuh.
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh menurun lainnya, misalnya pengidap kanker, penyakit ginjal stadium lanjut, dan diabetes.
- Pecandu minuman keras atau pengguna obat-obatan terlarang.
Orang-orang yang berisiko terkena penyakit tuberkulosis maupun TBC tulang belakang harus mengenali gejala-gejala dengan baik demi membantu memudahkan penentuan diagnosis setelah menjalani tes.
Gejala TBC Tulang Belakang
Seperti halnya tuberkulosis, keberadaan TBC tulang belakang sulit dokter deteksi. Pada umumnya, pengidap mengalami nyeri punggung kronis yang tidak dokter ketahui penyebabnya. Maka dari itu, dokter mengalami kesulitan untuk mendiagnosis. Kondisi semacam ini bisa berlangsung sekitar empat bulan.
Selain gejala umum tuberkulosis, TBC tulang belakang juga memiliki gejala-gejala tambahan yang pengidapnya rasakan, antara lain:
- Serangan atau gejala yang muncul sifatnya bertahap.
- Demam.
- Berkeringat di malam hari.
- Kehilangan berat badan.
- Anoreksia (gangguan makan) yang memicu penurunan berat badan.
- Sakit punggung yang terlokalisir.
- Memiliki posisi tubuh yang tegak dan kaku.
- Tulang belakang yang melengkung keluar menyebabkan punggung menjadi bungkuk (kifosis).
- Pembengkakan pada tulang punggung.
- Muncul benjolan pada pangkal paha yang menyerupai hernia.
- Jika mengenai sistem saraf, kemungkinan ada gangguan saraf yang memengaruhi organ-organ tubuh.
Diagnosis TBC Tulang Belakang
Untuk mendiagnosis tuberkulosis yang terjadi di tulang belakang, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, yaitu:
1. Metode Pencitraan
Gangguan ini dapat diagnosis dengan cara pencitraan atau radiografi. Pertama, CT scan berguna untuk memberikan visual terkait lesi dan abses yang terjadi pada tulang belakang. Setelah itu, MRI berguna untuk menentukan penyebaran penyakit ke jaringan lunak. Hal ini untuk menentukan seberapa parah masalah ini terjadi.
2. Pemeriksaan Sitologi dan Mikrobiologi
Pemeriksaan ini melibatkan cairan dari tubuh jika terdapat gangguan yang menyebabkan TBC pada tulang belakang. Metode diagnosis ini harus mengacu pada manifestasi klinis dan pemeriksaan radiologis jika bakteriologi terbukti negatif.
3. Pemeriksaan PCR
Berbagai bakteri yang menjadi penyebab tuberkulosis dapat kamu pastikan dengan pemeriksaan PCR. Metode ini baiknya kamu lakukan untuk diagnosis awal agar hasilnya akurat. Sensitivitas pemeriksaan ini terhadap bakteri TBC sebesar 61-90 persen.
4. Pemeriksaan Laju Endapan Darah
Pengidap tuberkulosis tulang belakang dapat alami peningkatan laju endapan darah yang berlipat ganda. Masalah pada darah tersebut dapat lebih baik saat bakteri TB bisa kamu kendalikan. Jika terdapat masalah pada laju endapan darah, pemeriksaan tambahan mungkin bisa kamu lakukan untuk memastikannya.
Pengobatan TBC Tulang Belakang
Sedikit berbeda dengan kondisi tuberkulosis, pengobatan TBC tulang belakang berkemungkinan memerlukan tindakan operasi sebagai bentuk perawatan tambahan selain antibiotik yang diberikan untuk mengobati tuberkulosis.
Pengidap TBC tulang belakang juga mungkin disarankan untuk tidak menggerakkan tulang belakangnya hingga suatu periode tertentu. Hal ini dilakukan dengan mengenakan bebat atau alat khusus untuk waktu yang lama.
Selain itu, serangkaian terapi fisik akan disarankan untuk diikuti demi mengurangi nyeri serta melatih kekuatan dan fleksibilitas tulang.
Pada pengobatan TBC tulang belakang, pemberian antibiotik tetap dilakukan hingga periode pengobatan yang telah ditentukan dan harus dihabiskan. Beberapa jenis antibiotik yang umumnya digunakan, antara lain rifampicin dan ethambutol.
Efek samping yang mungkin timbul dari obat-obatan ini, antara lain sakit kuning, demam, ruam, gatal-gatal, menurunnya nafsu makan, dan urine berwarna gelap.
Obat pereda rasa sakit mungkin diresepkan oleh dokter juga. Terapi pengobatan TBC tulang belakang dapat berlangsung hingga lebih dari enam bulan, tergantung kepada tingkat keparahan dan kondisi fisik pengidap.
Walau masa penyembuhan dapat berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, TBC tulang belakang tetap dapat disembuhkan selama segera bisa dideteksi dan ditangani dengan benar.
Tujuan lain dari penanganan cepat ini adalah untuk mengurangi risiko pengidap terkena komplikasi, berupa berbagai jenis kelainan atau cacat pada tulang belakang hingga mengalami kelumpuhan.
Komplikasi TBC Tulang Belakang
Seseorang yang mengidap gangguan tuberkulosis ini dapat mengalami beberapa komplikasi jika tidak mendapatkan pengobatan. Terjadinya kerusakan pada diskus intervertebralis, corpus vertebra, dan penyebaran infeksi di dalam tubuh dapat menimbulkan komplikasi, berupa:
- Kolaps vertebra yang mengakibatkan kyphosis.
- Kompresi pada sumsum tulang belakang.
- Paraplegia atau tetraplegia dapat terjadi akibat kompresi sumsum tulang belakang.
- Pembentukan abses dingin ketika infeksi menyebar ke ligamen yang berdekatan.
- Abses dingin yang terjadi di tulang belakang leher dapat menyebabkan penyebaran infeksi, sehingga membentuk abses retrofaring.
- Infeksi dapat menyebar ke mediastinum atau trakea ketika abses berkembang di tulang belakang toraks.
- Infeksi dapat menyebar ke bawah selubung otot psoas ke trigonum femoralis untuk membentuk sinus.
Pencegahan TBC Tulang Belakang
Sama dengan langkah pengobatan penyakit tuberkulosis, vaksinasi merupakan tindakan pencegahan TBC tulang belakang yang utama. Vaksin yang kamu terima adalah vaksin Bacillus Calmette-Guerrin atau BCG. Vaksin ini wajib orang tua berikan sebelum bayi berusia tiga bulan.
Anak-anak, remaja, serta orang dewasa yang belum menerima vaksin BCG juga dokter anjurkan untuk menerima vaksin ini secepatnya walau berpengaruh kepada penurunan tingkat efektivitas.
Berikut ini pencegahan TBC tulang belakang lain yang tidak kalah penting, yaitu:
- Tutupi mulut atau kenakan masker ketika berada di tempat umum ketika bersin, batuk, atau tertawa.
- Bagi non pengidap, kenakan masker jika berinteraksi dengan pengidap TBC. Hindari pula terlalu sering berinteraksi dengan para pengidap.
- Mulailah kebiasaan mencuci tangan secara teratur.
- Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik demi melancarkan pergantian udara di dalam rumah.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu mengalami beberapa gejala terkait gangguan ini, ada baiknya segera melakukan pemeriksaan. Semakin cepat masalah ini terdeteksi, semakin baik pengobatan yang bisa kamu lakukan.
Kamu juga bisa tanya dokter di Halodoc untuk mengetahui informasi lebih lanjut. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, segala kemudahan dalam akses kesehatan bisa kamu dapatkan hanya dengan penggunaan smartphone!